terlambat

10.4K 849 7
                                    

Dari tadi saat Jeno sudah sampai di rumah Mark, Jeno hanya diam saja tanpa mengatakan apapun. Cowok yang biasanya banyak omong saat di depan teman-temannya itu kini menjadi lebih dingin dari biasanya. Suasana hatinya sedang tidak menentu, ada rasa tidak nyaman saat mengingat kejadian di sekolah tadi. Ingin melarangnya, tapi Jeno siapa? Dia bukan siapa-siapanya Jaemin, jika ingin tiba-tiba saja melarang Jaemin berdekatan dengan Hyunjin bisa-bisa nanti Jaemin menjadi besar kepala. Jadi serba salahkan hati ingin melakukan ini namun badannya seakan menolak untuk melakukannya.

Jeno hanya duduk termenung memandang ke arah luar jendela, pikirannya berterbangan kesana-kemari. Langit sudah menampakkan warna jingganya. Iya, senja sore yang hangat menyapa keheningan yang dingin itu, pancaran sinarnya di biarkan menyapu wajahnya seakan sedikit mampu melelehkan hatinya yang membeku itu.

Kenapa Jeno bersikap seperti itu? Ada sesuatu yang membuatnya berubah menjadi seperti itu, padahal dulu waktu kecil Jeno adalah anak yang ramah, murah senyum, memiliki banyak teman tapi semua berbeda saat orang tuanya sibuk dengan pekerjaan mereka dan tidak menggiraukan Jeno kecil. Orang tuanya jarang memiliki waktu bersama, bahkan sangat jarang untuk mereka saling bertegur sapa. Bahkan untuk bercerita satu sama lain pun tak bisa. Semenjak saat itu, sikap Jeno berubah menjadi agak pendiam, suka bikin rusuh, karena Jeno berpikir jika nanti dia berbuat masalah nanti orang tuanya akan memperhatikannya tapi kenyataannya masih sama saja.

Mark yang melihat temannya termenung bertanya-tanya, Jeno yang biasanya rese tapi sekarang menjadi mellow seperti itu?

Perlahan Mark melangkahkan kakinya untuk mendekati Jeno, mengulurkan tangan kanannya untuk menepuk bahu kiri Jeno.

Jeno yang merasa ada yang menepuk bahu nya langsung menoleh ke arah orang yang berada di samping nya.

"Lo kenapa Jen?" Tanya Mark yang kini sudah berdiri tepat di sebelah Jeno.

"Gak" singkat Jeno lalu kembali menatap ke arah luar jendela.

"Jangan bohong. Gue tuh temenan sama lo gak sehari dua hari ya, jadi gue tau lo lagi dalam keadaan gak baik-baik aja" ucap Mark sambil mengerlingkan sebelah matanya.

"Hiistt, jijik gue lihatnya" ucap Jeno berlalu pergi meninggalkan Mark yang masih bingung.

Jeno merebahkan tubuhnya di atas kasur empuk milik Mark, hari ini dia akan menginap disini saja. Orang tua Mark tidak berada di rumah, mereka berada di jogja untuk menjenguk neneknya Mark yang sakit.

Sedangkan Mark mengikuti Jeno untuk membaringkan tubuhnya di samping Jeno, Mark tidak mau memaksa Jeno untuk bercerita. Karena nanti Jeno pasti akan menceritakan semua dengan sendirinya saat dia sudah bisa menguasai perasaannya itu.

Tanpa terasa mereka berdua sudah terlelap dan masuk ke alam mimpi yang indah.

......

Pagi yang cerah matahari bersinar tanpa ada awan mendung yang menyelimutinya, kicauan burung yang bersaut-sautan menambah lelapnya tidur pemuda itu. Semalam dia begadang untuk menonton drama Korea kesukaannya. Alarm yang sudah bunyi beberapa kali tidak dihiraukan oleh pemuda itu, hanya bangun untuk mematikan alarm setelah itu kembali tidur.

Hingga suara ketukan keras dari balik pintu kamarnya pun terdengar sangat nyaring, mau tidak mau membuatnya bangun.

"NANAAA UDAH SIANG MAU SEKOLAH JAM BERAPA KAMU HAH??" Teriakan itu memenuhi seluruh isi ruangan yang berada di lantai dua.

Tapi sayangnya masih tidak ada jawaban dari anaknya itu, membuatnya terpaksa teriak lagi agar Jaemin bangun dari tidurnya.

Teriakan itu membuat Jaemin kaget dan langsung saja berlari menuju pintu kamar dan membukanya, mata pemuda itu masih saja terpejam.

Bad Boy Bucin | NominWhere stories live. Discover now