pengganggu

6.4K 525 41
                                    

*sorry for typo
Setelah Jeno dan Jaemin jalan-jalan sampai jam 3 siang, mereka memutuskan untuk singgah di salah satu cafe. Memesan minuman untuk menghilangkan dahaga mereka.

"Habis ini kita pulang?" Tanya Jaemin sambil sesekali menyeruput americano nya.

"Iya, emang kamu mau kemana lagi?" Tanya Jeno balik.

Jaemin menggeleng, lalu kembali meminum americano nya. Suasana yang tadinya cukup tenang, menjadi sebaliknya. Raut muka Jaemin tiba-tiba menjadi musam seketika.

"Mau apa lagi?" Tanya Jeno tanpa melihat ke arah orang yang ia tanya.

"Aku hanya ingin bertemu dengan mu" jawab nya dengan senyuman seraya menatap ke arah Jeno.

"Mending lo pergi deh, Laura. Jangan jadi pengganggu napa sih!" Ketus Jaemin mengusir Laura.

"Heh, lo siapa benari ngusir gue dari sini? Emang cafe ini punya lo hah? Ngga kan!" Balas Laura tak kalah ketus, matanya menatap sinis ke arah Jaemin.

"Yang dikatakan Jaemin benar, labih baik kau pergi dari sini" saut Jeno.

Laura langsung menoleh ke arah Jeno, kembali memasang wajah sok manis nya itu. "Jen, kok kamu jadi ikut-ikut Jaemin ngusir aku sih, aku pengen disini sama kamu" ujar Laura dengan suara di imut-imut kan. Membuat Jaemin ingin muntah mendengar nya.

"Suara lo gausah sok imut ya, eneg tau ngga gue denger nya!" Titah Jaemin memutar bola mata malas dan kembali fokus ke minuman tercinta nya, ya americano.

"Jen lihat tuh, Jaemin bilang suara ku sok imut" adu Laura kepada Jeno seraya bergelayut manja di lengan Jeno.

Jaemin membulat kan matanya melihat Laura berani menyentuh kekasih nya. Hanya dia yang yang boleh menyentuh Jeno, tidak ada yang boleh menyentuh Jeno kecuali orang tua nya.

Spontan Jaemin berdiri dari duduk sambil menggebrak meja lumayan keras membuat para pengunjung cafe lainnya memperhatikan drama tersebut.

Jaemin berjalan ke arah Laura dan menjambak rambut Laura dengan keras. Membuat Laura berteriak kesakitan.

"Aaakkhh, lepasin rambut gue bangsat!!" Teriak Laura kesakitan sembari mencoba melepaskan rambut nya dari cengkraman Jaemin.

"Lepas? Lo bilang lepas?!!" Jaemin mengulangi perkataan, "tidak semudah itu, ferguso" lanjut nya dengan semakin kuat mencengkram rambut Laura.

Laura semakin berteriak kesakitan, rasanya rambut nya seperti akan lepas dari tempat nya. Tidak ada yang bisa Laura lakukan selain berteriak dan memberontak.

Para pengunjung cafe itu merinding melihat perlakuan Jaemin kepada Laura. Ada yang kasian dengan Laura, ada juga yang memuji Jaemin.

"KALIAN SEMUA LIHAT DAN DENGAR!!! DIA ADALAH WANITA TIDAK TAU MALU YANG BERANI MENGGODA KEKASIH ORANG LAIN, DAN DIA JUGA ADALAH SEORANG JALANG YANG SELALU MENGANGKANG UNTUK LELAKI MANAPUN!!" Teriak Jaemin masih dengan kuat mencengkram rambut Laura.

Orang-orang yang tadinya merasa kasian dengan Laura tiba-tiba menatap jijik ke arah Laura sehabis mendengar teriakan Jaemin.

"Boti no menye-menye, watashi like ndelok this" ucap salah satu pengunjung cafe itu.

"Uhh, akuhh syuka boti badas" ucap pengunjung lainnya.

"Sayang, lepasin Laura! Jangan sampai kau mengotori tangan mulus mu itu" ucap Jeno lembut.

Jaemin mengangguk lalu melepaskan tangannya dari rambut Laura. Sedangkan Laura wajah nya memerah karena menahan sakit, dia langsung berlari keluar dari cafe itu karena malu.

"Ayo kita pulang" ajak Jeno yang diangguki oleh Jaemin.

Saat Jeno baru satu kali melangkah, dia di berhentikan dengan suara Jaemin.

"Jeno, gendong.  .  . " rengek Jaemin.

"Of course, babe!" Ucap Jeno terkekeh lalu menggendong Jaemin di gendongan koala nya tanpa memperdulikan tatapan dari pengunjung cafe lainnya.

"BOTI BADAS SEMAKIN DI DEPANN!!!" Teriak salah satu pengunjung cafe yang notabe nya adalah fudan.

Dia mendapat tatapan aneh dari pengunjung lainnya, pasalnya dia berteriak sendiri tanpa ada yang memperdulikannya. Membuat nya tersenyum malu sambil menggaruk tengkuk nya yang tidak gatal.

▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎▪︎

Sementara itu di mobil.....

Jaemin masih enggan turun dari pangkuan Jeno, dia terlanjur nyaman duduk di paha Jeno, sedangkan Jeno fokus menyetir dengan satu tangannya, dan tangan satu nya dia gunakan untuk menepuk-nepuk pantat berisi milik Jaemin.

"Jen.  .  . "

"Hm?"

"Kenapa sih Laura terus datang, aku takut dia ngehancurin hubungan kita" ucap Jaemin mengangkat kepalanya yang tadi nya dia sembunyikan di leher Jeno.

Sebelum Jeno menjawab, dia menepikan mobil nya terlebih dahulu. Karena pandangan nya tertutup oleh Jaemin, alhasil karena takut terjadi apa-apa, Jeno menepikan mobilnya.

"Sayang, dengerin aku" ucap Jeno yang mulai serius.

"Apapun masalah nya, dimana pun kita berada, kapan itu kita bersama, dan siapa pun yang akan menghancurkan hubungan kita. Aku akan tetap disisi mu, menjadi milik mu, hanya milik mu bukan yang lain" lanjut Jeno tersenyum sambil mengusap surai dan mengecup kening Jaemin.

Jaemin tersenyum manis mendengar ucapan Jeno, seolah terhipnotis dengan ucapan itu. Jaemin mencium kilat bibir Jeno lalu kembali menyembunyikan wajah nya di ceruk leher Jeno.

Jeno terkekeh lalu menjalankan mobil nya kembali untuk mengantarkan Jaemin pulang kerumah nya karena sekarang udah lumayan petang.

Setelah 20 menit, akhirnya sampai lah di kediaman Jaemin. Seorang satpam membuka kan gerbang agar mobil Jeno bisa masuk ke dalam.

Jeno menjalankan mobil nya untuk masuk ke dalam halaman rumah Jaemin. Memakirkan mobilnya dengan rapi lalu turun dengan Jaemin yang masih berada di gendongannya.

Jeno menekan bel rumah, dan salah seorang pelayan membuka kan pintu. Terpampang jelas Jeno menggendong Jaemin yang sedang tidur.

"Silahkan masuk, tuan" ucap pelayan itu membiarkan Jeno masuk.

Jeno mengangguk lalu berjalan masuk dan menaiki tangga untuk menuju ke kamar Jaemin. Setelah sampai di kamar, dengan sangat pelan Jeno menidurkan Jaemin karena takut Jaemin terbangun.

Sia-sia Jeno takut Jaemin bangun, ternyata anaknya bangun beneran. "Jen, disini aja jangan kemana-mana, kalau kamu pergi terus ketemu Laura gimana?"

Jeno terkekeh lalu menjawab, "ngga sayang, aku bakal tetep disini sama kamu" balas Jeno mendudukkan dirinya di samping Jaemin yang masih tiduran.

"Tidur sini.  .   . " pinta Jaemin sambil menepuk nepuk kasur yang tersisa disamping nya.

Jeno menurut lalu membaringkan tubuhnya di samping Jaemin, tangannya dia buat untuk menjadi bantal Jaemin. Tangan satu nya dia buat untuk mengelus-elus punggung Jaemin.

Mereka berdua terpejam dan mulai beralih ke alam mimpi masing-masing.

Tbc.

Sorry kalau jelek.

Bad Boy Bucin | NominKde žijí příběhy. Začni objevovat