✓ Uprising In The Plot! After Transmigrating, The Bigshots Pampered Me

C159 - Saudara

A3 berbicara. Suaranya tidak memiliki nada dingin dari seseorang yang akan membunuh. Sebaliknya, itu dipenuhi dengan antisipasi dan kegembiraan. “Sebenarnya, kamu tidak melakukan kesalahan. Aku juga tidak tega membunuhmu…”

Mata Yu Wan berbinar dengan harapan. Dia berpikir bahwa A3 mengatakan ini untuk melepaskannya, tetapi di detik berikutnya, harapan di wajahnya membeku. Setelah tembakan, sebuah lubang berdarah muncul di tengah dahi Yu Wan.

A3 memindahkan laras senapan dan berkata dengan gembira, “Bahkan jika kamu tidak melakukan kesalahan, muridku sangat membencimu. Sebagai guru yang memenuhi syarat, aku harus memberikan kepalamu sebagai hadiah pertamaku kepada murid ku.”

Seolah-olah dia memikirkan sesuatu yang menyenangkan, A3 dengan gembira berdiri berjinjit dan berjalan-jalan. Dia mengangkat pistolnya ke arah pintu gudang yang terbuka, dan ekspresinya langsung berubah dingin. “Tikus kecil licik, kamu telah ditemukan. Apakah kamu tidak akan keluar sekarang?"

Tidak lama setelah dia mengatakan itu, langkah kaki terdengar di luar pintu. Sebuah tim polisi dengan pakaian anti-ledakan dan perisai bergegas keluar untuk memblokir bagian depan. Melalui perisai transparan anti ledakan, A3 bisa melihat pria yang dikepung polisi.

Pria itu tinggi dan memiliki ekspresi acuh tak acuh. Rambutnya sedikit berantakan dan jatuh di dahinya, tampak sedikit putus asa.

A3 sudah mengenali pria ini. Matanya sedikit menyipit, dan tampilan kasual di wajahnya langsung menghilang. "Tuan Qiao, jadi itu kamu. Aku tahu bahwa polisi bodoh seperti babi itu tidak akan dapat menemukanku dengan mudah.”

Qiao Lian menatap dingin ke arah A3 yang berdiri di bawah bayang-bayang gudang dan berkata dengan tenang, "Aku sudah mencarimu selama bertahun-tahun."

A3 berteriak dengan berlebihan, “Tentu saja aku tahu. Kamu seperti anjing jantan tak tahu malu, mengejarku saat kamu mencium sesuatu. Aku membiarkanmu pergi berkali-kali, tetapi kamu tidak tahu bagaimana harus bersyukur sama sekali. Kamu terus merusak hal-hal baikku. Ini sangat menjengkelkan!”

“Lalu kenapa kamu tidak membunuhku?” Nada bicara Qiao Lian acuh tak acuh. "Kamu mengendalikan organisasi kriminal yang begitu besar, mengapa kamu tidak membunuhku ketika kamu pertama kali menemukanku?"

Tangan A3 sedikit gemetar. Dia tampaknya dirangsang oleh sesuatu, dan dia tampak sangat gelisah. Otot-otot di wajahnya terpelintir, dan dia tidak bisa menahan diri untuk tidak berteriak pada Qiao Lian, "Apakah kamu pikir aku tidak berani membunuhmu?"

Qiao Lian menatapnya dalam-dalam dan berkata perlahan setelah beberapa saat, “Tentu saja kamu berani membunuhku, dan kamu juga memiliki kemampuan untuk membunuhku. Kamu hanya tidak ingin Ibu sedih, kan, Qiao Lin?”

Kata-kata ini sangat mengganggu A3 yang sudah tidak stabil. Lengannya gemetar saat dia dengan cepat menarik pelatuknya. Peluru menghantam perisai tahan ledakan dengan keras. Hanya ketika pistol itu kosong, A3 berhenti menembak.

Terengah-engah, dia memelototi Qiao Lian dan berkata dengan gigi terkatup, “Diam! Kamu tidak punya hak untuk menyebut Ibu!”

Karena dia terlalu gelisah, tutup kepala A3 terlepas, memperlihatkan wajah yang mirip dengan wajah Qiao Lian.

Qiao Lian mempertahankan ekspresi tenang di permukaan, tetapi tangannya yang tergantung di tubuhnya mengepal erat. Dia menutup matanya dalam-dalam dan berkata, “Aku sangat menyesal. Ketika Ibu meninggal, aku tidak berada di sisimu. Selama bertahun-tahun, aku telah mencari mu. Kamu jelas tahu, jadi mengapa kamu tidak kembali?”

“Kenapa kamu ingin kembali?” A3, atau lebih tepatnya, Qiao Lin, tertawa mengejek. “Kamu pikir kamu adalah penyelamat dan kamu ingin menarikku keluar dari jurang dengan sikap superiormu, tetapi kamu tidak tahu bahwa ini adalah jalan yang aku pilih.. Dalam organisasi itu, tidak ada yang akan menuduhku memiliki pikiran jahat, dan tidak ada yang akan menggunakan standar moral yang menjijikkan itu untuk menuntut setiap kata dan tindakanku. Aku hidup seperti ikan di air di sini, jadi mengapa aku harus dengan patuh dibawa pergi olehmu?”