Lengket Tapi Enak

23.8K 508 25
                                    

Terhitung hari ini, kejadian di pos satpam ketika aku menyepong kontol om Sapto dan mengocok kontol bapak sudah terlewati beberapa bulan. Dalam kurun waktu itu, hubunganku dengan bapak makin lengket seperti permen karet. Kalau dulu kami seperti orang asing yang hidup satu atap walau berstatus bapak-anak, kali ini aku tidak segan untuk bermanja ke bapak.

Terlebih sejak ibuku hamil lagi, ibu seperti tidak mau dekat-dekat dengan bapak. Katanya bau dan janin dalam kandungan ibuku itu selalu menolak kehadiran bapak. Alhasil, mau tidak mau bapak jadi harus tidur di kamarku.

Bagiku itu adalah suatu hadiah paling membahagiakan yang ibu berikan padaku. Bukan janin dalam kandungannya, melainkan kesempatan yang ibu berikan supaya aku bisa tidur dengan suaminya yang jantan dan perkasa itu. Aku dan bapak sudah sekamar selama kurang lebih dua minggu, tapi sejauh ini aku tidak pernah berani berbuat aneh-aneh takut kalau dia marah dan malah tidak mau lagi menganggapku anak kalau sampai aku lancang padanya.

Rasanya ngenes sekali, setiap malam birahiku mendera tapi tak mampu kutuntaskan karena aku belum berani melakukannya kalau bapak sedang sadar. Alhasil kontolku ngaceng nganggur, huhuhu.

"Kamu belum tidur Nan?"

Aku membalikan badanku saat mendengar bapak bersuara di sampingku. Dia terlihat tengah menatapku, sesekali ekor matanya menatap ke arah jam dinding.

"Belum ngantuk pak."

"Tidur, besok kamu kuliah pagi kan?"

Aku mengangguk, aku juga sudah masuk kuliah. Kebetulan besok memang ada jam pagi mata kuliah Kalkulus I, kalau sampai telat dosen killer itu pasti tidak akan mengizinkan aku mengikuti kelasnya.

"Bapak sendiri kenapa belum tidur? Bukannya besok shift pagi?" kataku balas bertanya, entah kenapa aku merasa gelegat bapak sedikit aneh. Bapak terlihat seperti ingin mengatakan sesuatu tapi sungkan.

"Eum, bapak juga nggak bisa tidur Nan. Pusing."

Aku beranjak bangun. "Mau Adnan pijitin pelipisnya pak?"

"Nggak usah Nan, tapi bapak boleh meluk kamu?"

Aku mengernyit, tapi kemudian menjatuhkan tubuhku di sela ketiak bapak. Kebetulan dia hanya tidur menggunakan sarung dan telanjang dada, pemandangan ini sudah jadi santapanku beberapa waktu ini jadi sedikit banyak aku bisa mengontrol nafsuku untuk tidak berbuat aneh-aneh.

"Bapak aneh ih," kataku meraba dada bapak yang ditumbuhi bulu. Aku bisa mendengar bapak mendesis sesaat.

Tak lama bapak merengkuh tubuh kecilku menempel padanya. Ketiaknya dekat sekali dengan hidungku sampai aku bisa membaui bau tubuh alaminya, kutebak bapak belum mandi hari ini. Bagiku baunya tidak menjijikan sama sekali, malah bau jantannya begitu enak dihidungku dan membangkitkan sesuatu di sekitar selangkanganku.

Lama berpelukan aku masih belum mendengar suara bapak mendengkur. Akhirnya aku mendongkak, benar saja bapak tengah melamun.

"Tidur pak," kataku, lama-lama aku tidak bisa menahan dorongan nafsuku kalau setiap hari selengket ini dengan bapak.

"Bapak mau cerita boleh Nan?" ucap bapak sambil menghirup aroma melon di rambutku, bapak juga mengelus sayang punggungku dengan tangan berototnya.

"Cerita aja kali pak."

Bapak menghela napasnya. "Sejak hamil lagi ibu kamu nggak mau deket-deket bapak Nan."

Aku terdiam, secerah ide muncul di kepalaku. Kucing kalau lapar, dikasih ikan asin pasti lari mendekat kan?

"Ibu nggak melayani bapak selama itu?" kataku pura-pura kaget, jantungku rasanya deg-degan saat ini. Apa malam ini aku bisa merasakan keperkasaan bapak di boolku?

Susu Kental BapakWhere stories live. Discover now