L y n a l s a 1

322 247 304
                                    

Setelah mereka membicarakan tentang keadaan Lynelle yang lama semakin buruk, Alsaki mau tidak mau harus belajar mengikhlaskan dan hanya berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkan Lynelle

Oops! Bu görüntü içerik kurallarımıza uymuyor. Yayımlamaya devam etmek için görüntüyü kaldırmayı ya da başka bir görüntü yüklemeyi deneyin.

Setelah mereka membicarakan tentang
keadaan Lynelle yang lama semakin buruk, Alsaki mau tidak mau harus belajar mengikhlaskan dan hanya berdoa kepada Tuhan untuk menyembuhkan Lynelle. Meskipun, mata padanya tidak bisa untuk melihat, tetapi dia hanya meminta Lynelle untuk di berikan kesembuhan.

"Ikhlasin semuanya, Sa." kata Dellecia.

Dellecia masih di sampingnya untuk menguatkan Alsaki yang masih memikirkan keadaan Lynelle yang makin memburuk, kata Alby yang memberitahunya.

"Del, lo duduk. Biarin sih Alsaki nenangin pikiran di situ." ucap Alby dengan nada tegas.

Dellecia mengangguk pelan.

Mereka saat ini berada di rooftop sekolah karna hari ini tidak ada pelajaran yang harus mereka pelajari alias jam kosong, mereka pun memutuskan ke rooftop untuk menenangkan pikiran yang masih bergelayut pada Lynelle yang masih di rumah sakit.

"Udah makan Erayla?" tanya Farhan seraya membawakan jajan tadi di pesankan oleh teman-temannya.

Kantin sudah bell beberapa menit yang lalu, tetapi mereka baru jajan di saat jam bell masuk berbunyi, ada-ada saja mereka yang setiap hari harus masuk ke ruang BK.

"Dih, lo tanya-tanya doang, minimal beliin dong!" ketus Erayla.

Dellecia memutar bola matanya malas. "Ngebucin jangan di sini, Dek." sindirnya. Tetapi di hiraukan oleh Erayla dan tidak peduli dengan keberadaan Dellecia. "Denger kagak lo?"

"Hah? Gue ga denger."

Dellecia menghela napasnya, saat dia hendak ingin menjawab, Alby pun melerainya dan menyuruhnya untuk diam.

"Tapi, kan.."

"Berisik lo." ucap Alby memelankan suaranya. Itupun juga dia menjawabnya dengan singkat, memang es batu, gerutu Dellecia.

"Kalian semua ngapain di sini?" Suara seorang gadis membuat mereka pun menoleh ke arahnya. Erayla sudah mengira jika itu temannya, Febiola.

"Biasa," sahut Erayla sembari menunjuk Alsaki yang tadi menolehnya lalu menatap ke depan lagi.

Febiola menghela napasnya seraya duduk di sebelah Erayla yang kosong. "Hari ini ada apa, Feb?" tanya Erayla saat melihat temannya terlihat lesu.

"Gue gapapa. Hari ini gue cuman pusing sama peraturan sekolah yang semakin lama semakin di langgar. Contohnya ya lo, lo pada." sarkas Febiola.

"Gak usah di perjelas itu mah, Feb." ucap Marva yang baru saja datang seraya membawakan minuman yang dia minum tadi sehabis istirahat.

"Yang lain pada selesai istirahat lo malah baru istirahat." celetuk Leroy dengan rokok yang dia isap.

"Daripada lo, malah ngerokok di area sekolah. Mau jadi jagoan lo?"

Leroy terkekeh. "Gabut, Va. Gue juga bingung ngapain di sini,"

Cinta Lyn Alsa (Revisi)Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin