●ANGKASA 26 ✅️

Start from the beginning
                                    

"Sukaa bangett!! Udah lama ga kesini." ,ucap Raraa.

"Ayo jalan, tapi kita jajan-jajan dulu ya gue laper." ,Angkasa menggenggam jemari Raraa.

"Boleh." ,balas Raraa.

Raraa dan Angkasa memilih membeli korean food juga dengan minuman boba yang begitu Raraa sukai dilanjut dengan makanan lain. Puas dengan makanan, kini Raraa dan Angkasa mulai mencoba berbagai permainan, mulai dari melemparkan bola untuk mengenai sasaran, melemparkan karet ke botal. Bermain pancing ikan.

"Lo cocok jadi mancing mania." ,komentar Raraa.

"Mancing hati lo aja dehh." ,goda Angkasa.

"Percuma! Kalo ngak dikasih kepastian." ,balas Raraa.

"Cieee, ngodee. Pasti gue kasih kepastian Raa." ,ucap Angkasa.

Deggg

Bisa-bisanya Angkasa membuat Raraa salting ditengah keramaian ini.

"Raa, naik itu yuk. Berani ngak?" ,tunjuk Angkaaa pada bianglala raksasa.

"Lo kira gue takut. Ayoo!!" ,ucap Raraa.

"Bentar, beli tiket dulu." ,setelah membeli tiket Angkasa menaiki bianglala tersebut bersama Raraa, mereka mereka memilih duduk di tengah.

"Gue prediksi lo sampai dibawah bakal pusing." ,ucap Angkasa meremehkan.

"Idih. Lo kali." ,balas Raraa.

Bianglala tersebut mulai bergerak, ternyata gerakannya begitu kencang diluar dugaan Angkasa. Disaat semua berteriak girang, Angkasa malah berteriak histeris.

"Berhenti woiiii!" ,teriak Angkasa.

Raraa tertawa kencang mendengar teriakan Angkasa. Setelah bianglala berhenti, Angkasa turun dengan sempoyongan. Pandangan Angkasa nyaris berputar sampai-sampai Angkasa menabrak tiang.

"Aduh. Sakitt." ,rintih Angkasa.

Raraa menahan tubuh Angkasa agar tidak menabrak lagi.
"Saa, duduk dulu." ,ucap Raraa mendudukkan Angkasa ditanah.

"Pusing Raa." ,keluh Angkasa.

Raraa memijit pelan pelipis Angkasa.
"Bentar ya, gue beli minum dulu." ,Raraa berjalan menghampiri seorang kakek yang tengah berjualan.

Setelah membayar, Raraa kembali ketempat Angkasa.
"Minum dulu Saa, lo sih sok jago." ,ucap Raraa.

"Gue gatau kalo kecepatannya separah itu." ,Angkasa meminum air yang diberikan Raraa.

"Gimana? Masih pusing?" ,tanya Raraa.

"Masih, pijitin lagi Raa." ,pinta Angkasa. Raraa kembali memijat pelipis Angkasa.

"Serasa punya bini gue." ,batin Angkasa.

"Pulang aja yuk, besok kita sibuk." ,ucap Raraa.

"Yadehh." ,ucap Angkasa.

Raraa membantu Angkasa berjalan menuju parkiran.
"Bisa ngak bawa motornya Saa? Kalo ngak biar gue aja yang bawa." ,ucap Raraa.

"Emang lo bisa?" ,tanya Angkasa.

"Ngak tau sih. Coba aja dulu." ,kata Raraa.

"Boleh deh. Kepala gue masih pusing ini." ,timpal Angkasa.

Tak ada salahnya kan? Membiarkan Raraa membawa motornya.

"Ayo naik." ,ucap Raraa.

Angkasa mengangguk menaiki jok motor belakangnya. Belum sempat Angkasa berbicara, Raraa telah menancap gas, Angkasa reflek memeluk Raraa dari belakang.

"RARAA! JANGAN KENCENG-KENCENG. GUE BELUM MAU MATI, GUE BELUM NIKAH, BELUM LULUS SEKOLAH, BELUM JADIIN LO PACAR GUE. RAA! JANGAN NGEBUT-NGEBUT." ,panik Angkasa.

Raraa tertawa, mendengar teriakan Angkasa. Sekitar 15 menit, mereka sampai didepan gerbang rumah Raraa.

Angkasa langsung turun, memuntahkan isi perutnya. Sungguh! Kesalahan besar membiarkan Raraa membawa motornya.

"Gue hebat kan? Kapan-kapan, gue boncengin lo lagi." ,bangga Raraa.

"Ngak ngak. Apa-apaan sampai muntah gini gue. Ngak-ngak, lo ngak boleh bawa motor lagi, untung kita selamat. Kalau mati muda gimana? Gue belum nikah." ,protes Angkasa.

"Lo kira gue udah nikah? Lebay lo." ,balas Raraa.

"Lebay, pala lu." ,dumel Angkasa.

Angkasa terduduk didepan gerbang rumah Raraa, Raraa turun dari motor Angkasa. Lalu memijit tengkuk Angkasa.

"Semangat ya buat tournament besok." ,ucap Raraa.

"Lo nonton ya Raa." ,ucap Angkasa.

"Gue usahain, gue cerdas cermat besok. Ditempat yang sama dengan lo." ,ucap Raraa.

"Ariesthya High School? Berarti lo ketemu temen-temen lama dong?" ,tanya Angkasa.

"Gituu deh. Makasi ya untuk malam ini gue senengg banget." ,ucap Raraa.

"Makasi juga udah mau gue ajakkin pergi. Gue pulang dulu ya." ,Angkasa memasang helmnya.

Setelah selesai Angkasa menyodorkan punggung tangannya pada Raraa. Raraa mengernyit bingung.

"Salim sama suami." ,kata Angkasa.

"Idih, suami pala lu bulat. Gih sana, hati-hati." ,ucap Raraa.

Angkasa terkekeh, Angkasa menghidupkan mesin motornya lalu pergi meninggalkan area perumahan Raraa. Dijalan Angkasa terus memikirkan yang terjadi malam ini.

"Tunggu bentar lagi ya Raa, gue pastiin lo bahagia sama gue." ,batin Angkasa tersenyum.

*****

See you Angkasa to next

Vote koment share

936 word

Angkasa or Vanara [New Version]✅️Where stories live. Discover now