07. Partner In Crime

158 24 4
                                    

Fergio, Kylie dan Mark kini tengah berada di ruangan Lucas, mereka begitu tidak sabar menunggu informasi tentang penyusup itu sehingga memutuskan untuk berdiskusi langsung di ruangan tersebut.

"Namanya Sean, pria itu bekerja untuk Argodarious Company," ucap Lucas tanpa mengalihkan tatapannya dari layar komputer, pria itu adalah pemberi informasi yang andal.

"Jadi selama bergabung di organisasi ini, pria itu memalsukan identitasnya! Sialan, bagaimana mungkin kita bisa kecolongan." Fergio adalah sosok tempramental. Sedikit saja pria itu terusik, maka emosinya akan langsung meledak.

"Tenang kak, aku akan menangkapnya dan menghukum dia seberat-beratnya. Setelah ini kita perketat penjagaan." Mark mengelus punggung Fergio, berusaha untuk menenangkan pria itu.

"Cari informasi lebih lanjut tentang pria itu, Lucas." Kylie terlihat mengigit bibir resah. Semakin mereka mengulur waktu, maka semakin cepat informasi itu tersebar.

Lucas mengangguk, kemudian kembali fokus pada layar komputernya. Beberapa menit setelah mengotak atik keyboard, Lucas kembali bertutur, "Pria itu tinggal di Silicon Valley salah satu kawasan kumuh di California. Sepertinya itu hanya tempat tinggal sementara. Kalian harus pergi menggunakan sepeda motor untuk dapat mengakses jalan tersebut."

"Itu artinya kita harus bergerak cepat," tutur Kylie.

"Lucas, segera telepon seseorang untuk mempersiapkan sepeda motor terbaik kita. Pastikan mesin motornya dalam kondisi aman terkendali. Aku tidak ingin ada kendala dalam tugas kali ini."

Lucas segera mengetikkan beberapa nomor untuk menghubungi seseorang di garage. Inilah yang Fergio suka dari Lucas, pria itu lebih banyak bekerja daripada berbicara.

"Aku juga akan mempersiapkan kendaraan roda empat jika kalian sudah berhasil menangkapnya. Itu akan mempermudah kalian membawa bajingan itu."

"Terima kasih, Kakak."

Fergio menghampiri Mark dan menepuk pundak pria itu pelan. Matanya menatap Mark dan Kylie bergantian. "Aku yang seharusnya berterima kasih kepada kalian, kalian benar-benar royal pada perusahaan ini."

Mark melirik lengannya sekilas kemudian menatap pria di hadapannya dengan tersenyum bangga. "Itu sudah tugas kita."

🌺🌺🌺

Setelah selesai mempersiapkan yang lainnya, Mark dan Kylie kini masuk ke ruangan terakhir yang wajib mereka kunjungi. Ini adalah ruang persenjataan, sebuah ruangan yang dikhususkan untuk menyimpan berbagai senjata.

Semua senjata tersedia di dalam sini, mulai dari senjata manual hingga senjata otomatis. Mulai dari pistol hingga senjata laras panjang, bahkan berbagai jenis sniper tersedia di ruangan ini.

Setelah siap dengan senjata yang akan dibawa, Mark menoleh ke arah Kylie yang masih me-reload pistolnya.

"Are you ready, Babe?" tanya Mark, memastikan apakah Kylie sudah mempersiapkan semuanya, terutama dua buah pistol dan sebilah belati yang menjadi senjata wajib yang harus mereka bawa.

Perempuan dengan rambut panjang tergerai dan mengenakan bodysuit hitam berbahan latex itu, mengacungkan jempol. "Yeah," jawabnya mantap.


Mark berjalan mendekati Kylie, menangkup tengkuk perempuan itu, menariknya dan mulai mendaratkan sebuah ciuman di bibir sang istri. Mata tajam dan penuh keberanian itu menatap manik coklat Kylie. "We'll gonna make it."

Hail To The Queen [On Going]Where stories live. Discover now