Bunyi dari handphone yang berada di saku seragam membuat Prince kembali membuka matanya. Ia merogoh saku untuk mengeluarkan handphone dari sana.

Cakra

|Lo dimana? Guru udah masuk.

Gue di rooftop.|

|Lo bolos?

Menurut Lo?|

|Selesaikan masalah baik-baik. Jangan lari dari masalah.

Hmm. Udah kan? Jangan ganggu gue.|

|Sialan lo!

Prince tak membalas pesan dari Cakra. Ia kembali menyibukkan diri untuk menjelajah media sosial yang ada di handphonenya. Pikirannya sedang tak baik-baik saja saat ini.

+62853.....

Kirim video yang gue minta semalam.|

|Baik.
|[Send a video]

Good. Bayarannya udah gue transfer.|

|Terima kasih, bos.

Sudut bibir Prince tertarik ke atas melihat beberapa video yang dikirimkan oleh seseorang yang ia suruh tadi malam. Tangannya menggenggam handphone dengan erat. Senyum kemenangan tak pernah lepas dari bibirnya.

"Selamat menikmati awal kehancuran."

[Prince Nathaniel]

Mata pelajaran ke 3 dan 4 kelas Elizabeth adalah olahraga. Waktu yang membuat sebagian murid perempuan mengeluh karena di jam-jam tersebut matahari bersinar cukup terik.

Elizabeth menunggu Alice yang sedang mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga. Ia sudah mengganti seragamnya dengan pakaian olahraga lebih dulu dibandingkan Alice.

Tak lama, Alice keluar dengan pakaian olahraga yang sudah menempel di tubuhnya. Wajah gadis itu tertekuk entah karena apa.

"Muka Lo kenapa gitu?"

"Gue masih kesal sama kejadian tadi. Apalagi si Azkanjing itu."

"Udah lupain aja."

"Gak bisa! Terlalu sulit untuk dilupakan, harusnya kita balas dendam."

Elizabeth terkekeh. Ia merangkul pundak Alice dengan begitu eratnya. Beruntung memiliki sahabat seperti Alice. Karena bagi Elizabeth, Alice menjadi salah satu support systemnya.

"Dengan cara menghancurkan?" tanya Elizabeth dengan senyum sinis.

"Itu hukumnya wajib. Hancur sampai akar-akarnya."

"Oke itu bisa dibicarakan baik-baik."

Tatapan Alice terpusat pada kening Elizabeth yang lecet. "Kening Lo, gak apa-apa?"

Elizabeth refleks meraba keningnya. Ia meringis pelan merasakan perih saat tangannya bersentuhan dengan luka di keningnya.

"Gak apa-apa, cuma perih sedikit."

Prince NathanielWhere stories live. Discover now