[27] Maaf

4 2 0
                                    

While listening • Malibu Night - LANY

Cinta yang menyakitimu, bukan cinta. Itu adalah musibah

❀❀❀❀

Pencarian Syera masih belum membuahkan hasil dimana saat ini mereka masih terus mencari keberadaan gadis malang itu. Setiap jejak pohon terus mereka lewati sampai seperti mereka tanpa sadar sudah masuk lebih jauh kedalam hutan itu. Perbekalan yang hanya di temani senter pun membuat sebagian dari mereka merasa kehausan, di tambah lagi dengan cuaca yang sudah tidak baik lagi dimana udara di tempat itu begitu amat dingin. Kaki mereka yang semula sangat lihai memijak sepanjang hutan itu kini perlahan mulai memperlahankan jalan mereka.

Untuk kali ini kedatangan Putra yang memang datang secara tiba-tiba membuat anggota mereka bertambah, ini memungkinkan mereka untuk bisa kembali berpencar.

"Kita berpencar lagi aja."

Penuturan Mahesa di sambut baik oleh mereka apalagi jika mereka melakukan itu mungkin Syera akan semakin cepat untuk di temukan dan perjalan merekapun tidak perlu menempuh waktu yang berkelanjutan.

"Kita pecah jadi 3 kelompok aja, yang mau bareng gua ikutin gua."

Secara bersamaan Ibra dan Mahesa hendak mengikuti langkah Wira akan tetapi mereka kalah cepat dengan langkah kaki seseorang yang sedari tadi memang berada di samping Wira. Pemandangan yang mustahil itu benar-benar terjadi tepat di hadapan mereka semua, apakah lelaki itu benar-benar Putra?

Ibra hendak mencegah Putra."Putra, woi."

"Buat kali ini aja, kita harus kerja sama supaya Syera cepet ketemu." Kali ini Oki yang malah menahan Ibra untuk pergi.

"Tapi lu tau kan sifat dua orang itu kek gimana." Ibra menepis tangan Oki.

Suara gaduh dari kedua temannya tidak Wira hiraukan, ia tidak peduli saat ini ia di temani oleh siapapun bahkan jika Wira pergi sendiri ia tidak akan keberatan sama sekali.

Cukup lama mereka menelusuri hutan itu pada akhirnya tercetus ide aneh dari Putra untuk meminta Wira mencari Syera dengan cara memeriksa setiap batu atau pohon besar di kerena kan Putra mempunyai firasat jika Syera bisa saja bersembunyi di balik batu dan pohon besar itu.

"Dia mungkin sembunyi."

Dengan telaten mereka terus menelisik setiap cela di hutan itu hingga mata Putra tak sengaja menangkap sosok yang dalam keadaan memeluk lututnya sendiri dengan tubuh yang bersandar pada salah satu pohon yang berada di sana , tidak perlu menunggu waktu lama Putra untuk memikirkan siapa orang itu karena dari jaket yang di pakai oleh orang itu sudah memungkinkan jika orang itu merupakan seseorang yang tidak asing dari penglihatannya.

Disaat Putra hendak menghampiri orang itu ia malah merasakan seseorang yang menariknya kebelakang dan orang itu malah langsung berlari menuju orang yang tadinya ingin Putra hampiri.

Entah bagaimana orang itu masih bisa menahan tubuhnya dari dinginnya cuaca saat itu. Wira dengan perlahan mengangkat kepalanya orang itu dan benar saja orang itu merupakan seorang gadis yang sedang mereka cari-cari. Tangan Wira yang sebenarnya terasa begitu dingin terulur untuk memegang bagian pipi gadis itu dan tentu yang Wira rasakan seperti gadis itu telah di lumuri oleh air es, tubuhnya begitu dingin. Tanpa sepatah katapun Wira memangku gadis itu untuk segera pergi dari sana.

"Syera lu harus kuat."

Syera sudah tidak bisa melihat dengan jelas apa yang ada disekelilingnya karena yang ia rasakan hanyalah tubuhnya yang sudah di selimuti oleh dinginnya malam itu dan kepalanya pun terasa begitu pusing membuat penglihatan Syera lama-kelamaan menghilang yang membunuhnya tidak sadarkan diri.

Semi EskalasiWhere stories live. Discover now