Teman masa kecilnya.

Start from the beginning
                                    

"Plis sayang jangan sekarang! Nanti aja kita ngomonginnya. Gue lagi ada urusan sama tuh orang." Marchello memelas agar Alyra tak menghalanginya.

"Urusan kamu kan aku. Kenapa gak kita selesaikan aja?" ucap Alyra yang membuat Marchello sesaat bingung dengan maksud perkataannya itu tadi.

"Cih ngapain sih tuh cewek malah ikut campur segala?" decih Axello kini menatapnya dengan penuh tajam. Sejujurnya ia merasa gerah hingga harus melepaskan jaket denim hitamnya yang melekat dari tubuhnya membuatnya seolah siap ingin mulai berduel. Alyra melototkan matanya sejenak.  Masih sempat-sempatnya ia terpana oleh kegagahan Axello yang hanya memakai kaos singlet tanpa lengan begitu jaket itu dia ikat di pinggangnya.

Lantas Alyra pun menggelengkan kepalanya keras berusaha untuk tidak terkena oleh godaannya. Ia pergi meninggalkan Marchello yang masih dibuat penasaran.

Tak lama kemudian rombongan dari geng temannya Axello akhirnya mereka datang juga tiba disini yang akan siap membantu ketuanya sebelum sempat melihat Alyra yang mulai tenggelam dibelakang kerumuman anak buahnya Marchello.

"Lah itu Axel Kw bukan sih? Mau adu ketampanan atau mekanik?" ujar Eboy meledeknya sebentar terkekeh geli. Axello jadi sedikit tersinggung ia menatap tajam temannya itu yang hanya cengengesan.

"Yo telat banget Lo semua!!" kesalnya

Marchello terbelalak lebar. Sekarang situasinya terbalik. Geng Axello yang terpilih dan kuat dalam bertahan mereka semua sudah berada disini. Tidak sebanding dengan anak buah Marchello yang banyak tapi mereka sedikit lemah. Marchello tentu saja harus waspada. Ketika ia ingin kabur malah Marchello telah kehilangan kunci motornya yang tanpa sadar telah dibawa oleh Alyra agar cowok mantannya itu tidak bisa melarikan diri.

"Pengecut banget sih Lo! Kayak bocah ingusan!!" ujar Rendra menyayangkan sekali tindakan penakutnya itu padahal ia ingin menghajarnya sampai habis.

Tanpa mempedulikan lontaran sarkas dari kubu musuhnya, Marchello kembali teringat pada Alyra dan mengejar cewek itu yang tak jauh masih disekitaran ini.

"Ini gue balikin punya Lo! Mulai sekarang kita putus gue gak butuh alasan apalagi mulut buaya lo!!" ucap Alyra yang tiba-tiba muncul dihadapannya begitu saja lalu membentur kepalanya ke dagu Marchello hingga cowok itu tak sengaja harus menggigit lidahnya sendiri dan meringis kesakitan.

"Dan Lo bebas mau ngapain main sama nenek tua keriput sekalipun gue juga gak akan peduli apalagi harus cemburu sama cowok sinting kayak Lo!!" tekan Alyra sambil memaki dan menatap tajam lalu mendorong kasar tubuh Marchello yang sedikit terhuyung kebelakang.

Marchello membulatkan matanya tak terima tiba-tiba saja dia putusan dengan cewek itu, meski Alyra bukan prioritasnya sih. Tapi entah kenapa ia baru tersadar dan enggan siap kehilangan cewek itu. Sial! Sudah terlambat. Marchello bahkan tak bisa berkata-kata mengeluarkan suaranya untuk menjelaskan semua kebohongannya pada cewek itu dan ingin memperbaiki keadaan.  Marchello dibuat membisu olehnya. Alyra sengaja melakukan hal itu agar tidak harus mendengarkan semua omong kosong Marchello yang sudah menjadi mantan terburuknya.

Alyra berbalik pergi menjauh meninggalkan Marchello yang berupaya untuk terus memanggilnya namun sia-sia. Cewek itu tak menghiraukannya apalagi enggan peduli sama sekali. Marchello tidak bisa berbicara dengan jelas ketika suaranya yang tertahan oleh rasa sakit yang luar biasa sesaat. Mungkin darahnya juga ikut tertelan membasahi tenggorokan cowok itu secara perlahan. 

"Alyra! Lo udah ketemu Axello sama Marchello juga?" sebuah suara menariknya membuat Alyra langsung menoleh ke arahnya. Dan mendapati Syella berdiri didekatnya membawanya sebentar.

"Lo jangan salah paham ya plis! Gue tadi dikejar sama Marchello dan Axello tadi lagi nolongin gue." kata Syella dengan keringat didahinya. Ia berusaha untuk menjelaskan kenapa akhir-akhir Syella menghindari Alyra saat tahu Marchello adalah pacarnya.

Mylovelly Where stories live. Discover now