S t r a w b e r r y . A n g e l

5.6K 101 7
                                    

I wanna be your straberry angel, can i?

~Minara Ziya Harfandi


∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞
PART 2. STRAWBERRY ANGEL?
∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞∞

©sayayeja

°°°°°

Welcome party hampir selesai. Oleh sebab itu, sebelum berakhir pulang sendirian, Ziya segera menyudahi lumatannya, mengabaikan kalimat cowok tampan dihadapannya yang telah mengaku bahwa ia menginginkan Ziya.

Ziya lantas memilih beranjak dari pangkuan lelaki tampan itu dan pergi begitu saja tanpa pamit melewati perempuan yang menahan amarah kepadanya, tidak lupa Ziya meninggalkan kecupan manis di kedua bola mata cowok dihadapannya yang kembali terpejam.

...

"Ututu, sahabat gue udah gede!!!" Goda Fyneen mendapati sahabatnya yang baru saja menjalankan dare darinya, datang kembali menghampiri dirinya dengan yang lain. Tidak lupa Fyneen juga menepuk puncak kepala Ziya, seperti anak kecil yang baru saja berhasil melakukan sesuatu dengan baik dan benar.

Bukannya bersemu merah karena malu, Ziya malah semakin girang, dare seperti tadi yang ia suka. Rasanya ia ingin melakukan hal yang sama dengan cowok tadi, lagi... Lebih dari satu kali, lebih lama dan lebih intens tentunya, apalagi setelah melihat Kana, teman barunya, sedang asik berbagi saliva dengan kekasihnya, Agha. Sungguh, Ziya juga ingin berciuman kembali!!!

"Gue yakin, habis ini lo jadi viral, Zi!!" Kini Neena menyuarakan antusiasme-nya. Matanya berbinar cerah saat menyatakan perkiraannya itu.

"Viral? maksud lo, Na?" tanya Ziya bingung, ia meminta penjelasan lebih.

Sebelum menjawab, Neena menarik lengan Ziya pelan untuk mendekat.

"Lo ga tau, lo tadi nyium siapa?" bisik Neena tepat di telinga Ziya. Yang akan diberitahu menggeleng, Ziya belum mengenal banyak orang di kampus.

"Siapa?" tanya Ziya penasaran.

"Kalau lagi mode jinak, dia biasa dipanggil Ka Yasa. Tapi kalo lagi mode liar, dia biasa dipanggil Jazziel, cukup Jazziel tanpa embel-embel Ka."

"Oh, bisa gitu ya. Em, tapi Yasa lebih manis, namanya cipokable." jawab Ziya bersemangat setelah mangut-mangut mencerna ucapan Neena.

Oke, sekarang Ziya sudah tahu nama cowok tadi. Jangan tanya Ziya apa yang akan ia lakukan selanjutnya, apa lagi kalau bukan umpan—pancing terus—tangkap—HAP!!! Nikmati sampe puas!!!

"Ih, dengerin gue dulu." Neena menarik kembali lengan Ziya yang ingin berlalu darinya lagi.

"Apa Neena?" Ziya kembali ke hadapan Neena, memutar matanya tidak sabaran karena sejauh yang ia lihat, cowok bernama Jazziel, ah bukan, Yasa, sudah tidak tampak, begitupun seorang perempuan yang tadi Ziya lihat hampir disentuh inti tubuhnya oleh cowok itu. Errrr!!! Ziya sedikit cemburu dan marah jika mengingat hal itu. Ia menyesal telah meninggalkan cowok tadi.

"Ka Yasa itu sahabatnya Ka Agha, iya Agha, pacarnya kana, bapak presma tercinta. Em, mereka tuh senior kampus, dikenal karena memang terkenal. Tadi gue lihat, banyak kamera yang nyorot aksi lo."

Tanpa diduga mata Ziya kembali berbinar.

"Lucky me...!" balas Ziya sambil tersenyum cerah.

"Gue punya arsip buat diingat kalo benar adanya tepat hari ini bibir gue udah ga perawan lagi..." timpalnya tidak berhenti menunjukan deretan gigi yang tersusun rapi, menambah kesan indah dari wajah cantiknya. Tak lupa, sesekali Ziya juga mengusap lembut bibirnya yang sudah tidak perawan itu dengan jari telunjuknya.

JAZZIYATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang