Ray mengangguk mantap berlari keluar dari kamar si bungsu.

"Uum, mas..? " panggil abi

" Abang ian suka mochi ya..?" tanya abi

" Em~ suka sekali, abang ian suka mochi" jawab sehan

" Hg.. maka na muka abang ian Mirip Mochi " gumam abi

.
.
.

Rayidanta menarik dan menghembuskan nafas berkali-kali sebelum memasuki daerah kekuasaan itik pemarah kepunyaan wishnutama.

" Kalo bukan karena adek malas banget, aduh bakal diamuk tuh itik ga ya.." monolog ray menatap nanar pintu dihadapannya.

" Mochi please worth it ya, gue temuin lo sama kembaran lo..." lanjutnya lagi mengenggam baik-baik kotak ditangannya.

" Ngapain lo.."

" Anjing..!! "

Ray terlonjak melihat abrian berdiri dibelakangnya dengan wajah datarnya.

"Kaget gue.." dengusnya sembari mengusap dadanya sendiri.

"Ngapain lo di depan kamar gue? " tanya ian lagi

Ray nyengir kuda mengaruk kepalanya, mengikuti ian kedalam kamar menghiraukan muka kusut sang abang.

"Ngapain ikut masuk? " tanya ian

"Mm, g-gue m-mau mm, nih nganterin mochi.. buat Lo" ray meletakkan mochi diatas meja belajar milik ian yang mana pemiliknya tengah sibuk membuka lembaran buku yang hendak dibacanya.

"Mm, kalo udah ga ada lagi
Lo bisa keluar gue mau belajar.." sahut ian tanpa melihat ray

Ray bergumam lirih, menatap ragu-ragu ian.

"I-ian~ g-gue minta maaf" ucap ray pada akhirnya

Ian mengangkat alisnya, menatap ray tanpa ekspresi.

"G-gue minta maaf soal tadi, gue udah nuduh Lo dan pukul Lo"

"Gue, bener-bener kelepasan tadi gue khawatir dan takut adek kenapa-napa.
gue emosi, apalagi kita abis debat soal adek dan kebetulan dia luka dan itupun ada Lo disana, jadi_"

" Berpikir gue bakalan lukain dia..? berpikir gue yang udah bikin dia celaka..? " potong ian cepat

Ray mengangguk lirih

" Iya, ma-af gue tau gue keterlaluan tapi mengingat Lo ga suka sama adek, jadi gue mikir jelek soal Lo" alibi ray

" G-gue ga segila itu ray, gue juga masih punya hati... setidak suka apapun gue sama dia, gue ga bakal lukain dia. apalagi liat Lo sesayang itu sama dia, papa, mas, zai.
gue bakalan mikir kalo harus nyakitin dia.." jawab ian

Ray tertegun mendengar perkataan abrian, benar kata mas-nya menaklukkan abrian bukan hal yang sulit dilakukan.

"Oya, mau gue kasih tau sesuatu..? "

Tanya ray, ian diam saja

"Dengan lo kaya gini itu udah cukup menyakiti adek bang..

Sikap silent treatment Lo nyakitin hati dia, Lo diem tanpa mau menjelaskan apa kesalahannya, bagian mana yang harus diperbaiki terus diam seolah ga terjadi apa-apa.
Lo egois, ngehukum orang lain dengan sifat diam lo berharap orang lain yang ngertiin Lo, tapi Lo sendiri ga bisa ngertiin perasaan orang lain bang..
kadang diam itu bukan cara terbaik buat menyelesaikan masalah bang.."

Abrian terdiam tertohok mendengar kata-kata rayidanta.

" Gue tau, jauh di sudut hati lo, Lo juga punya rasa sayang dan peduli sama adek tapi ketutup sama ego lo..

ABIGAEILWhere stories live. Discover now