Aku manusia yang paling tidak tahu diri. Segalanya harus sempurna. Ketika sesuatu tidak sesuai dengan harapanku, aku marah. Tidak ada teriakan memang, tapi dalam hati merutuki diri sendiri, selalu menyalahkan diri sendiri dan pada akhirnya aku kembali semakin keras pada diri ini.
Suatu hari dulu itu, Almarhum kakekku yang sangat tenang sekali tuturnya itu, menggenggam tanganku erat dengan penuh hangat.
"Apa lagi? Masih marah? Km pikir km itu penulis naskah? Semuanya harus sesuai rencana km? Bukan kan?, sedikit aja, lihat sedikit keadaan. Lagian km kan udah berusaha, hasilnya bukan soal penilaian aja. Hasilnya bagus kalau km tau km udah berusaha semampu km"
Sekarang, aku sudah tidak lagi marah lagi jika semuanya melenceng dari perkiraan. Toh, benar. Aku sudah berusaha semampuku. Semoga kita yang singgah di sini, paham apa yang ingin aku sampaikan.
YOU ARE READING
Rumah Singgah
General FictionUntuk orang-orang yang enggan pulang, lupa jalan pulang, dan seperti lupa arah tujuan. Singgahlah, sebentar. Lalu, terserahmu.
