Part 37 - Baby K

1.3K 200 8
                                    

Part 37 - Baby K




Zolah menggeliat dan mengumpulkan nyawa. Melirik jendela kaca yang ditutupi gorden tebal, ternyata matahari sudah tinggi.

Dia mengedarkan pandangannya pada adik-adiknya yang masih tidur. Thalassa satu tempat tidur dengannya, sedangkan Zale dan Dwyn berada di seberang.

Kamar mereka sangat luas, mereka berempat tidur dalam satu kamar. Thalassa nggak mau pisah dari Zolah. Dwyn dan Zale juga masih kecil, mereka nggak keberatan tidur sendiri.

Masing-masing punya kamar, rumah itu sangat besar. Tapi kalau malam-malam sebelum tidur, mereka berempat sering cerita-cerita dulu. Jadilah mereka memutuskan tidur di kamar yang sama.

Zolah keluar dari kamar menuju kamar Mommy dan Daddy. Mommy dan Daddy masih tidur sambil berpelukan. Zolah menutup pintu lalu berjalan menuju baby box.

Bayi dalam box juga tidur pulas. Zolah memperhatikan seksama. Bayi yang baru berumur beberapa hari itu menggeliat dengan bibir mengerut lucu.

Zolah menepuk-nepuk badannya agar bayi itu kembali pulas. Namun, usahanya sia-sia karena bayi itu membuka kedua mata.

"Morning!" sapa Zolah pelan.

Sejak adek bayi lahir, Zolah suka sekali memandanginya. Setiap pagi bangun duluan dan mengecek di kamar mommy dan daddy.

Zolah kemudian menggendong bayi itu dan membawa keluar. Sesekali menepuk-nepuk badannya dan memberikan white noise.

Dia membawa ke ruang santai. Zolah meletakkan di atas kasur, lalu ikut berbaring di sampingnya. Posisi Zolah tengkurap, mengelus-elus pipi adiknya dan sesekali memberikan kecupan ringan.

Bayi itu menjulurkan lidahnya dan menggerak-gerakkan kepalanya. Nafasnya juga kasar, namun Zolah tetap suka.

Anehnya bayi itu tidak menangis. Dia membuka mata lebar-lebar, menukik memandang Zolah yang terpukau.

Zolah bangun dari pembaringan, dia keluar dari kamar menuju dapur. Mengambil stok susu dari kulkas dan membawa kembali ke ruang santai.

Zolah memanaskan susu lebih dulu pada pemanas portabel kemudian melanjutkan memandangi bayi itu.

Mengelus-elus ringan pipinya yang tembem dan halus. Kepalanya yang masih tipis dan rapuh, juga hidungnya yang kecil namun mancung.

Zolah mencium pipi bayi itu lama. Bayi itu bergerak-gerak hendak menggapai wajah Zolah dengan mulutnya. Sepertinya bayi itu lapar, kata Mommy kalau gelisah, menangis atau menghisap-hisap bibirnya, kemungkinan besar lapar.

Zolah mengambil dot yang berisi air susu Mommy dan memberikan pada bayi itu. Bayi itu segera menyedot rakus, Zolah makin senang.

Zolah menoleh pada asal suara, bunyi ponsel di dalam laci meja samping kasur. Zolah mengusap layarnya dengan enggan.

"Abang ..." panggil Scarlett dari seberang sana, wajah lebarnya tertera di layar ponsel. "Abang lagi apa?"

"Ngapain nelpon masih pagi?" tanya Zolah ketus.

"Scallett mau telpon Abang." jawab Scarlett polos dari seberang line. "Abang lagi apa?"

Zolah nggak mau jawab, tapi dia mengalihkan kamera pada adek bayi. Scarlett langsung menjerit memanggil adek bayi.

"Jangan berisik!" suruh Zolah.

"Adek bayi sudah bangun?" tanya Scarlett.

"Em." Zolah menjawab malas.

"Thala mana?"

"Tidur."

"Abang Zale?"

"Tidur."

PRINCE & PRINCESSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang