Laura

6.3K 522 16
                                    

Semenjak kejadian dimana Yeonjun menyatakan rasa suka nya kepada Jaemin, hubungan pertemanan mereka menjadi canggung. Jujur saja, Jaemin sekarang mulai menghindari Yeonjun semenjak itu, takut kalau dia jatuh kedalam permainan Yeonjun lalu mengkhianati Jeno.

Jaemin sekarang berada di rumah sakit untuk menjaga Jeno, Mark dan Guanlin masuk sekolah. Bergantian dengan orang tua Jeno yang sedang bekerja. Jaemin terus memandang ke arah Jeno dengan tatapan kosong.

"Jangan lama-lama, Jen." Gumam Jaemin mengingat ucapan dokter kalau Jeno akan koma selama 3 minggu. Bisa dikatakan kalau Jaemin rindu dengan Jeno.

Ponsel Jaemin berdering, ia mengambil ponsel nya yang berada di sebelahnya. Senyum Jaemin yang biasa nya merekah saat ditelepon oleh Yeonjun, kini hanya biasa saja, tidak tau kenapa.

Jaemin kembali meletakkan ponselnya, membiarkan terus berdering dan tidak mengangkatnya. Akhirnya ponsel nya tidak lagi berdering.

"Huh, sama aja" lagi-lagi Jaemin bergumam.

Jaemin merebahkan dirinya di kursi yang ia duduki, memejamkan matanya. Dan akhirnya tertidur sampai jam sebelas siang.

Jaemin mengerjapkan matanya beberapa kali, lalu mendudukkan dirinya guna mengumpulkan nyawa nya terlebih dahulu. Setelah itu dia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka.

Saat di kamar mandi, Jaemin terdiam menatap dirinya sendiri di kaca. Tangannya dia genggam kan di pinggiran wastafel. Jaemin tiba-tiba teringat dengan masa lalu nya, Jaemin dengan cepat menepis pikirannya.

"Apaan si, Na. Lo ngga boleh inget dia, dia udah selingkuhin lo, dia udah hancurin perasaan lo, dia udah ninggalin lo demi selingkuhannya. Lo ngga boleh inget dia" ucap Jaemin sambil menepuk-nepuk pipi nya.

Jaemin cepat-cepat mencuci muka nya dan segera kembali. Saat Jaemin kembali ke ruangan Jeno, kedua sahabat Jeno sudah berada di situ.

"Loh, kalian. Bukannya ini masih jam pelajaran ya, kok malah kesini" tanya Jaemin begitu melihat Mark dan Guanlin.

"Kita pulang pagi, gurunya ada rapat" jawab Mark yang diangguki Jaemin.

"Eh iya, lo udah makan belum?" Tanya Guanlin ke Jaemin.

"Belum!"

"Yaudah nih makan, gue bawain makanan buat lo." Ucap Guanlin sambil menaruh makanan yang ia beli tadi di meja.

"Oh, makasih, nanti gue makan!" Balas Jaemin, Guanlin hanya mengangguk.

"Na, ini Jeno nya kapan bangun?" Tanya Mark sambil nelihat ke arah Jeno.

Jaemin terkekeh lalu menjawab, "baru aja satu minggu, kurang dua minggu" Mark hanya mengangguk.

Mereka bertiga duduk di kursi panjang dekat jendela sambil membicarakan hal random. Lalu suara ketukan pintu mengalihkan pandangan mereka.

"Masuk!" Ucap Jaemin sedikit meninggikan suaranya.

Lihat lah, mungkin Jaemin menyesal langsung mengizinkan dia masuk. Muka Jaemin yang tadi nya sumringah menjadi datar seketika. Sama hal nya dengan Mark dan Guanlin, keadaan yang tadi lumayan ramai menjadi hening.

"Siapa lo? Ngapain lo kesini?" Tanya Mark ketus.

"Bukan urusan lo, gue kesini cuma mau lihat keadaan Jeno!" Jawab wanita itu tak kalah ketus.

"Lah, kalau bukan siapa-siapa gausah kesini lo!" Ucap Mark meninggikan suaranya.

"Mending lo diem, gausah mancing emosi deh" Balas sang wanita.

"Lo yang mancing emosi bangsat!!" Saut Guanlin yang terpancing emosi.

"Kalau kalian cuma mau bertengkar mending keluar, kasian Jeno." Timpal Jaemin yang sedari tadi hanya diam, "dan lo, lo siapa main masuk ke sini?" Tanya Jaemin.

"Gue Laura, dan lo sendiri siapa, ngapain disini?" Tanya wanita bernama Laura itu sambil menunjuk Jaemin.

"Gue Jaemin, kekasih Jeno!" Jawab Jaemin membuat Laura kaget.

"What!! Jadi Jeno udah punya pacar? homo lagi, jijik banget" balas Laura dengan nada mengejek.

"Jijik an lo tau ngga, udah ngga punya malu, make up kayak tante-tante lagi" saut Guanlin.

"Heh jaga ucapan lo ya!!" Bentak Laura.

"Lagian lo siapa sih?" Tanya Mark heran.

"Ah gue tau, lo orang yang pernah sex sama Jeno, iyakan?" Ucapan Jaemin sukses membuat Mark dan Guanlin membulatkan matanya sempurna.

"Nah itu lo tau, gue cewek yang pernah sex sama Jeno" jawab Laura dengan bangga nya.

"Bangga lo kayak gitu?" Jaemin tak habis pikir, masih ada ternyata wanita seperti Laura ini.

"Ya, terus urusannya sama lo apa?" Tanya Laura ketus.

"Urusannya sama gue?" Jaemin mengulang kembali kalimat Laura, "ngga ada sih sebenernya, tapi bisa kan cari cowok lain selain Jeno?" Jaemin mulai habis kesabarannya.

"Gue mau nya Jeno, bukan yang lain!!" Bentak Laura.

"Heh jalang, gausah ngebentak pacar Jeno lah" saut Guanlin.

"Lo bilang gue apa tadi?"

"Jalang, kenapa?" Tanya Guanlin menatap rendah ke arah Laura.

"Ibu lo itu jalang, main bilang gue jalang sembarangan!!" Ucap Laura tanpa sadar membuat emosi Guanlin memuncak. Guanlin menahan emosi nya karena Laura berani membawa-bawa ibu nya.

Wajah Guanlin memerah menahan amarah, tangannya mengepal kuat sampai urat nya kelihatan. Mark bisa merasakan kalau Guanlin sedang marah, Mark mencoba menenangkan Guanlin tapi itu tidak ada apa-apa nya.

PLAKK!

PLAKK!

Dua tamparan sekaligus mendarat di pipi kanan serta kiri milik Laura. Laura hanya meringis kesakitan sembari memegang kedua pipi nya.

"Lo jangan pernah bawa ibu gue, kalau engga lo mati sekarang juga!!" Ancam Guanlin penuh amarah.

"Laura! Lo pergi dari sini sebelum kita bertiga makin emosi!" Ucap Mark menyuruh Laura pergi.

"Gue gamau, gue mau disini sama Jeno!!" Kekeh Laura yang tidak mau pergi.

"Pergi atau kita seret lo?" Ujar Jaemin.

"Seret aja ngga takut!!"

Habis lah sudah kesabaran Jaemin dan Mark serta Guanlin, mereka bertiga memegang tangan kiri dan kanan milik Laura lalu menyeret nya keluar dari ruang rawat Jeno.

Jaemin membanting badan Laura ke lantai, tidak peduli kalau dia perempuan. Dia tetap bersalah, dan harusnya di beri hukuman.

"Cepet pergi!!" Sentak Jaemin lalu masuk kembali ke dalam dan mengunci pintu.

"Sialan lo, Jaemin. Gue bakal rebut Jeno dari lo, ingat itu!!" Monolog Laura sambil berseringai.

Tbc.

Maaf guys baru up, soalnya baru inget kalau bikin cerita.

Bad Boy Bucin | NominTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang