"Kamu kenapa belum nidurin saya?!"
"Maksud bapak apa ya?!"
"Ma-maf, maksudnya nidurin anak saya."
****
Anya memilih kabur dari rumah daripada di jodohkan oleh kedua orang tuanya dengan pria yang tidak ia kenal.
Masih dalam perjalanan kaburnya, Any...
Salah satu alis Anya tertarik ke atas, saat membaca cuitan di akun tersebut. Ia lantas menscroll ke bawah dan menemukan web yang digunakan untuk mendaftar.
www.dudagantengcariistri.com
Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Anya di arahkan ke laman browser yang berisi formulir biodata diri.
SURAT PENDAFTARAN PENGASUH ANAK, SAYA!
Tangan Anya bergerak menggulir layar ke bawah. Ia malas membaca seluruh tulisan dan persyaratan di atasnya.
Anya langsung mengisi pertanyaan sembari berpikir keras. Bibirnya juga turut komat-kamit, seolah sedang berpikir serius.
"Nama, Anya Lie."
"Umur? Ketahuan banget entar kalo gue pengangguran. Tulis ajalah, 'sudah boleh dinikahi'."
"Status? Gue jomblo sih. Tapi, entar keliatan ngenes. Emm, kira-kira apa ya, status yang bisa dibanggakan?" Gumam Anya, berpikir.
"AHA! Si bontot kebanggan keluarga!" Kekehnya. Jari jarinya dengan cekatan mengisi jawaban tersebut.
Anya lantas menjawab pertanyaan tersebut dengan jawaban, 'Rahasia negara'
Bibir Anya sesekali mempout, saat memikirkan jawaban yang pas untuk pertanyaan tersebut.
"Kelebihan? Anjir. Kelebihan gue apaan ya?" Tanya Anya pada dirinya sendiri.
Nihil, setelah berpikir keras selama 10 menit, Anya masih belum menemukan kelebihan dirinya, kecuali— ia yang bisa berkomunikasi dengan burung.
"Kan gue mau ngasuh bocil, tulis aja yang baik-baik, deh... 'Banyak, diantaranya sabar, pintar, ulet, telaten, disiplin, baik hati, feminim dan sangat suka dengan anak kecil'."