Part 10: He Could Be

Mulai dari awal
                                    

Seokjin menjilat bibirnya.

Namjoon ingin menciumnya lagi. Dia ingin mencicipi dan mengambil segala hal yang Seokjin miliki. Dan ya, Namjoon kembali menciumnya. Mendekapnya dengan erat di antara dirinya dan dinding, lalu dia menyadari jika kaki Seokjin melilit di pinggangnya.

"Aku ingin menyentuhmu dimana-mana," desis Namjoon di atas bibir Seokjin.

"Kau sedang menyentuhku," kata Seokjin dengan napas terengah-engah.

"Ada terlalu banyak pakaian yang menghalangi." Namjoon ingin merenggut semua kain itu dari tubuh Seokjin sehingga dia bisa menyentuh pemuda itu dengan leluasa.

Seokjin merangkum rahang Namjoon dan menarik wajah pemuda itu mendekat hingga bibir mereka nyaris bersentuhan lagi, "Mungkin aku harus memperjelas yang satu ini..." Suaranya yang terengah-engah terdengar sangat seksi dan menggoda di telinga Namjoon. "Aku menginginkanmu menyentuhku dimana-mna. Di seluruh tubuhku, mengerti?"

Sejenak, Namjoon memejamkan mata ketika mendengar kata-kata Seokjin yang sangat, sangat disengaja. Tetapi sedetik kemudian, dia kembali membuka mata dan menatap ke dalam bola mata Seokjin yang diselimuti oleh kebutuhan liar seperti yang Namjoon rasakan.

Seokjin menunduk dan menatap bibir Namjoon, lantas kembali berbisik. "Sentuh aku di manapun yang kau inginkan." Dia menahan tatapannya. "Aku membutuhkanmu..."

Dan detik berikutnya, Namjoon membawa Seokjin ke atas tempat tidurnya. Tangannya dengan cekatan melepaskan semua pakaian yang melekat pada tubuh Seokjin. Jarinya merayap ke tubuh bagian bawah pemuda itu dan meluncur di antara lipatan sutranya.

Detak jantungnya berdentam kencang di dalam dadanya. Mungkin, bisa dibilang terdengar seperti guntur saat jari-jarinya─yang pertama, lalu yang lain─bergerak di dalam tubuh Seokjin. Seokjin sangat ketat. Kencang dan hangat, lalu pemuda itu menengadahkan kepalanya seraya mengerang memanggil namanya.

Ibu jari Namjoon membelai lubang keintiman Seokjin dan jari-jarinya mendorong semakin dalam.

"Namjoon..." Seokjin mengerang tidak sabar.

Namjoon meraih pinggul pemuda itu. Menariknya lebih dekat ke arahnya dan merentangkan kakinya lebih lebar. Dia mengangkatnya dan meletakkan mulutnya di atas kejantanan Seokjin. Dia menjilat dan mengisap dan mengambil apa yang dia inginkan begitu lama.

Kuku-kuku Seokjin mencengkeram kedua bahu Namjoon. Bukan untuk mendorongnya menjauh, melainkan untuk menariknya lebih dekat. Dia mengerang dan tubuhnya melesak ke arah Namjoon ketika pusaran kenikmatan itu menyerangnya. Mulut pemuda itu benar-benar jahat dan luar biasa. Seokjin bisa merasakan pusaran lidah pemuda itu di bawah sana. Mengapa Namjoon selalu ahli untuk membuatnya gila?

Seluruh tubuh Seokjin membungkuk dalam sekejap ketika gelombang klimaks menghantamnya disertai getaran di seluruh tubuhnya. Sialan, tetapi lidah Namjoon membuat Seokjin serakah dan menginginkan lebih dari ini.

Di sisi lain, Namjoon bisa mendengar deru napas Seokjin yang terengah-engah. Dia beralih menjilat daun telinga pemuda itu dan menggigitnya kecil, membuat Seokjin merintih pelan.

Milikku. Aku menginginkan Seokjin menjadi milikku. Selalu menjadi milikku.

Namjoon berbisik, "Sayang, ini adalah awal bagi kita berdua. Kau mengerti, bukan?" Dan sekali bersama Seokjin tidak akan membuat Namjoon merasa cukup. "Tidak ada jalan kembali untuk kita berdua."


Getaran dan suara alarm yang berbunyi mengusik Namjoon dari tidurnya. Apa-apaan? Penyusup lainnya? Berengsek.

Sweet Chaos | NamJinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang