📖 #keduapuluhsatu

5.9K 176 2
                                    

Hallo gimana kabar kelen? Moga sehat selalu yaw**

Part ini sedikit mengandung unsur keuwuan dan bucin yang berlebihan.
(jangan baper duluan ya.)

Jangan lupa juga untuk follow, supaya kalian tau info lanjut dari cerita ini.

HAPPY READING🦄

|
|
|
|

Kau memberiku kenyamanan tetapi aku
tidak tau kau memberiku kepastian untuku.

-Nara Aulia Putri

~~

Pagi yang cerah pukul 05:00 Nara terbangun dengan sendirinya, saat bangun ia sudah melihat Revan yang sedang tertidur di bangku. Nara merasa kasihan dengan nya karna Revan tertidur seperti itu apa lagi tidak memakai selimut Nara ingin sekali menyelimuti dengan selimut nya, tapi apalah daya ia tidak bisa pergi dari ranjang nya itu karna masih ada impusan di tangan nya dan tidak boleh dilepas sama sekali.

Apakah dirinya membuat semua orang terlibat kan, sedang kan ia sendiri tidak tau apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya sendiri, Nara berpikir sejenak, ia mulai mengingat apa yang terjadi sebelum dirinya masuk dirumah sakit ini tapi tidak bisa sama sekali ia masih tidak bisa mengingat apa apa. "Ish kenapa sih sebenarnya, kenapa aku jadi begini. Apa yang sebenarnya terjadi?" dengan kesal nara hanya bisa mengeluh.

Karna mendengar suara seketika Revan terbangun dan ia tampak kebingungan melihat Nara yg marah marah sendiri, dengan panik Revan pun segera menghampiri nya. "Hey, lo kenapa?" tanya nya dengan bingung.

"Aku cape kak, aku pengen tau apa yang sebenarnya terjadi!" kata nya dengan air mata yang sudah menjatuh.

"Sttt, jangan nangis nanti setelah lo sembuh gue bakal ceritain semuanya, sekarang lo tenang dan jangan banyak pikiran." jawab nya setelah itu memeluk dengan erat.

~~

Berminggu minggu Nara akhirnya sudah sampai dirumah juga dan sudah mendingan dari penyakit nya itu.

Saat ini ia tengah diruang tamu dirumah nya, ibu nya juga sudah sangat lega karena anaknya itu sudah keluar dari rumah sakit. Revan saat ini sedang menemani Nara yg sedang mengemil makanan nya yang ia beli waktu pulang dari rumah sakit.

"Kak Nara kan udh sembuh dan udh pulang sekarang boleh dong kaka ceria in semuanya Nara penasaran banget kak." ucap Nara.

"Iya, gue bakal ceritain semuanya, tapi pas gue cerita lo jangan kaget ya." jawab nya dan Nara menganguk saja.

Dan revan pun menceritakan semuanya tentang kejadian yang sebelumnya Nara yg tau itu, seketika mengingat semuanya ia baru tau siapa orang yang mwncelakai nya dan kenapa ia berada dirumah sakit dan kenapa Eza datang ke rumah sakit untuk minta maaf kepada diri nya.

"Nar lo gak papa kan? Gue minta maaf sama lo gara gara dia lo jadi begini maafin gue gue lalai jaga lo Nar." lirih Revan.

"Nggak papa kak justru aku senang sekarang udah tau kejadian yang sebenarnya, makasih ya kak udah mau jaga Nara, aku juga udah maafin Eza kok bagaimana pun semua manusia pasti pernah berbuat salah." ucap Nara tersenyum manis dan memaafkan dengan tulus hati.

"Makasih ya hati lo baik banget, gue janji setelah ini gue bakal jagain lo dengan baik."

"Gak perlu sampe begitu, aku bisa jaga diri sendiri kok."

"Nggak pokoknya gue nanti pengen jagain lo gak boleh ada satupun orang yang deketin lo disekolah kecuali gue dan temen lo itu!"

"Ish yaudah deh seterah kaka aja, makasih ya padahal gak perlu ampe begitu banget."

"Gak papa gue kan sayang ama lo, sekarang nyawa lo bergantung ama gue."

"Iya iya makasih ya kak, kaka mau nonton film horor gak?"

"Boleh ,kita nonton sampe malem." ucap Revan dan Nara pun menganguk.

"Tapi sebelum itu cium dulu?" sambung nya membuat Nara menaikkan alis sebelah nya. "Cium bibir gue." lanjut Revan, Nara pun seketika langsung terbengong ditempat.

"Cepet cium, kalo gak gue pergi. Lo sendiri aja di rumah gak ada yang temenin." ancem Revan membuat Nara kesal, terpaksa deh harus turutin.

Dengan cepat Nara mencium Revan, tapi ia mencium nya di pipi bukan di bibir. Revan kesal, karna tak sesuai yang ia inginkan.

"Ekm, kok di pipi? Tadi gue bilang emang di mana?"

"Ishh kaka mahh!"

"Makanya turutin dengan benar dong." goda nya membuat Nara menurut saja.

Dengan hati yang berdetak kencang Nara menatap Revan. Sedangkan Revan hanya menahan tawa nya, tapi secara tiba tiba Nara menutup mata Revan dengan tangan nya lalu perlahan mendekatkan bibir nya ke bibir Revan.

Cup.

Dengan singkat Nara pun mencium bibir Revan tapi dengan mata Revan yang ditutup dengan tangan nya. Setelah itu Nara melepaskan tangan nya di muka Revan lalu menatap Revan dengan muka yang sudah memerah seperti tomat.

Sedangkan Revan sedari tadi menahan tawa nya, gadis nya ini memang lucu sekali. Ingin mencium dirinya saja sampai menutup matanya.

"Udah ah jangan ngeliat Nara mulu, malu tau." ucap Nara sambil membuang mukanya karna malu.

Revan hanya terkeleh. "Punya siapa si, lucu banget?" gombal Revan.

"Punya kaka lah." jawab Nara santai.

"Mau gue bungkus gak?"

"Ish apaan si, mesum"

"Haha. Tenang gak sekarang kok nanti kalo udah halal."

"Udah ah, ayo katanya mau nonton." ucap Nara kesal dan Revan pun mengiyakan. Ia tak mau terus terusan menahan tawa nya karna melihat ekspresi Nara yang sangat lucu.

Kemudian mereka berdua pun menonton film horor tanpa ada kendala, sampai malam pun tiba mereka juga tertidur pulas di ruang tamu itu. Tidur bersama dengan selimut tebal yang menyelimuti tubuh mereka.







~~

Tbc.

Hallo gusy gimana sama ceritanya? Maaf banget ya gusy part ini sedikit banget kayaknya say sediki kehilangan alurnya :(

Kayak nya juga sebentar lagi cerita ini tamat gusy kayaknya juga gak nyampe 30 part udah end pokoknya ditunggu aja ya.

Dan aku juga punya cerita baru ni judul nya (Couple Ghost) bagi kalian yang penasaran yok langsung baca, cek di profil ku dan bagi kalian yang cerita itu lebih menarik kalian bagiin keteman teman atau ke pembaca wattpad yang kalian kenal ya gusy supaya cerita ku makin maju.

Jangan lupa follow, vote, dan komen

Dukungan kalian yang aku harapkan ❤️

Seuuuuu❇️

_______________________________

𝖄𝖔𝖚 𝖆𝖗𝖊 𝖒𝖞 𝖉𝖗𝖊𝖆𝖒🍂
𝓑𝔂: 𝓘𝓽𝓼𝓶𝓶𝓵𝔂𝓷

You Are My Dream [END] Where stories live. Discover now