"Kalian aja, gue cuman mau nitipin Aini"
"Ohh, sini Yon"
Tio bangkit dari duduknya dan mengambil Aini yang masih di gendong Leon. "Hari ini gue ada ulangan jadi mungkin pulangnya cepet tapi gue ada urusan sebentar dulu di luar"
"Gak apa-apa Yon, Aini itu gak akan rewel kalau sama gue" ucap Tio bangga.
"Gue titip dia sama Lo"
"Siap bos"
Leon beranjak pergi setelah mendengar ucapan Tio, ia mengendarai motornya dengan kecepatan diatas rata-rata sekarang. Jika kalian bertanya-tanya darimana Leon mendapatkan uang untuk menghidupi Aini selama ini maka jawabannya adalah perusahaan opanya, sebelum meninggal Opa Leon telah mewariskan seluruh kekayaannya kepada Leon, dan karena Leon masih sekolah sekarang jadi perusahaannya masih di jalankan oleh orang kepercayaan opanya. Leon baru bisa menjalankan perusahaan jika ia sudah mendapatkan gelar sarjananya, itu sudah keputusan opanya yang tertulis langsung di surat wasiat tetapi di samping itu uang akan terus mengalir ke rekening Leon walaupun ia belum menjalankan perusahaan.
Dan tentang papa Leon, sebenarnya Abraham itu adalah sosok yang memang sudah mandiri sejak usianya yang masih muda. Ia mempunyai perusahaannya sendiri dan perusahaan yang didirikannya itu berhasil berkembang dengan pesat sehingga mampu menyaingi perusahaan papanya. Sungguh keluarga Kendrick adalah pebisnis yang sangat handal dan berkompeten.
Leon memarkirkan motornya di samping motor-motor teman-temannya, teman-teman Leon juga masih ada di atas motor mereka masing-masing.
"Asli gue seneng banget hari ini bakal pulang cepet!" Ucap Deo dengan semangat yang menggebu-gebu.
"Pulang cepat aja semangat Lo, udah belajar belom?''
"Apa itu belajar?" Tanya Deo dengan wajah songongnya, ingin rasanya Janu meremas wajah tengil cowok itu tetapi ia menahan dirinya.
"Lo harusnya contoh tuh si Ivan, liat dia belajar mulu dari tadi" ucap Janu sambil menunjuk Ivan, Ivan yang sedang membaca buku langsung mengarahkan perhatiannya pada Janu yang tadi menunjuknya.
"Idihh, jangan GR lu Van, dan denger ya Nu, gue itu gak mau ngecontoh Ivan. Dia itu metode belajarnya 1×10 satu hari 10 mata pelajaran yang dia pelajarin ya mana masuk tuh materi? Yang ada masuk lewat mulut keluar lewat kentut" ucap Deo menyindir Ivan, Ivan memang seperti itu, di saat ulangan dia akan mempelajari semua materinya di dalam satu waktu jadi bukannya materinya masuk ke otaknya malah materinya terbuang sia-sia karena tidak ada yang masuk.
"Lo kalau nyindir terang-terangan banget De" ucap Ivan sambil menutup bukunya.
"Yon bukannya besok jadwal Aini imunisasi ya?" Tanya Ivan kepada Leon yang sedang asyik memainkan ponselnya.
Seketika semua pandangan menuju ke arah Leon, Leon pun memutuskan pandangannya dari ponselnya dan ikut menatap teman-temannya.
"Iya"
"Lo harus siap-siap Yon"
"Kalian harus nemenin gue"
"Gue udah nanya-nanya mba yang kerja di rumah gue katanya kalau abis imunisasi anaknya langsung di mandiin supaya gak sakit" ucap Deo, ia memang mencari tahu hal itu sebab Aini selalu saja sakit jika selesai di imunisasi.
Kata dokter itu adalah hal yang wajar bagi bayi yang selesai di imunisasi tetapi jika Aini sakit Leon akan sangat kewalahan karena anak itu akan menangis semalaman.
"Gue bakal nginep di apartemen Lo" ucap Galen, dia memang selalu menginap di apart Leon jika Aini selesai di imunisasi. Galen akan bertugas menggendong Aini jika Leon sudah kelelahan.
"Gue bakal tanya dokternya supaya Aini gak sakit lagi kalau selesai di imunisasi"
Semua teman-teman Leon mengangguk mendengar ucapan Leon.
"Ehh pulang sekolah ke kantin Bu Vina yuk! nyebat" saran Janu dengan semangat.
"Satujuuuu!" Seru Deo sudah pasti.
"Gue gak bisa"
"Gue juga"
Deo, Janu dan Galen menatap Leon dan Ivan yang tadi bersuara. Dua orang itu kompak tidak ikut ngumpul bersama teman-teman mereka, padahal kesempatan ini sangat berharga bagi mereka, pasalnya kantin Bu Vina itu sangat di gemari para siswa laki-laki SMA Pancasila karena selain tempatnya yang strategis untuk merokok yang punya kantin itu juga sangat cantik dan bisa dibilang cukup seksi.
"Kenapa Lo berdua? Kok bisa-bisanya Lo berdua melewatkan kesempatan berharga ini" ucap Deo dramatis.
"Gue harus langsung pulang, ada acara keluarga" ucap Ivan bersuara lebih dulu.
"Gue harus nganterin kak Siren lihat-lihat kampus" ucap Leon yang membuat teman-temannya menatapnya tidak percaya.
"Lo udah pacaran sama kak Siren?!" Tanya Ivan refleks disertai tatapan penasaran yang lainnya, bahkan Galen ikut menatap Leon penasaran.
"Belum, tapi dia udah setuju gue yang anterin buat lihat-lihat kampus yang bagus"
Siren memang akhir-akhir ini sedikit membuka hati untuk Leon, sepertinya gadis cantik itu sedikit luluh dengan perjuangan Leon selama ini.
"Baguslah Yon, itu udah kemajuan yang sangat baik brother"
"Hmm"
"Udah mau bel" ucap Galen setelah itu beranjak dari motornya dan masuk ke dalam sekolah disusul yang lainnya.
Jangan lupa Vote Teuv 💎
Follow :
elfiraviiii_
VOUS LISEZ
Daimmer
Roman pour AdolescentsLeon Jonathan Kendrick, Seorang pemimpin geng motor bernama Draks, dia adalah pemimpin dan di segani oleh anak-anak di tempatnya bersekolah bukan hanya anak-anak sekolah tetapi juga anak-anak jalanan, ayah Leon yang seorang pebisnis membuatnya menja...
Part 13
Depuis le début
