Tomorrow Never Comes #25

19 6 0
                                    

Semakin jauh wawancara berlangsung, Clark kian antipati terhadap wartawati muda, yang sekilas hangat, santun, dan ramah pembawaannya itu. Sikapnya terhadap Clark sangat memuja, sementara terhadap Andai dan kala menyinggung putra putri Clark, sedikit tersirat kesan dengki dan sarkastis. Tidak kentara, memang, tetapi Clark menghayatinya dengan perasaan yang peka.

"Oh ya, sebelumnya saya turut prihatin soal lengan Bu Andai yang cedera. Syukurlah operasi mata yang dijalani Ibu sebelumnya sangat lancar." Lirikan si wartawati terutama, membangkitkan rasa tak nyaman bagi Clark. Terlihat jelas, si perempuan muda sama sekali tidak prihatin ataupun merasa bersyukur seperti perkataannya.

Andai Andarani yang polos menyambut ucapan si wartawati, lebih jauh merinci soal kondisi matanya. "Ya, terima kasih, Mbak. Daya penglihatan saya terganggu semenjak kehamilan anak kedua. Selama mengandung Faris Tiara, dokter mendiagnosis bahwa saya mengidap diabetes gestasional dan floaters pada kedua mata saya. Gula darah saya selama hamil amat sulit dikontrol. Sampai-sampai timbul komplikasi yang menyerang retina, retinopati diabetik namanya. Akibatnya lama kelamaan terjadi ablasi retina yang untungnya dapat teratasi berkat teknik bedah pembekuan."

Astaga! Lihat betapa mendetail pemaparan Andai soal kondisi matanya. Seorang jurnalis yang meski sudah mantan, masih terbiasa dengan tuntutan pekerjaannya, menjelaskan segala hal secara logis dan sistematis. Daya ingat Andai begitu brilian, sekali lagi berkebalikan dengan Clark yang belakangan ini mudah lupa. Bahkan ia nyaris lupa istrinya menjalani teknik bedah pembekuan bila Andai tidak mengungkitnya baru saja.

"Istri saya terjatuh sewaktu berjalan-jalan di replica yard yang baru dibuka untuk umum. Ada tonjolan batu pijakan. Karena penglihatan istri saya tidak terlalu jelas maka tersandung. Untunglah cedera tangannya tidak parah." Sengaja Clark menyela, menggenggam tangan Andai mesra, menunjukkan keintiman melalui tatapan kasih sayang kepada istrinya.

Hawa iri hati di mata sang wartawati menguatkan dugaan Clark, di balik sikap profesionalnya, perempuan bernama Vanili Sahardi ini merupakan salah satu fans dan follower setia sosmed Clark Sasmoko, sekaligus adalah haters Andai Andarani yang notabene berstatus pasangan hidupnya. Pantas kalau begitu. Clark membatin masygul.

"Wah, begitu ya, Pak. Ini artinya Pak Sasmoko harus lebih sering mendampingi istri. Apalagi dengan kondisi mata Bu Andai yang terbatas. Pastinya harus dijaga sebaik-baiknya ya, Pak." Bahasa tubuh sang reporter berucap "merepotkan saja". Perkataan halus yang sejatinya mencibir Andai, istri sempurna yang mengalami sedikit cacat pada penglihatannya.

"Terima kasih atas perhatiannya, Mbak." Andai menyahut, lugu seakan tak tahu-menahu perkara dunia. Cerdas sekaligus kekanakan. Dewasa namun innocent bak anak tak berdosa. Itulah Andai yang kurang tanggap membaca bahasa yang tersirat. Andai yang bersuamikan Clark yang pelupa, memang demikian adanya, kecantikan batiniah yang tak mungkin terlupa seumur hidup oleh Clark.

Iba sekaligus menikmati perangai Andai, Clark makin mesra menggenggam tangan istrinya. Keduanya berseri-seri, saling menatap penuh cinta sembari meladeni pertanyaan sang wartawati muda. Suami istri yang berbahagia itu tak lupa bercerita perihal Faris Tiara dan pentas balet perdananya. Putri bungsu dan satu-satunya yang terlahir sebagai balerina cilik bertalenta besar. Parasnya amat menawan, menyerupai ayah dan bibinya, Ava Sasmoko. Namun, bentuk tubuh dan rambutnya menurun dari sang ibu, Andai Andarani.

Vanili Sahardi, sang wartawati pun menemukan celah baru untuk menyindir. "Ya, putri Pak Sasmoko memang cantik. Masih kecil saja sudah terlihat ya, apalagi dewasa nanti, pasti kecantikannya kian menonjol. Beruntunglah Faris Tiara, yang menuruni ketampanan ayahnya. Namun, bakat menari baletnya kira-kira diwarisi dari siapa, Pak?"

***

A Day Later, 2043

Sesi wawancara yang menyebalkan bagi Clark berakhir juga. Andai, sebaliknya, berseri-seri dan memuji si wartawati muda tajam dan cerdas, dalam pengamatan pribadinya. Clark diam-diam berharap, dapat meniru Andai sedikit saja, yang berpandangan positif dan memandang dunia sekitar dengan cerah. Eternal Sunshine of the Spotless Mind. Ya, judul film yang dibintangi Jim Carrey dan Kate Winslet itu tepat sekali menggambarkan watak Andai yang bagaikan sinar matahari, menghalau kegelapan serta dingin yang muram durja. Matahari senantiasa indah pada waktunya, setia menghadiahkan kehidupan bagi bumi dan manusianya.

Tomorrow Forget Me NotOnde as histórias ganham vida. Descobre agora