16. ABCDEFVCKU

22.1K 4.8K 170
                                    

Vote dulu yuk sebelum baca!

Sekali lagi, sebuah pemberitahuan datang dari istana pusat. Salah seorang yang di utus penasehat kaisar datang ke mansion kami ketika aku dan anak-anak sedang berkebun di taman samping mansion. Hari ini adalah harinya panen kentang yang mereka tanam beberapa bulan yang lalu, namun karena utusan itu datang, dengan terpaksa kami harus menyudahi kegiatan kami untuk mendengarkan isi dari pemberitahuan yang di kirim oleh kekaisaran. Sungguh, tidak bisakah orang-orang disana tidak mengganggu kedamaian kami? Akhir-akhir ini, tidak ada hari tanpa istana pusat tidak mengganggu kami, seakan seseorang sedang menunjukkan kekuasaannya agar ternotice.

Wajah anak-anak yang sudah memerah karena harus panas-panasan tadi tampak sangat menggemaskan di mataku. Tubuh mereka yang mulai menggempal karena nafsu makan mereka yang tinggi serta cara mereka menatapku sungguh sangat menggemaskan hingga membuat aku tidak bisa konsentrasi mendengar isi pemberitahuan yang di bacakan oleh utusan itu. Aku rasa, tampaknya hanya aku lah orang yang di dunia ini tidak menghormati dan menghargai kekuasaan yang di miliki oleh Kaisar itu, yang merupakan orang yang paling berkuasa di benua ini.

Lewis yang tampaknya sudah paham dengan tingkahku, berdehem pelan agar aku bisa memfokuskan perhatianku pada utusan itu.

"Yang Mulia Selir ke 4, surat ini datang bersamaan dengan kereta kuda yang akan membawa anda semua menuju ke tempat baru" ucap utusan itu mengakhiri kalimatnya.

Aku tertegun sesaat saat mendengar kalimat mengenai tempat baru? Sungguh, konsentrasiku yang terpecah tadi membuatku tidak mendengar isi surat. Aku akhirnya meminta utusan itu membacakan kembali isi surat, agar aku tidak salah menyimpulkan.

"Hari ini Yang Mulia Kaisar sudah menarik hukuman pengasingan pada Yang Mulia Selir serta para Pangeran dan Putri. Dengan itu, Yang Mulia Selir ke 4 akan di kembalikan ke istana Mawar, tempat seharusnya yang Mulia tinggal" jelas utusan itu.

Sekali lagi, aku tertegun di tempatku. Ada apa sebenarnya yang terjadi di luaran sana sehingga mereka harus mengganggu kenyamananku sekarang.

Aku jelas akan menolak perintah itu. Bagaimana nasib kolam renang yang ku bangun sendiri? Bagaimana arena bermain ala dunia modren yang ku ciptakan sendiri untuk anak-anak. Bagaimana dengan taman dan kebun yang kami tanam sendiri? Kami sudah terlanjur nyaman tinggal disini, tapi bagaimana bisa kaisar itu dengan seenaknya memerintahkan hal seperti itu.

Aku yang marah lantar merampas surat pemberitahuan itu dari tangan utusan lalu melemparkannya ke sumber api yang terdekat denganku. Aku sudah terlanjur marah karena mendengar informasi itu. Lewis sendiri bahkan kalah cepat dengan aku.

"Katakan pada pengirimmu kalau aku menolak perintah. Jadi silahkan tinggalkan tempat ini dan katakan juga pada atasanmu, orang-orang dari istana pusat dilarang mendekati tempat ini!" Kecamku marah. Aku langsung memerintahkan kepala pelayanku untuk segera mengusir orang itu.

Ini adalah wilayahku, semua orang yang bekerja disini juga atas perintahku karena aku yang membayar mereka dan di tempat ini akulah si penguasa. Tidak ada yang bisa ikut campur di tempat ini, termasuk si Kaisar brengsek itu.

Namun yang terjadi...

Ketika aku dan anak-anak baru kembali dari tempat anak-anak belajar, mansion tempat kami sudah hancur rata dengan tanah. Para pekerjaku berdiri di sudut taman dengan tangan terikat dan ada beberapa kesatria yang sedang menahan mereka.

"Yang Mulia, silahkan naik ke kereta. Saya akan mengantar anda menuju tempat baru!" Ucap seseorang dari arah belakangku.

Aku menoleh. Keningku mengernyit ketika melihat orang itu tampak tidak asing.

"Saya Bennet, penasehat Yang Mulia Kaisar Kane, kemuliaan dan berkat dewi menyertai anda" ucap laki-laki itu memperkenalkan diri.

Ahhhh, benar! Dia orang itu, pikirku muram.

Orang asing yang bertemu denganku saat di guild pekerja. Orang asing yang mempertanyakan pendapatku perihal masalah kekaisaran yang terjadi pada saat itu.

Sialan!

Aku mengumpat kesal. Secara tidak sadar, aku membuat diriku menjadi pusat perhatian orang. Aku pikir, kekaisaran yang membuka perdagangan internasional, dimana itu adalah solusi yang ku katakan kemarin, hanyalah sebuah kebetulan. Namun jika melihat orang ini, aku tahu bahwa akulah yang mencetuskan solusi itu sehingga kini perhatian orang pusat mengarah padaku.

Sungguh plot twis yang lucu. Aku yang menyebabkan permasalahan itu malah tanpa sengaja aku juga yang menyelesaikannya.

"Mama, rumah kita hancur. Kita dibuang ya mah?" Nathan si paling kecil terlihat sedang menahan tangis karena melihat mansion tempat mereka tinggal sedari kecil sudah tidak berbentuk lagi.

Eleah dan Elam mendongak untuk melihat ke arahku, menunggu aku menjawab pertanyaan adik mereka.

"Yang Mulia Pangeran dan Putri, rumah ini sudah tidak layak pakai, jadi Yang Mulia Kaisar memberi anda rumah baru di dekat istana pusat" info Bannet.

"Enggak layak pakai bagaimana? Tadi kami pergi rumahnya masih cantik. Kolam renang kami jadinya hancur, tempat bermain kami juga tidak ada. Semua kentang dan wortel kami mati karena kalian" histeris Eleah yang kini sudah menangis.

Benar, mereka bukan anak kecil lagi. Mereka jelas mengerti tentang pembicaraan kami kemari saat utusan kekaisaran datang untuk meminta kami pindah. Mereka pasti paham bahwa ini semua pasti perbuatan kaisar, memaksa kami secara paksa untuk pindah dan mengikuti perintahnya. Si kembar adalah anak jenius, dan mereka pasti akan cepat memahami kondisi sekelilingnya.

Sekarang aku masih tidak bisa melakukan apa-apa. Hanya kebencianku yang semakin besar pada laki-laki itu.

Aku menghela nafas lelah, berharap amarahku sedikit meredah. Lalu aku berlutut untuk menyamai tinggi anak-anak. Untuk saat ini, kami hanya bisa mengalah pada keputusan itu. Namun nanti, aku berjanji akan aku buat semua orang tidak bisa mengusik kami. Rencana pembalasan dendamku akan aku lakukan sekarang juga.

"Hari ini kita udah enggak bisa tinggal di tempat ini. Kita udah punya rumah baru dekat istana pusat tempat ayah kalian tinggal. Jadi mulai sekarang kita tinggal disana ya?" Aku berucap selembut mungkin, berharap anak-anak bisa mengerti, namun yang sebenarnya aku marah dan sangat sedih saat ini.

Eleah dan Nathan ingin menggeleng tadi, namun pandanganku pada mereka langsung terhalangi dengan tubuh Elam.

Si sulung kembar itu mengelus pipiku, seakan sedang mengusap air mataku. "Kita senang tinggal dimanapun ada mama" ucap anak itu menenangkan.

Tes..

Air mata yang sudah sedari tadi aku tahan akhirnya terjatuh juga saat aku mendengar kalimat menenangkan Elam. Sialan, bagaimana bisa saat ini Elam jadi jauh lebih dewasa dari pada aku, yang disini posisinya sebagai ibu mereka.

"Mama jangan kawatir, jangan sedih juga! Elam janji akan selalu jaga mama dan adik-adik. Elam kuat, jadi bersandarlah pada Elam!" Bisik anak itu pelan, lalu memeluk kepalaku dengan lembut. Elam anak sembilan tahun, tapi mengapa terasa sangat dewasa?

Bagaimana bisa anak yang sangat cuek dan dingin ini bisa berlaku lembut dan memelukku terlebih dahulu tanpa di minta? Mengapa anak sebaik ini bisa memiliki orangtua sebrengsek kami?

Aku menatap ke arah robohan mansion kami sekali lagi dan menyayangkan segalanya. Ini adalah tempat pertama kali aku bertemu mereka. Ini adalah tempat aku memulai hidupku pertama kali disini. Semua yang ada di mansion ini adalah bukti aku pernah tinggal di dunia modren dan di tempat ini juga anak-anak bisa merasakan kasih orangtua untuk pertama kalinya. Namun apa daya, segalanya sudah menghilang hanya karena keegoisan seseorang yang tidak ingin kekuasaanya di remehkan.

Tbc

Im Momma?    (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang