42 - {𝐒𝐡𝐢𝐬𝐨𝐮!!}

Start from the beginning
                                    

"Aniki, apa kau sakit? Wajahmu sangat merah." Khawatir Senjuro dan Tanjiro sedangkan Shinjuro tersenyum simpul karena melihat apa yang tadi Kyoujuro lakukan.

"Putraku sudah besar rupanya. Ayah menunggumu membawanya ke rumah." Ujar Shinjuro sambil menepuk pundak Kyoujuro beberapa kali. Wajah Kyoujuro semakin memerah membuat Shinjuro terkekeh sedangkan Senjuro dan Tanjiro mengnyrit heran.

"Apa maksudmu, Chichihue?"

"Kau akan tau nanti. Ayo, ayah sudah lapar."

.

.

"Awww, wajah memerahmu terlihat imut, (Y/n). Andai aku bisa memotretnya."

"Diamlah. Uh.. itu sangat.."

"Romantis."

Kuro sedari terus meledek (Y/n) dengan kejadian tadi hingga membuat wajah (Y/n) terus memerah.
Kesempatan langka sekali seumur hidup, siapa yang mau menolak bukan? Apalagi untuk meledek (Y/n) yang sifatnya pendiam dan dingin.

"Hei, (Y/n). Kau tidak merindukan Jigoro? Dia sepertinya merindukanmu."

"Aku juga merindukan Shisou. Mungkin aku akan mengunjunginya nanti."

Siang harinya, kelima anak Ubayashiki datang berkunjung. (Y/n) dengan senang hati menyambut mereka dengan menyiapkan banyak cemilan enak.

"Nee-san, apa lenganmu masih sakit?" Tanya Nichika."

"Tidak. Hanya tersisa bekas sayatannya saja." Balas (Y/n) dan kembali mengobrol dengan mereka sesekali menceritakan dongeng.

"Apa Ryu tidak dirumah?" Tanya Kiriya sambil melirik sekitar.

"Dia di belakangmu, Kiriya." Jawab Hinaki sambil memberikan Ryu yang sedang ia gendong. Kiriya hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal dan bermain dengan Ryu dan ditemani oleh Kuina dan Kanata.

Hinaki dan Nichika bermain dengan rambut panjang (Y/n) dan mengepangnya. "Nee-san, bolehkah kau membuka penutup matamu?" Izin Nichika yang di balas anggukan pelan.

Terlihat jelas bekas luka yang tidak bisa hilang tersebut. (Y/n) memejamkan matanya dan menikmati tangan Hinaki dan Nichika yang bermain dengan rambutnya

"Aku mengantuk.."

Hinaki dan Nichika masih terus mengepang rambut (Y/n) tapi terus terlepas akibat rambutnya yang terlalu lembut. Hinaki yang melihat wajah (Y/n) yang pucat langsung berusaha membangunkannya.

"Nee-san." Tidak ada jawaban.

"Nee-san." Hinaki sedikit berteriak namun belum dibalas sama sekali.

"Nee-san!" Teriak Hinaki dan Nichika bersamaan membuat (Y/n) tersentak bangun.

Deg!

(Y/n) tersentak bangun dan menatap kedua sulung Ubayashiki tersebut. "Nichika, Hinaki, dōshita no?"

"Wajahmu pucat, Nee-san. Kau harus segera beristirahat." Ucap Nichika membuat (Y/n) tersenyum kecil. "Tidak apa-apa. Hanya sedikit pusing."

Deg!

"Uh.." jantung (Y/n) berdetak sangat cepat.

Kiriya, Kanata dan Kuina mendekati (Y/n) dan menatapnya khawatir. "Daijōbu. Aku baik-baik saja." Ucap (Y/n) yang sadar dengan tatapan khawatir mereka.

UHUK!

Kelima anak Ubayashiki membulatkan matanya saat melihat (Y/n) yang memuntahkan darah segar dari mulutnya. "Kanata, Kuina, ambilkan baskom air dan Kiriya ambillah handuk. Cepat!" Panik Hinaki.

【𝐄𝐍𝐃】 𝐓𝐬𝐮𝐤𝐢 𝐧𝐨 𝐇𝐚𝐬𝐡𝐢𝐫𝐚 [𝐊𝐧𝐘 𝐱 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐞𝐫𝐬]Where stories live. Discover now