"Apa itu artinya kau menyukainya?" tanya Myungsoo lagi.
"Aku....."
"Pesanan sudah datang. Selamat menikmati ne" ucap Boram memotong kata-kata Jiyeon seraya meletakkan dua es krim pesanan mereka.
"Gomawo" ucap keduanya bersamaan.
"Cheonmayo" balas Boram seraya meninggalkan mereka berdua.
Lagi-lagi suasana hening. Baik Jiyeon maupun Myungsoo tak ada yang bersuara dan tengah menikmati es krim kesukaan mereka. Meski belum mendengar jawaban Jiyeon, namun sudah bisa dipastikan yeoja yang ada dihadapannya kini pastilah menyukai Minho, sahabatnya. Myungsoo hanya bisa menahan kekecewaan dan kesedihannya yang ia sendiri tak yakin mengapa ia begitu kecewa dan sedih melihat yeodongsaengnya dekat dengan sahabatnya. Seharusnya ia senang dan bahagia karena setidaknya Jiyeon dekat dengan Minho yang ia yakin namja itu cukup baik untuk yeodongsaengnya daripada namja-namja lain yang mendekati Jiyeon selama ini.
"Oppa, boleh aku menanyakan sesuatu?" tanya Jiyeon.
"Ne?"
"Apa oppa menyukai seorang yeoja?" tanya Jiyeon hati-hati.
"Ne? wae kau tiba-tiba menanyakan itu?" giliran Myungsoo yang bertanya.
"Aku hanya ingin tahu saja, oppa. Bukankah oppa cukup populer di sekolah, apa tak ada yeoja yang menarik perhatianmu, oppa" ucap Jiyeon.
Myungsoo tampak berpikir sejenak kemudian mengangguk, "Ne, sepertinya memang ada" ucap Myungsoo sambil menyendok es krim miliknya.
Tak tahu mengapa perasaan Jiyeon menjadi sangat tidak enak. Ia merasa sedikit nyeri di dadanya.
"Nugu?"
"Sebenarnya apa yang kau rencanakan, eoh? Tak biasanya kau menanyakan masalah pribadiku. Kukira kau tak pernah peduli pada oppamu ini" cibir Myungsoo sambil mengarahkan sendoknya ke arah Jiyeon dengan tatapan menyelidik, membuat Jiyeon sedikit gugup.
"Bagaimanapun juga kau kan oppaku, tentu saja aku peduli" ucap Jiyeon menutupi kegugupannya.
Mendengar ucapan Jiyeon, terlebih pada penekanan 'oppaku', mau tak mau membuat Myungsoo tersenyum getir. Ia tak tahu mengapa ia jadi merasa begitu sedih mendengar kata-kata itu. Memang tak ada yang salah. Bukankah selama ini ia menganggap Jiyeon adalah yeodongsaengnya yang sangat ia sayangi tapi mendengar yeoja itu menganggapnya sebagai oppanya, harusnya ia merasa senang tapi kenapa ia jadi merasa sedih begini.
"Ne, karena aku ini oppamu, jadi cepat katakan apa yang kau rencanakan, huh?" tanya Myungsoo.
"Aku...aku hanya....aisshh..ini semua karena ulahmu oppa" ucap Jiyeon terlihat kesal.
"Mwo?! Ulahku? Memangnya apa yang kulakukan dan apa yang kau maksud?" tanya Myungsoo tak mengerti.
"Karena kau, tak ada namja yang berani mendekatiku. Mereka semua takut padamu, oppa. Jika terus seperti ini maka aku selamanya tak akan memiliki namjachingu. Apa kau mau melihatku hidup seorang diri sampai tua nanti" ucap Jiyeon mengeluarkan uneg-unegnya(?).
"Apa aku saja tak cukup untukmu" ucap Myungsoo seraya menatap Jiyeon serius Myungsoo sendiri cukup terkejut dengan kata-kata yang tiba-tiba keluar begitu saja dari mulutnya.
"Mwo?!"
"Mmm...maksudku...apa kau sebegitu inginnya memiliki namjachingu, eoh?" tanya Myungsoo bermaksud mengalihkan.
"An...aniyo...bukan begitu oppa. Aku hanya ingin tau kenapa kau melakukan itu. Kenapa kau mengerjai mereka yang ingin mendekatiku, oppa?" ucap Jiyeon.
Myungsoo terdiam. Bukannya tak ingin menjawab pertanyaan Jiyeon melainkan ia sendiri bingung menemukan alasan yang tepat.
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 7
Start from the beginning
