Tomorrow Forget Me Not #27

39 4 0
                                    

Clark dan Andai, someday in 2043

"Clark, Sayang, kita nonton cakram Blu-ray, yuk? Dah lama deh kita gak nonton bareng, Say." Sengaja Andai bersiasat, dalam rangka menguji memori sang suami, sesuai pedoman yang diconteknya dari suatu buku.

"Tumben kamu yang pikun kali ini, Beib. Bukannya baru seminggu lalu kita nonton bareng?" Seringai Clark nampak kurang simetri, sebabnya ia mengolok-olok sang istri yang biasanya cemerlang kemampuan mengingatnya.

"Lho, kamu yang pelupa, Say. Minggu lalu kita nonton dari cakram DVD koleksi lama. Nah kan, lain dong sama yang ini. Sekarang kita nontonnya koleksi baru rasa lama. Yuk." Andai menggamit suaminya tak sabar. "Kamu pasti suka, Clark. 007 lho, James Bond, Tomorrow Never Dies judulnya."

"Apa? Tomorrow Never Dies? Pierce Brosnan? Tahun 1997, bukan?" Sontak, Clark sibuk berhitung di luar kepala. Sejak tahun 1997 sampai 2043 itu sudah berlalu berapa dasawarsa?

"Gak salah, Say. Tapi ini diformat ulang filmnya. Eh, maksudnya di re-mastered, begitu. Jadi dikemas di Blu-ray sekarang, gambarnya keren banget, lho. Let's go!" Andai yang kegemarannya awet, seorang pecinta film abadi, tak pernah bosan-bosannya bila membahas soal film, terutama film-film lawas yang menurutnya tak membuat jemu walaupun ditonton berulang kali.

"Eh, Beib, menurutmu kenapa cakram Blu-ray dinamakan blu, itu ada hubungannya gak sama warna biru?" Clark bertanya seraya mengunyah popcorn yang dibuatnya sendiri.

"Ada, Clark. Blu itu memang maknanya biru, ray itu kan sinar. Karena cakram jenis ini termasuk video definisi tinggi, dan digunakan laser biru-ungu untuk membaca dan menulisi cakram ini. Lihat, gambarnya bening sekali, kan?"

Ruang kedap suara yang dinamakan Bioskop Ojo Lali Yo ini, memfasilitasi Clark Sasmoko sekeluarga untuk menonton film-film anyar maupun lawas, berbekal seperangkat home theatre teknologi tinggi, pesawat televisi pintar berlayar sangat raksasa, kursi malas dan sofa-sofa empuk yang dirancang memanjakan bak tengah menonton bioskop super luks di gedung-gedung mewah. Plus, kecil tetapi penting, tersedia peranti pengolah jagung berondong rumahan dan penyeduh teh otomatis sebagai teman menonton paling nikmat dan seru.

"Tiara paling suka ruangan ini. Makanya dia namai Ojo Lali Yo. Forget me not gitu. Mungkin terlalu gemas, namanya bahasa anak-anak ya emang gitu. Spontan, lucu-lucu bikin geli ya, Clark. Hahahaha."

"He-eh. Si Esok paling sayang sama Tiara. Kemana pun pergi, yang dipikirin cuma adiknya itu. Anak itu emang baik banget, gak egois dan bisa ngemong sama adiknya. Kamu mendidik dia dengan baik, Beib." Clark ringan mengecup pipi istrinya.

"Kamu juga mendidik dengan baik, Say. Kedua anak kita manis-manis tabiatnya. Kayak beberapa waktu lalu, aku ajak Esok ke toko suvenir. Eh, dia malah cuma beli satu barang, bukan buat dirinya sendiri lho, tapi buat Tiara. Jepit rambut bentuk mahkota, yang ada taburan kristal Swarovski. Katanya mahkota itu kan sama dengan tiara, jadi Esok keinget sama adiknya. Lucunya lagi ..."

"Lucunya, Tiara malah mau ngalah sama kakaknya. Dia bilang nih jepitan rambutnya buat Kak Esok aja deh. Kayaknya Kakak lebih perlu pake jepitan ini." Clark terpingkal menyudahi ucapannya, teringat lucunya Tiara yang tak sengaja menyindir Esok yang rambutnya tak beraturan dan "gimbal" awut-awutan.

Teropong kecil yang digenggam Andai berguncang karena gelak tawanya. Meskipun layar "bioskop" mereka amat lebar, Andai tetap perlu memakai alat bantu penglihatan, agar lebih maksimal menonton tayangan film. Sebagai penggila film, Andai takkan tega melewatkan detail sekecil apa pun dalam adegan yang menegangkan.

Sekonyong Andai menekan tombol PAUSE, menghentikan adegan tepat ketika James Bond berupaya merayu Paris Carver, mantan pacar yang kemudian menikahi musuh yang diincar oleh Bond. Lekat-lekat ia meneliti wajah sang suami. "Clark, kamu ingat semua, Say? Kejadian semingguan lalu itu, kamu masih ingat detailnya? Terus hari ini hari dan tanggal berapa?"

Tomorrow Forget Me NotWhere stories live. Discover now