8.

2.1K 236 2
                                    

<<JANGAN LUPA FOLLOW& VOMMENT>>

Kasih tau kalo ada typo hehe:v

Fanya membelai kepala Axel dengan kasih sayang, mata wanita itu menatap sendu pada anak pertamanya.

“Kapan anak Mami akan bangun? Tolonglah mimpi jangan buat anak ku tertidur lama” Lirih Fanya.

Bondan yang memang berada di ruangan itu tersenyum tipis melihat kekhawatiran wanita itu.

“Aku senang kakak ipar mulai menyayangi mereka, tidak seperti dulu” Ujar Bondan membuat Fanya menoleh kepadanya.

“Sepertinya anda mengetahui banyak hal tentang hidup saya, Mr Wiliam” Ujar Fanya datar. Namun dalam hati dia juga ingin tau seperti apa kehidupan pemilik tubuh ini.

Bondan tersenyum. “Tentu saja, aku adik ipar mu pasti mengetahui semua tentang mu” Balas Bondan riang.

Fanya menatap Bondan dengan tatapan yang sulit di artikan, menghela napas lalu mendekat pada pria itu.

“Aku tak suka teka-teki yang membingungkan, langsung ke intinya saja” Ujar Fanya mengambil duduk di depan pria itu.

“Apa kakak ipar benar-benar tidak mengingat sesuatu? Seperti masa remaja atau kejadian saklar?” Pancing Bondan menatap Fanya serius.

Fanya memejamkan mata, dia bukan wanita yang pandai menyembunyikan sesuatu. Rasanya hidup dengan ketidaktahuan itu menyulitkan.

“Saat aku terbangun dari tidurku semuanya sudah berubah, baik sifat, cara berpikir mau pun ingatan. Aku tak ingat apa pun yang aku ingat, hanya kedua putra ku dan beberapa ingatan kecil lainnya. Untuk ingatan saklar aku benar-benar tidak mengingatnya” Jelas Fanya tanpa mau membuka matanya.

Bondan terdiam. “Aku bisa menjawab semua pertanyaan yang ingin kakak ipar ketahui” Ujar Bondan tulus.

Fanya membuka matanya tanpa sadar dia tersenyum tulus membuat Bondan menatapnya kagum, namun dengan segera dia menggeleng mengingat wanita di depannya istri sang kakak.

“Aku hanya mempunyai satu pertanyaan. Siapa aku sebenarnya?” Satu pertanyaan yang memiliki banyak jawaban tentu Bondan tidak bisa langsung mengatakannya.

“Kakak melarang ku untuk menjawab pertanyaan mu. Namun yang jelas, kamu adalah bunga mawar di hidup kakak ku. Cantik namun menyakitkan” Jelas Bondan lalu beranjak berdiri.

“Ah aku lupa memilki jadwal meeting dengan para model cantik, aku harap kakak segera kembali. Sampaikan salam ku pada putramu, semoga hari mu menyenangkan” Lanjut Bondan lalu beranjak pergi meninggalkan Fanya yang terdiam dengan pikirannya.

Fanya mendesah lelah. “Persetan dengan ingatan, yang paling penting adalah kebahagiaan putra ku” Ujar Fanya serius.

Tujuannya hanya memberikan dan membahagiakan putra-putranya tidak perduli sosok pria seperti yang Bondan katakan, dia cukup senang dengan anaknya tanpa pria itu.

“M-mami”

Fanya langsung beranjak ketika mendengar suara lirih putranya, mengelus kepala itu lembut.

“Kakak bisa dengar Mami? Katakan sebelah mana yang sakit?” Tanya Fanya khawatir.

Dengan mata sayu Axel menggeleng. “Aku baik-baik saja”

Fanya bernapas sedikit lega, memeluk Axel lembut. “Jangan sakit, kakak membuat Mami khawatir” Bisik Fanya.

“Maaf aku membuat Mami khawatir” Lirih Axel merasa bersalah.

Fanya melepas pelukan mereka. “Tidak masalah, sekarang anak Mami sudah bangun. Kakak tunggu sebentar Mami akan memanggil dokter untuk mengecek kondisi kakak” Ujarnya lalu pergi.

Sepotong lukaOn viuen les histories. Descobreix ara