" Zai, mau berbagi sesuatu sama mas"

" Itu, plat mobil orang yang udah hampir nabrak adek... dan ini, pengemudinya"

Sehan menatap serius lembaran yang diberikan oleh zaidan menelitinya dengan seksama, air wajahnya yang semula tenang kian berubah tampak sekali guratan kemarahan tercetak pada wajah tampan itu tapi secepatnya berubah datar dan tenang seperti biasanya.

" M-mama..."

" Mas, sudah menduganya~ dan jelas sekarang..."

Zaidan menatap tidak percaya pada mas-nya, bisa-bisanya reaksi nya setenang itu, padahal dirinya marah ingin rasanya mengacak-acak bumi saking marahnya.

" Mas gak marah? " tanya zai tak yakin.

Sehan mengedikan bahunya, lantas tersenyum kecil.

" Marah? jelas. Tapi apa itu bisa menyelesaikan masalah? " Sehan balik bertanya.

" Enggak zai" lanjutnya lagi mengeleng

" Yang ada masalahnya semakin runyam, dan berpotensi menyakiti kita semua"

" Tapi ini keterlaluan mas,
mama udah kelewat batas!
dan idan benar-benar, kesal dan gak habis pikir.. apa kesalahan adek sampe mama berpikiran untuk terus menyakiti adek" dengus Zaidan

" Abigaeil adalah pewaris wishnutama."

Zaidan menutup mulutnya sedikit terkejut dengan ucapan Sehan.

" Kamu ngerti sekarang alasannya? " tanya Sehan

" Harta? "

Sehan mengangguk pelan wajahnya yang senantiasa tenang dengan senyum kecil di bibirnya.

" Hhhh... gila, ternyata mama se-anjing! itu..." desis zaidan dengan tawa sarkas nya.

" Zai.." tegur Sehan, meringis mendengar umpatan sang adik.

" Gila mas, cuma demi harta wanita itu benar-benar menghalalkan segala cara!"

" Apa nyawa tidak berharga buat mama? " tanya zai, mata bulatnya kian memerah dan tampak berkaca.

" Zai penasaran, apa kehadiran Idan sama Ray ada harganya di hidup mama, atau... hhh, kita cuma bagian dari rencana. Mama ga pernah menganggap kita anak-anaknya..."

Setitik air mata meluruh dari manik tajam Zai mengakhiri kalimatnya dengan senyuman miringnya.
Ucapan Zaidan menohok hati si sulung.

" Jangan ngomong gitu~ tidak ada ibu di dunia ini yang tidak menyayangi anak-anaknya... hanya saja mereka punya cara nya sendiri untuk mengungkapkan rasa sayang nya.. Dan mas yakin, mama Zane juga begitu.."

" Um, tapi idan ga butuh kalo caranya begini mas.." ujar zai

Sehan menghembuskan nafasnya pelan, mengusap punggung lebar sang adik yang kian tumbuh besar dan gagah tentunya.

" Udah ya, ga usah dibahas dulu masalah ini... kamu mabuk kayanya~"
final sehan melihat zaidan yang semakin kalut.

" Mas yang akan mengurus ini semua, jangan jadiin ini beban buat kamu sendiri zaidan" ucap sehan lagi

" Ga bisa mas, idan merasa bersalah sama mama ria dan juga adek~
bagaimanapun Idan itu anaknya mama Zane.. " jawab zaidan disertai gelengan

" Itu bukan kesalahan kamu sama sekali, dan mas juga anaknya mama Zane... dia pernah menjadi istri papa dan itu artinya dia pernah jadi mamanya mas. Apalagi mama Zane ngasih mas adik kaya kamu sama Rayi..
mas senang, meskipun mas kecewa sama apa yang terjadi" tutur Sehan

ABIGAEILTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang