Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SEONG TAEHOON KALAH DARI YOO HOBIN. Nggak, ini bukan gurauan, atau bahkan settingan. Seong Taehoon---mantan atlet pro itu kalah melawan si pecundang Yoo Hobin.
Memalukan, tentu saja. Apalagi Taehoon kalah dengan alasan yang sama---baseball choke---seperti pertarungannya di masa lalu dengan Munseong
Untuk kedua kalinya, Taehoon merasa sudah sampai di batasnya dan kalah.
Dan yang lebih memalukan lagi, dia kalah dari Yoo Hobin yang dianggap sebagai boneka yang enak buat dihajar.
Seong Taehoon kalah di tangan boneka yang diremehkannya.
'Apa karena menahan diri? Atau karena keberuntungan? Atau Hobin memang benar berbakat?'
Pertanyaan itu terus berulang di benaknya, di saat kakinya tetap berlari menuju tempat kejadian di mana Taehoon bertarung dengan Hobin.
[Name] memang nggak ikut karena tempat bertarungnya di toilet pria, jadi nggak etis aja kalau dia masuk ke sana. Selain itu, dia memang punya beberapa urusan yang nggak bisa ditunda.
Napas [Name] terengah-engah saat sudah sampai di tempat, menyaksikan Hobin dan Jiksae yang sedang memijat kaki Taehoon (tapi, di mata [Name], mereka berdua malah kelihatan kayak lagi gr*pe-gr*pe Taehoon).
"Sabeumnim!" [Name] menghampiri Taehoon, berjongkok di samping tubuhnya yang masih pingsan, sementara jari telunjuknya menusuk pelan pipi cowok itu. "Kok sampai pingsan gini, sih?"
"Heh, kau siapa?!" Jiksae kaget sama kedatangan [Name] yang tiba-tiba (walaupun dia ngerasa familier sama wajahnya).
"Aku muridnya Taehoon!"' [Name] memandang tajam Hobin dan Jiksae. "Kalian jahat banget sampai bikin Taehoon kehabisan napas!"
Jiksae memandang [Name], kemudian dia menggaruk kepalanya yang nggak gatal dengan wajah merona. 'Ya ampun, dia tipeku. Ah, nggak, nggak! Aku kan udah ada Gaeul!'
"Kamu cewek yang ada di arcade sama Taehoon, kan?" Hobin mengerjapkan matanya. "Pacarnya?"
[Name] menggembungkan pipinya, kelihatan sebal. "Maunya sih gitu. Tapi Taehoon nggak suka sama aku."
"Wah, kalau gitu sama Kakak aja, hehe..." Jiksae nyengir.
"Kakak?" [Name] memiringkan kepalanya bingung. "Aku seumuran sama Taehoon."
Jiksae jelas nggak menyangka. "Masa? Kirain seumuran sama Gaeul!"
"Siapa itu Gaeul?"
"Editor kami."
[Name] manggut-manggut mengerti, sementara fokusnya tertuju pada Taehoon yang masih belum sadarkan diri. "Gimana ini? Masa aku harus ngasih Taehoon napas buatan?"
