https://10.com

3.5K 624 143
                                    

❄️┊AFFECTION, locker

❄️┊AFFECTION, locker

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.






"SEONG TAEHOON, JANG [NAME]! JANGAN LARI KALIAN!"

Taehoon menarik [Name] untuk berlari dari kejaran maut Pak Siwon---Guru Bimbingan Konseling. Sebenarnya kenapa ini bisa terjadi? Secara sederhana, mereka berdua ketahuan minum bir di ruang musik (cuma Taehoon doang yang minum, sedangkan [Name] manut aja buat nemenin dia).

Awalnya, mereka berdua menduga nggak akan ada yang datang ke sana, secara itu ruang musik lama---dan hingga sekarang sudah tidak terpakai. Jadi, siapa yang tahu kalau Pak Siwon tiba-tiba masuk ke ruangan?!

Setelah berlari cukup lama, dan sadar kalau kabur aja nggak akan menyelesaikan masalah---Taehoon dan [Name] masuk ke dalam locker.

Locker ini tinggi---sekitar dua meter, sementara lebarnya kurang dari satu meter, membuatnya terasa sangat sempit.

Sebenarnya, kalau Taehoon saja yang ketahuan, tanpa ba-bi-bu dia langsung menyerahkan diri ke Guru (karena dia memang sering buat masalah). Tapi, dalam kasus ini, [Name] juga terlibat. Dan Taehoon tahu, walau orangnya seperti itu, tapi [Name] bukan tipe yang suka cari masalah di sekolah. Jadi, Taehoon nggak mau [Name] ikut terlibat.

"SEONG TAEHOON, JANG [NAME]! KALIAN TIDAK BISA LARI DARI SAYA!" teriakan Pak Siwon lagi-lagi menggelegar, membuat Taehoon yakin terdengar hingga ke seluruh sekolah.

Tap

Tap

Tap

Suara langkah kaki terdengar mendekat. Dari celah kecil, Taehoon dapat melihat Pak Siwon berada di depan locker sambil celingukan dengan muka garang. "Murid nakal! Ke mana mereka berdua?"

"Pak Siwon, Anda sedang apa?"

"Ah, Bu Taeri! Saya sedang mencari Seong Taehoon dan Jang [Name]. Mereka berdua membuat masalah dan sekarang kabur entah ke mana."

'Sial... kenapa mereka malah berdiri di depan locker, sih?' Taehoon mengembuskan napas pelan, lalu mengerutkan dahi saat melihat [Name]. "Kenapa kau berkeringat banyak sekali?" Taehoon bertanya dengan berbisik. Masalahnya, keringat [Name] hingga turun melewati leher dan dadanya, membuat Taehoon heran---karena dirinya saja tidak berkeringat sebanyak itu. Yah, tempat ini memang sempit dan pengap. Tapi, tidak sepanas itu.

"Aah... hah...  aku..." [Name] berusaha menjawab Taehoon sambil memandangnya dengan mata sayu, muka merah, dan napas tersengal-sengal.

"Jang [Name]... apa kau sadar ekpresi seperti apa yang saat ini kau tunjukkan padaku?"

"Aah... hah..." tubuh [Name] menempel sepenuhnya pada Taehoon, hingga membuat jarak di antara mereka menjadi lenyap. "Aku mau keluar...."

Taehoon menelan ludah gugup. "A-apanya?"

𝗮𝗳𝗳𝗲𝗰𝘁𝗶𝗼𝗻 • ᥫ᭡ 𝗌. 𝗍𝖺𝖾𝗁𝗈𝗈𝗇Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt