Chp 13||Membersihkan Noda Merah•

1.3K 144 8
                                    

Tengah malam sudah selesai menjadi waktu pagi akan datang,mungkin beberapa orang sudah bangun dari tidurnya untuk melaksanakan kegiatannya,tepat jam 03 pagi

Taufan tadinya tak kunjung bangun dari alam sadar nya,darahnya mentetes pelan dari kepala dan hidung nya,ia terbangun setelah beberapa jam,dan beberapa jam itu lama bukan?, sayangnya kenapa tidak ada satu orang pun yang tahu Taufan tergeletak di lantai,bahkan keluar darah,kenapa tidak ada orang yang mendengar benturan keras itu,apa kah saudaranya sudah lelah? mungkin pasti lelah menghina Taufan

Ia terbangun dalam keadaan kepala yang sakit bahkan sangat sakit

"Akhh aduhh..."

"Kepalaku..?!"

"Apa yang terjadi dengan kepala ku"

"A-apa ini...?!"

Ia melihat darah yang jatuh keluar dari kepalanya sendiri,ia memang tak menyadari bahwa ia dibenturkan ke tembok sampai bercucuran darah di mana,ia Kemudian menyentuh kepala nya, membuat tangan itu terasa basah dan berwarna merah

Ia melihat darah yang jatuh keluar dari kepalanya sendiri,ia memang tak menyadari bahwa ia dibenturkan ke tembok sampai bercucuran darah di mana,ia  Kemudian menyentuh kepala nya, membuat tangan itu terasa basah dan berwarna merah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"D-darah lagi hm?.." ia mengucapkan kan nya dengan senyuman pahitnya

Tapi ia tak kaget,memang sekarang ia
sudah biasa dengan cairan merah itu

"Benar-benar banyak ya..."

"Akhh kepalaku semakin sakit saja,tapi aku harus membersihkan darah ini,kalau tidak apa yang terjadi jika mereka akan tahu"

Taufan bangkit dan berdiri mencari ember kecil dan sebuah kain lap kering,toh berdiri mencari ember dan lap?ia berjalan saja sudah sempoyongan

Setelah keduanya sudah lengkap,ia memulai membersihkan darah itu,mengelapnya kemudian memasukkan nya ke ember kecil itu,kai itu di rendam ke air bersih,air itu menjadi berwarna merah coklat yang kabur

Bukankah itu seperti peribahasa? bahwasannya air yang sudah di warnai atau ternodai,ia takkan kembali menjadi bersih lagi?sama seperti hidup Taufan,ia selalu di beri luka oleh saudaranya sendiri, membuat hati nya terasa tersayat,biarpun saudara suatu hari telah menyangi Taufan kembali,luka itu tetap lah ada,dan akan selalu terpendam di lubuk hati nya yang dalam

"Huh tak kusangka hanya Karna aku sedikit menyenggol kak Hali,aku sampai di benturkan ke tembok itu,padahal kepala ku benar benar sakit tadi.." Ucap nya di sela-sela membersihkan noda itu

* * *

Mungkin butuh waktu lima belas menit lebih ia menyelesaikan acara bersih bersih darah ini,ia sempat menyemprotkan parfum di lantai nya agar tidak berbau amis pada lantai nya

"Uhh akhirnya selesai...."Taufan benar-benar lelah,dan kepalanya semakin sakit dan pusing

Ia kemudian pergi ke kamar mandi dan membersihkan darah dari kepalanya kali ini

Selesai membersihkan kan nya,ia tak menempelkan perban atau apapun yang bisa menutupi bagian yang keluar darah tersebut,ia berpikir bahwa itu tak penting jika kepalanya tak keluar darah lagi

Ia kemudian pergi dari kamar mandi nya dan kembali berjalan menaiki anak tangga,satu persatu ia lewati, kepalanya juga masih terasa sakit dan pusing,tapi ia tak peduli,yang ia inginkan adalah cepat cepat masuk ke dalam kamar kesayangan nya dan merebahkan tubuh nya

Ia melihat di mana Taufan membersihkan darah itu tadi dan berhenti sejenak

"Baguslah sudah bersih dan tak berbau amis.."

Ia kembali menoleh ke kedepan dan kembali berjalan,ia tak melirik kamar bernuansa merah hitam yang ada di sebelah nya,ia tetap berjalan menuju kamarnya

Tapi ada satu hal yang kalian tidak tau, noda darah yang ada di dinding tembok itu tak Taufan bersihkan,lupa?tidak ia memang sengaja tidak membersihkan noda itu karna tubuhnya sudah lelah,lagipun jika ia membersihkan nya ia tak bisa cepat cepat tidur lagi

Taufan membuka pintu kamarnya,gelap dan dingin itu sudah membuat Taufan menjadi nyaman dan terbiasa,ia berjalan menuju ranjangnya, dan mulai merebahkan tubuh ringkih nya itu

Mata biru safir itu menatap langit langit itu terlebih dahulu,bintang dan bulan sudah hilang, tertutup kabut awan yang tebal.Setelah ia menatap nya,ia kemudian mulai menutup mata nya sedikit demi sedikit dan mulai terpejam,lagi-lagi membiarkan kegelapan mengambil alih alam sadar nya kembali

"Apakah ini yang ku sebut rumah..?"

Matanya kembali mengeluarkan air mata saat ia masih terpejam rapat, seperti nya bukan tubuhnya saja yang lelah

Matahari mulai terbit sedikit demi sedikit,udara kembali,pukul setengah lima pagi,di mana mungkin orang-orang mulai bangun untuk melakukan kegiatan mereka kembali, seperti juga anak kembar ke 3 bernetra iris gold yang indah, biasanya ia akan bangu...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Matahari mulai terbit sedikit demi sedikit,udara kembali,pukul setengah lima pagi,di mana mungkin orang-orang mulai bangun untuk melakukan kegiatan mereka kembali, seperti juga anak kembar ke 3 bernetra iris gold yang indah, biasanya ia akan bangun terlebih dahulu dari pada saudara nya yang lain

Tapi kali ini kakak sulung lah yang bangun terlebih dahulu, mungkin ia masih kepikiran atas apa yang ia perbuat nya di tengah malam tadi,ia terbangun dari tidurnya,ia langsung menatap jam weker yang ada di sebelah meja nya menandakan bahwa sang mentari akan kembali terbit

"Kenapa aku bangun lebih cepat hari ini" ucap nya dengan wajah datar

Ia kemudian beranjak keluar dari kamarnya,dan berjalan menuju kamar mandi nya, saat di tengah perjalanan ia mengingat sesuatu

"KAU ADALAH HAMA YANG MENJIJIKKAN!!!"

Duggggg BRAKK

Deggg-

Ia akhirnya teringat kembali kejadian itu,ia panik,dan berlari menuju dimana ia membenturkan kepala adik nya kemarin

"A-aku harus melihat Taufan"

Sesampainya di tempat kejadian

"Hah?kenapa Taufan tidak ada di sini"

"Bahkan darah nya sudah hilang"

"Di mana Taufan?!!"

Ia lantas kaget, melihat darah darah yang berceceran di lantai sudah hilang dan bahkan tidak berbau, Taufan yang sudah tidak ada di tempat nya, mungkin ia mulai panik pada adiknya yang sudah ia benturkan ke tembok itu tanpa rasa bersalah sedikitpun..

To be continued...
Maap ye kemarin gak upload..

Where's That Sincere Smile?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang