Tomorrow to Live For #23

15 6 0
                                    

Clark, Andai, Esok, Tiara, someday in 2043

Clark nyatanya masih hidup. Derita di hatinya menguat, lantaran merasa harapannya, satu-satunya, dibunuh semena-mena oleh kenyataan hidup. Taman mungil yang janggal mengemuka dalam penglihatannya. Ini bukan fantasi. Penampakannya riil, senyata realita dalam dunia konkret, seolah-olah Clark sudah terjaga dari mimpi aneh berkepanjangan.

Sejauh mata memandang, tersorot rumput gajah bak karpet kasar berserat wol hijau. Taman mungil yang gersang, tanpa tanaman ataupun bebungaan yang melunakkan hijau menjemukan. Stepping stone dari koral sikat tak bisa dikatakan dekorasi yang mencolok. Sebaliknya terdapat satu bilik telepon umum berwarna merah, sesuai pakem yang berlaku di Britania Raya, Bermuda, Malta, dan Gibraltar. Bisakah itu disebut dekorasi taman?

Setahu Clark, dekorasi taman semestinya berupa bangku taman, lampu, ataupun patung gipsum yang dikesankan pahatan marmer ke-Italia-an. Ya, apa pun itu, yang penting bukan boks telepon umum, pemandangan tak lazim bagi milenial di era zaman now, menurut istilah prokem itu.

"Heh? Tempat macam apa ini? Sudah kukira, Tembe pasti mempermainkanku. Sial. Waktuku yang terbatas pun terbuang percuma. Apa-apaan ini?" Clark mengomel ke arah bilik telepon umum yang membisu. Maksud Clark, memang masyarakat masa kini sudi merogoh koin untuk menelepon seseorang?

Himbauan Tembe terngiang sekonyong-konyong. "Ingat, letakkan telepon begitu Anda mendengar nama Anda dipanggil. Waktu Anda dibatasi hingga bulir pasir yang terakhir gugur. Ingat untuk patuh, ya."

Terserang penasaran dan terdesak oleh waktu, Clark memasuki bilik telepon, berceloteh jengkel, "baiklah. Angkat saja gagang teleponnya. Siapa takut?"

Anggukan Clark meyakinkan pilihan hatinya. Mantap ia melangkah masuk. Menyingkap pintu bilik telepon umum dan melongok sebuah ruangan yang tiga kali lebih lega dari bilik telepon umumnya. Pesawat telepon umum ini, seperti diduga Clark, bermodel lawas, kira-kira serupa model yang terakhir dilihat Clark seperempat abad yang lalu, sekitar tahun 2000. Ia meyakini tahun ini masih tahun 2025, dan ia tak terlontar ke masa depan, sesuai janji gombal yang diumbar-umbar oleh Tembe Mburi.

Keanehan yang ditangkap Clark adalah pesawat telepon yang cemerlang dan warnanya merah. Oke, tidak lazim bukan? Telepon umum identik warna biru atau abu-abu, atau warna stainless steel sebagian hitam seperti yang diingatnya dulu. Setidaknya, ia mematok ingatan dari pesawat telepon umum di pekarangan SD tempat Ava bersekolah ketika itu.

"Halo?" Iseng-iseng, Clark mengangkat gagang telepon untuk menguji apakah pesawat masih berfungsi sempurna.

"Halo, Sayang." Terdengar jawaban seakan dari ujung telepon. "Iya, sekarang aku lagi jalan-jalan sama anak-anak. Jangan khawatir, Say. Ada Esok dan Tiara yang menjagaku. Penglihatanku kan masih enam puluh persen. Oke, aku pasti hati-hati, Say."

Suara Andai Andarani? Ya ampun! Apakah ini sejenis prank yang melibatkan istrinya? Namun, rasanya tak mungkin Andai mempermainkan suaminya sendiri. Selain soal kimchi sawi lobak yang dicampur bawang putih, Andai sangat serius bersikap. Perilakunya yang alim bahkan membuatnya jarang berguyon. Hanya sesekali ia berulah aneh-aneh, contohnya seperti jebakan kimchi bawang putih untuk Clark. Seingat Clark, sudah lama sekali Andai tidak mengusilinya.

"Andai? Halo? Ini aku, Clark? Halo, Andai? Bey?" Sadarlah Clark, selama ini ia jarang menyapa nama istrinya. Ia lebih suka menyebut Bey, seperti Beib atau Baby yang separuh hati. Sebetulnya Andai kurang suka sapaan Clark yang satu itu.

"Hahahaha. Iya ya. Ini kami sedang ada di replica yard Taman Inggris Raya. Kamu pasti suka tempat ini, ada tiruan bilik telepon umum merah. Persis kayak di London, Say. Oke, nanti aku foto ya buat kamu. Ya, taman ini masih baru, belum lama dibuka untuk umum." Suara jernih Andai kini terdengar dekat, seakan penelepon berada di belakang Clark, di luar bilik telepon merah, persisnya di taman gersang yang tak menarik lanskapnya itu.

Tomorrow Forget Me NotOnde as histórias ganham vida. Descobre agora