"Yeeaayyyy....sudah lama aku tak ke pantai dan membuat istana pasir" seru Myungsoo girang sehingga mengundang tawa Yoo Jin dan juga Hyun Joong. Sedangkan Jiyeon tersenyum kecil sambil memperhatikan jalanan dari balik jendela mobil.
Tak lama kemudian, mereka telah sampai di pantai. Myungsoo segera berlari menuju pantai meninggalkan Hyun Joong, Yoo Jin dan juga Jiyeon di belakangnya.
"L-ah HATI-HATI" teriak Yoo Jin mengingatkan putranya.
Hyun Joong, Yoo Jin dan juga Jiyeon berjalan pelan menuju pantai menyusul Myungsoo yang terlihat senang bermain ombak di bibir pantai.
"APPA..EOMMA...JIYEONNIE...PPALIWA" teriak Myungsoo memanggil mereka.
"Chagi, kau kesanalah dulu dengan Oppa mu ne" ucap Yoo Jin meminta Jiyeon segera menyusul Myungsoo.
"Ne"
Jiyeon segera berlari menuju Myungsoo yang tengah bermain ombak. Myungsoo yang melihat Jiyeon mendekat padanya langsung berlari menuju yeoja kecil itu dan menarik tangannya untuk mengikutinya bermain ombak di bibir pantai.
"Hahaha....menyenangkan bukan Jiyeonnie" ucap Myungsoo pada Jiyeon.
"Ne Oppa" sahut Jiyeon yang juga terlihat menikmati bermain ombak bersama Myungsoo.
Hyun Joong serta Yoo Jin hanya tersenyum melihat tingkah putra-putri mereka yang terlihat senang bermain.
"Yeobo-ah, gomawo" ucap Yoo Jin.
"Untuk apa?" tanya Hyun Joong.
"Karena kau telah memberikanku putra dan juga putri semanis mereka. Kau juga selalu setia menjagaku disaat aku terpuruk sejak kepergian Tae Hee, putri kita" ujar Yoo Jin.
"Chagi-ah, bukankah kita adalah suami istri yang disatukan oleh Tuhan dan dihadapan Tuhan kita telah berjanji untuk sehidup semati dan selalu bersama dalam suka dan duka" ucap Hyun Joong.
"Saranghae yeobo" ucap Yoo Jin memeluk tubuh Hyun Joong, suaminya.
"Nado saranghae" balas Hyun Joong seraya mencium kening Yoo Jin.
Myungsoo membuat istana pasir dibantu Jiyeon, keduanya terlihat begitu akur.
"Jiyeonnie, apa yang sedang kau lakukan?" tanya Myungsoo saat melihat Jiyeon menyusun batu-batu kecil hingga membentuk seperti gunung.
"Aku ingin membuat permohonan" jawab Jiyeon.
"Mwo? Lalu kenapa kau menyusun batu-batu itu?" tanya Myungsoo lagi tak puas dengan jawaban Jiyeon.
"Ahjumma pernah mengatakan padaku, Tuhan akan mengabulkan permohonan kita jika kita bersungguh-sungguh berusaha dan terus berjuang dari yang paling dasar. Impian sama seperti sebuah gunung, jika kita ingin mencapai puncak atau impian tersebut maka kita harus mulai mendakinya dari bawah." sahut Jiyeon sambil terus menyusun batu-batu tersebut.
"Kalau begitu, boleh aku ikut membuat permohonan?" tanya Myungsoo.
"Tentu saja boleh" jawab Jiyeon tersenyum pada Myungsoo.
Setelah itu Myungsoo ikut membuat tumpukan batu di samping Jiyeon. Begitu susunan batu tersebut selesai, mereka berdua segera membuat permohonan.
"Tuhan, terima kasih karena Kau telah memberikanku keluarga yang sungguh baik. Aku harap kebahagiaan ini bukan hanya mimpi" mohon Jiyeon dalam hati dengan mata tertutup dan kedua tangannya disatukan di depan wajahnya.
"Tuhan terima kasih telah membuat Eomma ku tersenyum kembali. Semoga hal baik ini akan terus berlanjut dengan adanya Jiyeon yang menjadi bagian keluarga kami" mohon Myungsoo menirukan Jiyeon.
"Apa yang kau minta pada Tuhan?" tanya Myungsoo.
"Mwo? Tentu saja itu rahasiaku dengan Tuhan. Kalau aku beritahukan padamu nanti Tuhan tak akan mengabulkan doaku" ucap Jiyeon.
"Aish..kau ini pelit sekali" gerutu Myungsoo membuat Jiyeon tertawa.
"Lalu, kau sendiri apa yang kau minta?" tanya Jiyeon.
"Kau tak mau memberitahukan permintaanmu padaku, tentu saja aku tak mau mengatakannya padamu" balas Myungsoo.
"Aish...ternyata selain menyebalkan kau juga seorang peniru" sahut Jiyeon mencibir Myungsoo.
"Yaaa...apa yang kau katakan. Beraninya kau mengolok Oppamu sendiri" seru Myungsoo pura-pura marah kemudian melempari Jiyeon dengan pasir.
"Yaa...kenapa kau melempariku dengan pasir" protes Jiyeon, "Rasakan pembalasanku" seru Jiyeon membalas Myungsoo melempari namja itu dengan pasir juga. Alhasil, mereka pun saling berkejaran setelah itu.
"L-ah, Jiyeonnie-ah, kajja sudah waktunya untuk pulang" ajak Hyun Joong pada kedua anaknya.
Mereka berempat pun segera meninggalkan pantai, lagi-lagi saat mereka perjalanan pulang, mobil mereka berpapasan dengan beberapa mobil mewah yang sempat mereka temui di panti. Jiyeon memperhatikan mobil-mobil tersebut dari kaca mobil yang terlihat gelap dari luar.
Di lain pihak, di salah satu mobil yang dilihat oleh Jiyeon tadi, seorang yeoja paruh baya nampak begitu sedih dan disampingnya ada seorang namja yang senantiasa menenangkannya. Yeoja dan namja itu tampak memakai pakaian serba hitam layaknya orang yang baru saja berduka cita.
"Jiyeonnie-ah, L-ah, kalian berdua istirahatlah. Eomma akan bangunkan kalian jika kita sudah sampai di rumah" ujar Yoo Jin.
Myungsoo dan Jiyeon menuruti perintah Eomma mereka. Tak lama kemudian mereka berdua sudah terlelap menuju alam mimpi.
"Yeobo, lihatlah mereka tampak seperti malaikat saat sedang tertidur" ucap Yoo Jin memperhatikan putra dan putri mereka. Hyun Joong hanya tersenyum menanggapi ucapan istrinya.
To be Continue
YOU ARE READING
Lost of Memory (End)
FanfictionLove is my world as if my world collapses when you lost memory of our
Lost of Memory 3
Start from the beginning
