Today, Now or Never #21

13 5 0
                                    

Clark dan Tembe, today in 2025

"Ben! Ben! Ben!" Lengkingan suara Clark menggema putus-putus. Lantas ia memekik lantang sebelum terhenyak diam, "Ben!!!"

Seseorang menatap Clark lekat-lekat. Bukan Ben Sasmoko, sayangnya. Sudut pandang Clark tak fokus, sebelum akhirnya menangkap paras Tembe Mburi yang semringah. Wajah bundar si lelaki nampak cembung dari jarak dekat. Namun, sesuatu yang membuat Clark terbius adalah wewangian mint yang menyegarkan. Sudah sangat lama, keharuman itu ajek, atau tepatnya, mujarab memupus luka di kalbunya.

Persisnya tujuh belas tahun yang silam, semenjak Ava menutup mata selamanya, aromaterapi mint setia melipur mimpi buruk Clark tiap-tiap malamnya. Hati suram Clark jauh membaik setelah membaui mint yang menyegarkan. Andai mencandainya, bau bawang putih juga sesegar daun mint. Clark protes dengan memasang air muka yang jijik. Maka, sang istri meledek, "seperti keturunan vampir atau drakula saja kamu, Clark. Bisa-bisanya antipati sama bawang putih. Hahahaha."

Jebakan Andai akhirnya mengena pada Clark. Dengan pandai, Andai sang istri memasukkan bawang putih dalam olahan kimchi sawi lobak yang merupakan andalan istri Clark di dapurnya. Clark memuji-muji cita rasa kimchi yang menggugah selera bersantapnya.

"Rahasianya ada di bawang putih, Clark. So, coz you like it, welcome to the club, my man."

"Welcome back. Selamat datang kembali, Bung. Anda sudah menemukannya, bukan?" Si pria mendekatkan botol kecil beraroma menyenangkan pada hidung Clark. Alhasil, luluhlah lamunan Clark soal bawang putih, mint, dan keharuman Andai, istri terkasihnya.

Clark mengusap dahinya, memastikan dirinya bukan arwah yang transparan. "Apa itu, Pak?" Pertanyaannya terkesan linglung dan tak sinkron.

"Apa? Masak Anda belum menemukannya? Jawaban untuk pertanyaan hati Anda, kenapa dunia tak adil dan kurang mengasihi Anda? Apakah Anda tidak menyimak perjalanan tadi?" Bingung meliputi Tembe, mimiknya yang melipat dahi nampak sedikit kocak.

"Bukan, maksud saya botol yang beraroma mint itu apa fungsinya? Isinya minyak esensial daun mint, Pak?" Clark menyahut cepat-cepat.

"Oh, botol ini?" Tembe menunjuk botol dalam cengkaman tangannya. "Ini isinya peppermint dan apple mint. Menthol-nya memang kuat sekali. Enak kan baunya?"

Semangat Clark memuncak. Sesaat serasa menjadi Clark Sasmoko yang segar bugar. "Kebetulan, saya paling suka harum mint. Terutama yang menthol-nya kuat. Pernapasan langsung lega, karena mint memang berkhasiat untuk asma."

Sekali ini, giliran Tembe melindur, berbicara tak sesuai alur yang diingini Clark, lawan bicaranya. "Anda suka film horor? Saya paling suka seri televisi Supernatural season 14 episode 4. Judulnya Mint Condition. Kebetulan saya suka rasa daun mint dan barang-barang antik yang misterius. Kira-kira Anda pernah minum teh daun mint murni, yang rasanya medok bukan kepalang?"

"Waw. Berani betul? Dicampur ke salad saja sudah strong rasanya. Pak Ri betul-betul minum sari mint murni? Serius?"

Perbincangan serius menyeruak, Clark pun sibuk meladeni Tembe, mengobrol soal daun mint dan hal supranatural, yang sekilas tak tampak berkaitan sedikit pun. Sungguh kebetulan, Clark juga menyukai film serial Supernatural, berkisah tentang Sam dan Dean Winchester, kakak beradik penangkap hantu yang dikuntit masa lalu yang tak cuma suram, tetapi juga amat sangat menyeramkan.

Episode yang dijuduli Mint Condition terlebih menggelitik Tembe dan Clark. Bagaimana repotnya Sam dan Dean menghadapi hantu-hantu jadul dan tokoh horor klasik, belum lagi terjebak dalam film horor yang menjelma kenyataan. Baik Tembe maupun Clark menempati posisi masing-masing, di atas kursi minimalis yang disekat meja sempit, satu sama lain tak lagi memedulikan waktu yang bergulir.

Tomorrow Forget Me NotWhere stories live. Discover now