19. Masalah Selesai

900 86 4
                                    

Happy reading
Vote✓
Comment✓
Share✓

.
.
.
✨✨✨

Flashback

"Anak saya kenapa bisa seperti itu?"

"Dia tertabrak, maaf aku tidak sempat menyelamatkannya."

"Jadi kamu ada di sana?"

Chenle menganggukan kepala.

"Kamu tau? Anak saya jadi seperti ini karena kamu! Setiap hari bagai orang gila mikirin kamu! Saya sudah bilang untuk menjauhi orang macam kamu! Lelaki tidak punya masa depan! Gimana anak saya bisa bahagia dengan lelaki macam kamu!"

"Maaf pak, tapi saya tidak tau jika Ningning--"

"Cukup! Kamu saya pecat! Saya tidak suka berurusan dengan orang sepertimu!"

Chenle ingin membantah, tapi dia tidak bisa. Dalam pikirannya, dirinya memang penyebab Ningning kecelakaan.

"Baik pak, maaf selama ini telah merepotkan bapak."

"Sisa gaji bulan ini nanti saya kirim. Dan sebaliknya kamu jangan bertemu lagi dan berteman dengan Ningning."

Chenle mengangguk, "baik pak, tapi biar saya melihat keadaan Ningning dan mengobrol sebentar."

"Untuk terakhir kalinya. Ini permohonan saya. Jangan menganggu Ningning lagi."

Chenle tersenyum ketir. Dirinya merasa bahwa dia memang tak pantas berteman, bahkan seperti benalu bagi Ningning.

"Baik pak."

Chenle duduk di depan ruangan UGD, jam menunjukkan pukul 7 malam.

"Lean udah pulang kan? Akhirnya kami tidak jadi nonton." dengus Chenle sembari melihat pesan nya yang tidak di balas oleh Lean.

Suara pintu terbuka, membuat Chenle bangkit, "Le sana masuk, katanya Ningning mau ngobrol sama kamu," jelas ibunya Ningning. 

"Tolong ya Nak, jaga Ningning. Ibu percaya sama kamu."

Chenle mengangguk lalu masuk kedalam ruangan.

"Ning? Gimana keadaan nya?" Chenle kini duduk di samping Ningning.  "Kamu kenapa sih sampai bertindak kayak gini?"

"Karena aku suka sama kamu!" balas Ningning menatap Chenle sendu.

"Jangan tinggalin aku. Aku ngelakuin ini biar kamu sadar bahwa aku ga bisa ngeliat kamu sama cewe lain."

"Ning tolong, jangan gini. Di luar sana banyak yang lebih baik dari aku. Dan kamu pantas dapat yang lebih dari aku."

Ningning menangis, "engga, aku ga mau. Selama ini, semua kenangan ini... Aku ga mau Le. Lepasin Lean, dia pantas dapat yang lebih dari kamu."

"Maaf, aku ga bisa. Aku minta maaf jika ini menyakitkan untuk mu. Tetapi aku sudah tidak bisa lagi bertemu kamu." Chenle bangkit, meninggal kan Ningning yang menangis.

"Aku tau Lean hamil." ucapan Ningning membuat Chenle menghentikan langkahnya.

"Aku ga sengaja mendengar nya siang tadi. Aku bertanya-tanya, apa mungkin dia hamil di luar nikah? Atau apakah kamu ayah dari anaknya?"

Chenle kembali menghampiri Ningning. "Benar Ning, dia hamil anakku. Dan kami, sudah menikah."

Ningning menggeleng kepala, matanya menatap tidak percaya ke arah Chenle. "Ini ga mungkin. Tapi kenapa?"

"Kejadian nya sangat cepat. Dan kamu tau, aku ga mau seperti ayah ku. Aku mau bertanggungjawab kepada Lean."

Ningning kembali menangis.
"Tega lu Le! Aku ga percaya!"

She Pregnant My Baby | Chenle X WinterWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu