25. Sakit

737 76 16
                                    

𝓗𝓪𝓹𝓹𝔂 𝓡𝓮𝓪𝓭𝓲𝓷𝓰 𝓖𝓾𝔂𝓼!!!
ᴠᴏᴛᴇ
ᴄᴏᴍᴍᴇɴᴛ
ꜱʜᴀʀᴇ
.
.
.

✨✨✨

Sungchan tertidur di kasur dengan suhu di tubuhnya yang sudah mencapai 38 derajat. Ia terus meringkuk, membiarkan keadaannya yang sakit seperti itu.

Sebuah tangan menggapai kening Sungchan, mengecek suhu tubuhnya.
"Panas banget suhu lu Chan. Lagian lu kenapa sih pake acara keliling seoul sama geng motor pas hujan gede?" tanya Lean yang kini memeras handuk kecil.

"Marahnya nanti. Lagi sakit gini juga." lirih Sungchan merapatkan selimutnya.

Lean memicingkan matanya, membuat Sungchan tertawa kecil.
"Iya iya, nanti ga gitu lagi deh!"

Sebuah handuk kecil kini di kompres ke dahi Sungchan. "Janji ga?"

"Iya iya. Dah sana balik. Gua mau tidur."

Lean menekukan wajahnya, "Udah minum obat kan?"

"Udah."

"Yaudah sana tidur." Lean sekarang menyelimuti tubuh Sungchan, lalu ia segera pergi.

Sungchan pun tertidur setelah beberapa menit, setelah di tinggal Lean pergi menyiapkan beberapa makanan untuk Sungchan.

Selang beberapa jam, mata Sungchan terbuka, merasa tubuhnya membaik setelah minum obat pemberian Lean. Dirinya kini menengok ke arah samping. Lean tengah tertidur dengan posisi dia duduk dilantai dan kepalanya tertidur di sisi kasur.

Tangannya terulur mengusap pelan rambut Lean, lalu secarik senyum terbit di wajahnya.
"Ga bakal ada yang bisa gantiin lu, dan ga bakal gua sia-siain lu."

Setetes air mata mengalir di wajah Sungchan yang masih memejamkan mata. Suhu tubuhnya masih bersikeras di suhu 38° C.

Sebuah tangan kini berusaha menutup tubuh Sungchan dengan selimut. Lalu ia kini menghela sembari menyimpan bubur di meja dan duduk di samping kasur.

"Sungchan, cepet sembuh.... Jangan sakit kaya gini." Suara lembut milik Lean terdengar di telinga Sungchan. Tangan tersebut kini mengusap peluh di keningnya, lalu di ganti dengan handuk hangat yang ia simpan di sana.

Mata Sungchan terbuka. Muncullah bayangan wajah Lean yang begitu ia rindu. Tangannya ia angkat, menggapai wajahnya. Memastikan jika itu memang Lean. Senyuman terpatri di wajah cantiknya itu, kini sungchan ikut tersenyum.

"Cantik."

"Jangan Tinggalin aku lagi ya?"

"Lean..." lirihnya lalu kembali tertidur. Wanita yang kini tengah khawatir itu hanya mendengus setelah mendengar nama Lean. Ia sadar Sungchan memang suka sama Lean, Tapi sekarang ia harus melepaskan nya. Bukankah sangat mustahil untuk Sungchan merebut Lean dari Chenle?

Tok tok

Sekarang seorang lelaki menghampiri wanita itu, dia memberikan sebuah obat.

"Aku ga tau obat apa yang cocok buat Sungchan. Tapi semoga saja ini ampuh." Jelasnya lalu duduk sembari menghela nafas setelah melihat keadaan Sungchan.

Wanita itu melirik sembari tersenyum, "Makasih ka Yuta."

"Selain Chenle, Dia juga udah aku anggap adikku. Kamu ga usah terimakasih. Aku seperti memiliki tanggungjawab atas dirinya. Lagian aku yang ngajak kamu bukan buat jenguk Sungchan?" Lirih Yuta kepada Karina yang masih menatapnya, lalu ia mengangguk sambil tertawa kecil.

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang