Lost of Memory 5

Depuis le début
                                        

"Sepertinya kau benar-benar kesal padaku" ucapnya memecah keheningan diantara kami.

"Tanpa aku menjawabnya kurasa oppa sudah tau jawabannya" ucapku kali ini tak ada nada ketus seperti tadi, aku bahkan mempersilahkan dia untuk masuk ke kamarku.

Aku duduk ditepi tempat tidurku, sedangkan L-oppa memilih duduk di kursi meja belajarku.

"Jadi?" tanyaku mengenai alasan dia mendiamkanku dan membuatku kesal.

"Aku hanya sedang dalam kondisi yang kurang baik. Seseorang membuat moodku mendadak berubah" jawabnya.

"Mwo?! Nugu?" tanyaku namun dia hanya mengendikkan bahunya menjawab pertanyaanku.

"Apakah karena seorang yeoja?" tanyaku penasaran.

Lagi-lagi L-oppa tak menjawabku hanya saja kali ini dia menganggukkan kepalanya.

"Apa yeoja itu dekat dengan namja lain sehingga oppa merasa kesal?" tanyaku menebak-nebak. Aku memang gampang penasaran dan aku tak akan berhenti sebelum mendapatkan jawaban.

"Bagaimana kau bisa tahu?" tanya L-oppa dengan tatapan heran.

"Jadi oppa kesal karena melihat Eunji eonnie bersama namja lain, eoh" tebakku karena aku memang sempat melihat Eunji eonnie yang sedang bercakap-cakap dengan seorang namja saat di lapangan basket tadi.

"MWOOO?!" kagetnya.

"Eunji eonnie memang cantik dan juga sangat ceria. Kulihat dia juga yeoja yang sangat menyenangkan" ucapku tentang Eunji eonnie, teman sekelas L-oppa.

"Jiyeonnie...."

"Kulihat-lihat oppa sangat cocok dengannya. Kurasa kalian adalah pasangan yang serasi jika bersama" ucapku menyela L-oppa yang hendak mengatakan sesuatu padaku.

"Aish...sudahlah aku tak mau membahasnya lagi" ucap L-oppa kesal, tiba-tiba ia beranjak dari duduknya kemudian keluar dari kamarku.

"Aigooo...apa dia sedang PMS? Cepat sekali moodnya berubah" gumamku menatap pintu kamrku yang terbuka lebar setelah L-oppa keluar dari kamarku.

Jiyeon POV End

Keesokan harinya, Myungsoo dan Jiyeon sudah kembali seperti biasa. Hyun Joong dan Yoo Jin hanya bisa tersenyum melihat keakraban anak-anak mereka. Sepanjang perjalanan menuju sekolah, Jiyeon terus saja mengorek keterangan dari Myungsoo mengenai Eunji hingga Myungsoo sedikit kesal.

"Oppa, bagaimana menurutnmu tentang Eunji eonnie?" tanya Jiyeon.

"Baik" jawab Myungsoo sekenanya.

"Bisakah lebih spesifik lagi oppa? Baik itu kan relatif oppa" ucap Jiyeon.

"Sebenarnya kau ingin aku mengatakan apa?" tanya Myungsoo balik.

"Aissshh...oppa, aku yang bertanya padamu, kenapa jadi kau yang balik bertanya padaku" protes Jiyeon.

"Ommooo...yeoja ini jeongmal" gumam Myungsoo pelan.

"Oppa...yaaa!! Oppa jawab pertanyaanku" seru Jiyeon mengguncang tubuh Myungsoo hingga hampir saja namja itu kehilangan keseimbangan.

"Yaakk kau ini bisa tenang sedikit tidak. Kita bisa jatuh tadi" omel Myungsoo.

"Kalau begitu cepat jawab pertanyaanku" paksa Jiyeon agar Myungsoo menjawab pertanyaannya.

"Kita sudah sampai. Sana pergilah ke kelasmu" ujar Myungsoo ketika mereka sudah sampai di depan gerbang sekolah seolah-olah ia mengusir dongsaengnya itu agar segera pergi.

"YAAA!!! Oppa kau ingin mengalihkan pembicaraan, eoh" protes Jiyeon.

"L-ah, Jiyeon-ah...Annyeong" sapa seseorang yang tiba-tiba muncul ditengah-tengah dua bersaudara ini.

"Annyeong Minho oppa" sahut Jiyeon memasang wajah manisnya di depan orang yang menyapa mereka tadi. Sungguh sikap yang sangat berbeda saat bersama Myungsoo beberapa menit yang lalu.

"Annyeong" sahut Myungsoo singkat.

"Kalian sedang membicarakan apa?" tanya Minho.

"A-aniyo...bukan apa-apa" jawab Jiyeon sedangkan Myungsoo hanya diam.

"Tapi tadi sepertinya kalian serius sekali" ujar Minho dengan senyumnya yang penuh kharisma.

"A-aku hanya...bertanya tentang tugas matematika, oppa" ucap Jiyeon berbohong.

"Ne, sudah berulang kali aku mengajarinya tapi sepertinya ia sama sekali tak mengerti. Membuatku pusing saja" sahut Myungsoo berharap hal itu mengubah pandangan Minho terhadap dongsaengnya. Jiyeon melotot tajam ke arah Myungsoo dengan tatapan mata yang menyiratkan sesuatu, 'Nappeun!!! Awas saja kau...!!'

"Jadi, kau tak bisa matematika?" tanya Minho.

Jiyeon tersenyum kemudian mengangguk dengan sangat terpaksa.

"Bagaimana kalau aku mengajarimu, tentu saja jika kau tak keberatan" tawar Minho serasa angin sejuk yang tiba-tiba menerpa wajah Jiyeon.

"Jinjja?!"

Minho mengangguk meyakinkan bahwa yeoja cantik itu tak salah dengar.

"Tentu saja aku tak keberatan oppa. Gomawo" ucap Jiyeon dengan mimik wajah bahagia, namun berbeda dengan yang ditunjukkan Myungsoo, namja itu terlihat sedikit kesal.


To be continue...

Lost of Memory (End)Où les histoires vivent. Découvrez maintenant