Part 11: Sour Grapes

Start from the beginning
                                    

"Aku ada di sana. Dia aman." Namjoon mengangguk kecil. "Aku menjaganya."

Hoseok meraih Namjoon dan menariknya ke dalam pelukan, "Terima kasih, Namjoon. Ya Tuhan, kau tahu betapa pentingnya dia bagiku. Jika sesuatu yang buruk terjadi padanya, aku benar-benar akan gila."

Namjoon kaku. Terlalu tegang. "Tidak akan terjadi apa-apa padanya." Tidak dalam pengawasannya.

Hoseok mundur dan mengerutkan kening. "Lalu, di mana adikku?"

Namjoon berjalan menuju pintu. "Menunggu bersama para penjaga."

Hoseok bergegas mengikuti Namjoon dan saat sahabatnya itu membuka pintu, dia agak terkejut karena melihat begitu banyak penjaga yang berdiri di sana.

"Woah," gumam Hoseok. "Mereka ada di sini sepanjang waktu? Bagaimana kau tahu kalau aku ada di kantormu? Ck, padahal aku sudah berhati-hati dan memastikan tidak ada yang melihatku memasuki gedung ini."

Maka, itu sudah cukup menjelaskan mengapa alarm di ponselnya berbunyi. Karena tidak ada satu pun orang yang bisa masuk ke dalam kantornya ataupun mengakses komputernya kecuali dirinya dan Hoseok. "Aku tahu ada seseorang masuk ke kantorku karena aku memasang perangkat keamanan di sana." Sehingga tidak ada yang bisa mencuri rahasia apa pun yang dia punya di dalam sana.

Tidak satu pun.

Namjoon bergegas ke depan, "Kembalilah ke ruangan dan posisi kalian." Perintahnya kepada mereka semua. Dia melontarkan senyumnya pada mereka dan tertawa kecil. "Situasi telah terkendali. Salah satu bos kalian hanya lupa mengikuti protokol hingga membuat kita semua ketakutan setengah mati."

"Hei, sudah kubilang aku sedang me time." Gumam Hoseok. "Aku hanya mencoba─ "

"Hoseok!" suara kaget Seokjin menggema dan kemudian dia bergegas berlari. Seluruh wajah pemuda itu bersinar cerah saat dia menghampiri kakaknya.

Dia tidak berlari ke arahku. Namjoon menginginkan hal itu. Dia mengingikan Seokjin berlari ke arahnya seraya tersenyum cerah seperti yang pemuda itu lakukan pada Hoseok.

Namjoon melangkah ke samping. Menyingkir.

Seokjin berlari ke pelukan kakaknya dan memeluknya erat-erat. Lantas Hoseok membenamkan wajahnya di ceruk leher pemuda itu.

"Semua baik-baik saja?" Tanya Yoongi. Suaranya tampak sangat berhati-hati begitu pula dengan langkahnya.

Namjoon mengangguk. "Maaf. Aku tidak menyadari Hoseok yang akan masuk."

Lalu...

Hoseok tidak menghubunginya. Namjoon berusaha keras untuk menjaga ekspresi wajahnya untuk tidak menunjukkan betapa gugup dan cemasnya dia. Jika bukan Hoseok yang mengubunginya tentang Seokjin, maka itu berarti si pelaku yang sedang mereka cari yang telah melakukannya?

Pelaku sengaja menghubungi Namjoon tepat di tengah konferensi pers yang sangat penting. Bajingan itu sengaja memilih momen itu untuk membuatnya yakin bahwa Seokjin sedang diancam.

Tapi kenapa?

Hanya satu jawaban yang terlintas dalam benak Namjoon, dan itu bukanlah jawaban yang dia inginkan.

Si pelaku sedang melakukan semacam tes. Si pelaku menyerang Namjoon di tengah konferensi itu sehingga memaksa dirinya untuk memilih salah satu di antaranya.

Dan dia lebih memilih Seokjin.

"Jika kau tidak membutuhkanku, aku ingin berbicara dengan para penjaga," kata Yoongi. "Kecuali, ada hal lain yang perlu kuketahui?"

Namjoon memberikan kilatan lesung pipinya, "Kami baik-baik saja."

Yoongi mengangguk cepat dan melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Sweet Chaos | NamJinWhere stories live. Discover now