[28] Hari terakhir kemah

6 2 0
                                    

While listening • Sekali ini saja - Glenn Fredly

Tapi, bagaimana jika orang yang selalu aku kagumi adalah kamu?

❀❀❀❀

Hari ini merupakan hari terakhir mereka berada di perkemahan, untuk kegiatan terakhir di diadakan beberapa perlombaan sering di adakan saat memperingati hari kemerdekaan. Jeje dan Selina sudah mewanti-wanti agar Syera tidak usah ikut bahkan Gerry sampai melarang Syera untuk keluar kamar tetapi Syera sendiri yang merasa dirinya sudah baik-baik memohon untuk ikut bersama mereka lagipula ini hari terakhir mereka berada di perkemahan dan Syera tidak ingin ketinggalan momen ini bersama teman-temannya, jikalau Syera tidak di perbolehkan untuk ikut andil perlombaan setidaknya ia bisa melihat teman-temannya yang sedang berlomba. Dan untungnya saja Syera di perbolehkan oleh mereka dengan syarat gadis itu hanya boleh menonton tanpa ikut lomba.

"Gua nonton di bawah pohon itu ya." Syera pergi tanpa menunggu jawaban dari Jeje ataupun Selina menuju pohon besar yang di bawahnya terdapat bangku, Syera pergi kesana untuk menghampiri Adam yang terduduk dengan membaca buku di tangannya.

"Lagi baca apa? Kayaknya asik bener."

Adam menurunkan buku di tangannya untuk melihat siapa pemilik suara itu tetapi setelahnya lelaki itu malah memasang wajah datar lalu kembali membaca bukunya tanpa menghiraukan pertanyaan Syera. Syera yang mengerti dengan perubahan sikap Adam membuatnya duduk tepat di sebelah lelaki itu.

"Aku ada salah?"

Kembali Adam tidak menanggapi perkataan Syera, entah apa yang ada di pikiran lelaki itu sampai ia bersikap dingin pada temannya itu. Syera juga tidak mengerti karena ia tahu jika ini bukan sikap Adam yang acuh terhadap orang lain.

"Adam, ngomong dong. Kalo aku punya salah aku minta maaf."

"Bukannya gua udah bilang kalo lu engga usah ikut, kenapa lu tetep aja ikut?" Tanpa memalingkan pandangannya dari buku Adam berbicara dengan nada halus.

"Kan aku ud-"

"Kalo bunda sampe tau, gua juga bakal kena omel."

Entah sejak kapan lelaki itu berubah tetapi dari nada bicaranya terlihat jelas bahwa Adam khawatir dengan keadaan temannya itu. Syera kini kehabisan kalimat untuk menjawab perkataan Adam kali ini lagi pula sekarang lelaki itu malah berjalan pergi tempat itu.

"Waalaikumussalam, mamah ada apa nelpon Wira?"

Bangku yang semula kosong karena Adam yang telah pergi dari sana kini malah di tempati oleh seorang laki-laki yang tiba-tiba duduk di bangku itu tanpa permisi, ia berlagak seperti tidak melihat kehadiran Syera di sana.

"Mamah gak boleh gitu nelpon kamu?"

"Bukan gitu, Wira cum-"

"Oke oke mamah cuman mau tau keadaan kamu di sana ."

"Wira baik, mah."

"Kalo Syera?"

"Aku baik." Bisik Syera.

Wira nampak kaget dengan kehadiran Syera yang ia baru menyadarinya jika gadis itu tengah duduk disebelahnya. Lelaki itu seperti memang tidak menyadari keberadaan Syera sedari tadi makanya ketika Syera berbisik padanya Wira terlihat kaget.

"Syera gak sakit? Dia udah sarapan apa belum?Makannya harus di jaga gitu ya."

"Anak mamah Wira atau Syera sih."

Wira sebenarnya sangat bahagia saat mamahnya perhatian pada Syera ini mengisyaratkan  bahwasanya sang mamah menerima Syera dengan baik.

"Iya, kamu juga jaga diri kamu baik baik."

Semi EskalasiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang