[11] Permintaan Mamah

211 206 8
                                    

While listening • one only - pamungkas

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

While listening • one only - pamungkas

Satu hal yang harus aku lakuin cuma jagain kamu.

❀❀❀❀

Wira menuruti keinginannya sendiri untuk pergi menemui Adi yang sebenarnya ia ingin pergi ke rumah bocah itu sejak lama tapi sayangnya keinginannya baru terpenuhi saat ini. Wira bisa tahu mengenai rumah Adi karena di beri tahu oleh Ibra yang memang saat itu Ibra mengantarkan Adi pulang.

Sesampainya di rumah Adi, ia bertemu dengan ibu Adi yang memang saat itu tengah tertidur di atas kasur karena penyakit yang membuat wanita tua ini hanya bisa tergelak di atas kasur selama bertahun-tahun. Walaupun dalam keadaan sakit wanita itu masih saja menyambut Wira dengan baik, apalagi setelah ia tahu jika Wira yang telah membantu anaknya.

Wanita tua itu mencoba untuk bangkit ketika ia tengah berbaring namun Wira menahan wanita itu untuk bangun."Ibu tiduran aja." Ucap Wira.

"Makasih karena sudah menolong anak saya."

"Saya yang minta maaf karena baru sadar saat itu. Harusnya jauh-jauh hari saya tolong Adi." Benar, Wira merasa menyesal jika seharusnya Wira sadar sejak lama, mungkin ia bisa sedikit mereda kesakitan yang telah mereka pendam selama bertahun-tahun lamanya.

"Maaf saya ngga bisa-bisa di sini soalnya saya ada urusan." Wira menyodorkan kantung kresek berisi sembako dan beberapa cemilan untuk Adi dan ibunya yang sengaja Wira bawa.

"Sudah menolong Adi saja itu sudah lebih dari cukup, nak Wira."

Wira hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya atas perkataan ibunya Adi."Hari ini banyak sekali pelanggan yang datang ke bekel saya, saya kasih ini sebagai rasa syukur saya. Bukannya, rezeki yang kita dapet itu juga rezeki orang lain. Jadi saya mohon untuk terima ini, kalian jangan anggap saya orang lain anggap saya sebagai keluarga kalian sendiri."

Sudah tidak terbendung lagi air mata Puspa setelah mendengar penuturan dari seorang anak lelaki yang sudah memiliki pemikiran dewasa. Adi pun merasakan hal yang sama saat sedari tadi ia terus melihat dua orang di hadapannya bercengkrama di tambah lagi dengan Wira yang selalu berbuat baik padanya.

Melihat Adi yang langsung tertunduk saat Wira melihatnya, lelaki itu mendekati Adi."Ini buat lu." Bisik Wira pada Adi sembari ia memberikan sesuatu pada Adi.

"I-ini buat saya bang?"

"Terus buat siapa lagi."

"Sudah cukup na Wira ... " Wanita itu tidak meneruskan ucapannya karena ia sudah terlanjur menangis.

Semi EskalasiWhere stories live. Discover now