"Lo nyari siapa Jun?" Tanya Yeji setelah pelajaran terakhir ditutup, melihat Yeonjun yang terlihat buru-buru keluar kelas, ia segera mencegat lengan pemuda jangkung itu supaya tidak mencari Beomgyu.
"Eh Yeji, tadi lo liat Beomgyu keluar ga?" Tanya Yeonjun.
"Oh Beomgyu.." Yeji yang ditanya menyampirkan rambutnya sendiri, menggerakan bola matanya kesamping, seolah sedang mengingat-ingat. "Tadi gue liat dia bolos sekolah.." Jawab Yeji kemudian dengan ekspresi yang terlihat meyakinkan.
"Tapi ranselnya masih disini.." Yeonjun melirik bangku Beomgyu.
"Ngga tau deh gue. Tadi sih liatnya dia pergi keluar sekolah.. Gua kira bolos, emang lo ga liat ya?" Kata Yeji dengan lancar, supaya lelaki itu tidak curiga. Untung semua siswa-siswi dikelas mereka sudah pada pulang, jadi cuma Yeji yang bisa memberi kesaksian.
"Lo yakin?"
"Beneran.. mungkin gara-gara ada ulangan ga sih?" Yeji menggaruk kepalanya yang tak gatal untuk menyembunyikan bahwa saat ini ia sedang gugup.
"Ohh.. kalau gitu gue bawa ranselnya pulang aja." Gumam Yeonjun. Kemudian beranjak ke bangku Beomgyu, dan Yeji pun keluar dengan senyuman lega.
Chat ga dibalas.
Panggilan ga dijawab.
Sesampainya dirumah, ia tidak menemukan sosok Beomgyu pun. "Dia kemana sih?" Yeonjun bergumam frustasi.
Apa mungkin kerumah Winter?
Oke. Yeonjun akan menunggu saja, sampai anak itu kembali.
Sedangkan disisi lain. Sekolah mulai gelap. Di bilik penuh barang simpanan yang tidak digunakan itu bahkan lebih gelap. Terdapat seorang siswa yang sepertinya baru sadar setelah 8 jam dibuat pingsan oleh 7 siswi dari sekolah mereka
"Ah! Kenapa gue disini?!" Batin Beomgyu mengeratkan pejaman mata sejenak, dan berharap semua ini hanya sekedar mimpi. Tapi kain yang mengikat mulutnya dengan kuat, juga tangan dan kaki yang masih dalam borgol, mematahkan harapan Beomgyu.
Mulut Beomgyu terasa pegal dan sangat tak nyaman dalam keadaan terikat seperti ini.
Beomgyu tidak berhenti berharap semua yang terjadi saat ini tidak nyata, dan ia bisa tersadar dikamar Yeonjun untuk memarahi anak itu, karena sudah mencurangi Beomgyu.
Sampai hari semakin gelap dan suasana semakin terkesan mengerikan membuat Beomgyu tak kuasa menahan tangis, hanya terdengar isakan.
Air liur membasahi kain itu, mulut Beomgyu benar-benar seperti mau robek rasanya. Ia hanya bisa mengeluarkan kata "A..!" Yang tak seorangpun dapat mendengarnya, karena sekolah sudah sepi.
Ini gudang. Semua ini pasti ulah mereka, pikir Beomgyu sekarang, antara kesal bercampur dengan ketakutan.
ESTÁS LEYENDO
GA MINAT! •• YEONGYU
De Todo[GANTUNG ⚠️] Temen-musuh-tunangan-dan apalagi? Siklus hubungan yang tak wajar antara remaja Choi Yeonjun dan Choi Beomgyu. ••••••••••••••••••••••••• BXB Konten dewasa & Kata kasar. Harap bijak dalam menanggapi fiksi. 200-400+ kata per chapter. •••••...
