13.

550 54 3
                                    

<<JANGAN LUPA FOLLOW& VOMMENT>>

Kasih tau kalo ada typo hehe:v

Dalam ruang lembab minim cahaya dua orang pria pemilik aura hitam saling melempar obrolan santai.

“Anda nampak lebih tua dari terakhir kita bertemu, dua tahun lalu” Suara dingin milik pria dewasa mengalun dingin.

Pria paruh baya meletakkan tongkat kayu yang dia gunakan untuk menopang tubuhnya saat berjalan. Tangannya yang sedikit keriput mengambil cawan berisi arak.

“Tidak masalah, mungkin sudah tiba waktunya” Balas pria paruh baya itu setelah menyesap arak.

Pria dewasa itu menghela nafas. “Bagaimana keadaan anda? Saya dengar setiba di sini anda jatuh sakit”

“Cukup baik, tubuh tua ku tak lagi bisa berpergian jauh. Bagaimana kabar putri ku?” Tanya pria paruh baya.

“Lebih baik, dia tak lagi mengamuk dan jauh lebih tenang”

“Syukurlah, saya juga dengar cucu pertama ku masuk rumah sakit, bagaimana bisa? Apa anda tidak menjaganya dengan baik?” Tanya nya tajam.

“Saya akan menjaganya lebih baik lagi” Balas pria dewasa.

“Aku merindukan mereka, apa putriku masih keras kepala seperti dulu?” Bayang nya tersenyum tipis.

“Watak keras tak bisa hilang dari sosoknya”

Tertawa kecil. “Dia memang putri kecil ku”

“Seorang yang tidak menikah tidak mungkin mempunyai seorang anak, kecuali dia pria brengsek yang menanamkan benihnya kepada sembarang wanita” Sinis pria dewasa.

“Tak sadar diri, kita tidak jauh beda” Sanggahnya tak kalah sinis.

“Setidaknya saya mencintai dan menikahi nya, sedangkan anda? Membuang layaknya sampah” Sarkas pria dewasa.

“Aku tak ingin menyiksa nya lebih lama, menjauh pilihan yang tepat di bandingkan terus di sisinya” Lirih nya tanpa sadar di dengar oleh pria dewasa.

“Tanpa anda sadari anda sudah menyiksanya sangat jauh, dengan anda yang meninggalkan nya sendiri dalam keadaan hamil tua. Mungkin dia membenci anda, tapi terdapat harapan kecil yang meminta anda datang dan memeluknya di saat semua orang menghindari nya” Papar pria dewasa membuat lawannya terdiam.

Tersenyum. “Orang itu sudah datang, dan mereka hidup bahagia. Tanpa saya” Lirihnya kembali.

“Sudahlah anak muda, saya bertemu dengan mu bukan untuk membahas masa lalu. Intinya saja, saya akan memindah tangan semua bisnis yang saya miliki atas nama putri ku. Kecuali bisnis ilegal yang akan ku serahkan pada tangan kananku” Lanjut nya tegas.

Dahi pria dewasa itu mengernyit. “Ada apa, mengapa tiba-tiba anda ingin memindah tangankan kepada istri ku. Bukankah sebelumnya anda sudah memindah tangankan atas nama putri angkat mu itu” Terdapat ejekan dalam kalimat yang keluar dari bibir pria dewasa itu.

Pria paruh baya itu terdiam. “Dia pergi, hanya putri kandung ku yang masih tersisa”

“Anda terlalu mengekang layaknya burung dalam sangkar, saya cukup prihatin dengan gadis itu” Argumen nya.

Pria paruh baya itu tersenyum kecut. “Jaga putri ku baik-baik, aku akan menemui putri dan cucu ku di waktu yang tepat” Katanya melengos pergi.

Pria dewasa itu menghela napas berat menatap punggung mertuanya dengan mimik tak terbaca.

†††††

Makan malam berjalan seperti biasa, namun dengan tempat yang berbeda. Mereka makan di kamar Fanya, sepasang anak dan ibu itu makan dengan tenang. Fanya mengelap sudut bibirnya menggunakan tisu takut meninggalkan sisa makanan.

Sepotong lukaWhere stories live. Discover now