"L-ah gwaenchana?" tanya Eunji menyadarkan lamunan Myungsoo.

"Aaah ne Eunji-ah. Aku...tak mungkin menyukai dongsaengku sendiri kan" ucap Myungsoo mengelak sambil tertawa menanggapi ucapan Eunji sambil terus berjalan.

Dan disaat itulah di kejauhan Jiyeon melihat mereka berdua seolah bersenda gurau bersama.

Flashback Off


Myungsoo tersenyum lembut, 'Aku sangat menyayangimu Jiyeonnie, bukan sebagai yedongsaeng melainkan yeoja yang kucintai. Karena itulah aku tak ingin kau dekat dengan namja lain dan aku baru menyadari perasaanku. Mianhae Jiyeonnie-ah' ucap Myungsoo dalam hati.

"Mianhae...oppa tak akan menghalangimu lagi. Jika kau memang menyukai Minho, oppa akan mendukungmu" ucap Myungsoo akhirnya meskipun dengan berat hati ia mengatakannya, namun demi kebahagiaan yeoja yang disayanginya ia merelakan perasaannya ini hanya sebagai seorang oppa kepada dongsaengnya.

"Akh....aniyo...bukan begitu maksudku oppa..."

"Es krimnya sudah mulai mencair, cepat kau habiskan dan kita segera pulang. Eomma pasti sudah menunggu kita" ucap Myungsoo memotong kata-kata Jiyeon. Sungguh saat ini dia tak ingin mendengar hal yang lebih menyakitkan lagi setelah ia merelakan Jiyeon dekat dengan Minho.

"Ne oppa" sahut Jiyeon menuruti perintah Myungsoo. Setelah mendengar Myungsoo memberikan dukungannya untuk mendekati Minho yang selama ini ia sukai, entah mengapa Jiyeon bukannya senang malah terlihat sedih.



Myungsoo POV

Setelah menghabiskan es krim yang kami pesan, kami kembali melanjutkan perjalanan menuju rumah. Tak begitu banyak kata yang kuucapkan sepanjang perjalanan menuju rumah. Sejak kuputuskan untuk mendukung Jiyeon bersama Minho, aku merasa hatiku benar-benar hampa dan sakit. Namun, demi kebahagiaan Jiyeon aku rela merasakan perasaan ini. Demi appa dan juga eomma, aku harus tetap menganggap Jiyeon sebagai dongsaengku. Aku yakin aku akan sanggup menjalaninya.

"Oppa, apa kau marah padaku?" tanya Jiyeon.

"Aniyo. Wae?" jawabku.

"Sejak tadi oppa diam saja jadi kupikir aku sudah membuat kesalahan dan membuat oppa marah padaku" ujar Jiyeon.

"Oppa tidak marah Jiyeonnie-ah. Oppa hanya merasa sedikit lelah karena tadi siang mendapat hukuman dari Lee sonsaengnim. Kau tau bukan jika oppa lelah, oppa pasti tidak mood melakukan apapun" bohongku agar Jiyeon tak khawatir.

"Omo...mianhae oppa aku tak tahu kalau kau benar-benar lelah dan malah mengajakmu membeli es krim. Kalau begitu sesampainya di rumah aku akan memijatmu oppa" ucap jiyeon merasa bersalah padaku.

"Tak perlu Jiyeonnie-ah, oppa hanya butuh istirahat" ucapku menolak niat Jiyeon.

'Mianhae Jiyeonnie-ah, aku hanya ingin sendiri dan menenangkan pikiranku. Aku butuh waktu untuk menata ulang hatiku agar aku siap melihatmu dengan Minho dan memposisikan diriku sebagai oppa yang baik untukmu' ucapku dalam hati.

Myungsoo POV End



Jiyeon POV

Aku tak tahu mengapa aku merasa begitu sedih saat L-oppa mengijinkanku bahkan mendukungku dekat dengan Minho oppa. Mungkin karena Minho oppa adalah sahabatnya sehingga dia mengijinkanku bersama dengannya. Seharusnya aku bahagia, bukan? Seharusnya aku senang akhirnya oppa mengijinkanku dekat dengan namja yang selama ini kusukai, tapi kenapa justru perasaan ini berbalik?.

Lost of Memory (End)Where stories live. Discover now