☆★☆ : Ikael Sakit

83 19 364
                                    

Bacanya pelan-pelan, yaa

Bacanya pelan-pelan, yaa

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☆★☆

Asa mengetuk pintu kamar Ikael pelan. Ia bingung kenapa sahabatnya belum keluar kamar? Padahal kini sudah pukul setengah 7 pagi, malah biasanya Ikael yang suka siap duluan daripada dirinya.

"Kael, ayok makan dulu," ujar Xéycasa, terlihat di meja makan belum ada nasi yang di ambil satu centong pun. Lalu, matanya melirik kearah dapur yang dimana ada Bunda tirinya Ikael yang sedang mencuci piring.

Tok. Tok.

Masih tidak ada sahutan membuat Asa membuka pintu itu sedikit. Ia melihat Ikael masih bergelung selimut, gadis itu masuk ke dalam kamarnya. "El, tumben banget belum bangun?"

Asa menarik selimut Ikael, ia mengusap rambut Ikael berniat membangunkan sahabatnya itu. Dahinya mengernyit, suhu tubuh Ikael sangatlah panas.

"Loh kamu demam?" Asa mengambil termometer di kotak P3K. Sembari menunggu termometernya berbunyi, Asa menghampiri Bunda Ikael untuk membuatkan Ikael bubur. Ia juga membawa air putih untuk sahabatnya itu.

"Ihh 38,6° El. Panas banget."

Asa membantu Ikael untuk duduk, ia memberikan gelas yang berisi air putih itu kepada Ikael. "Habisin."

Ikael menggeleng. "Pait."

"Eh eh katanya mau jadi dokter? Hayo abisin, harus banyak minum air putih," ujar Xéycasa membuat Ikael kembali meneguk minumannya.

"Lu sekolah aja." Xéycasa melirik kearah jam tangannya, sudah pukul 7 kurang. Itu artinya hanya ada waktu 15 menit lagi bel masuk sekolah berbunyi.

"Nanti pulang sekolah aku beliin roti sama susu beruang, ya. Kamu tidur dulu aja, Bundamu lagi bikin bubur." Ikael menganggukkan kepalanya.

"Habisin buburnya, awas aja kalau aku dengar dari Bunda kalau buburnya nggak abis, aku ngambek seminggu!"

Ikael menganggukkan kepalanya kembali. Lalu, ia memejamkan matanya kala Asa sudah keluar dari kamarnya.

"El!" Ikael membuka matanya, ia menatap Asa heran yang muncul kembali di samping pintu kamarnya. "Hm?"

"Minum obatnya jangan lupa! Nanti siang kamu harus pap kalau kamu lagi makan sama minum obat. Oh, iya, di cek lagi juga suhunya terus foto juga ke aku, oke?"

Ikael menghembuskan napasnya sabar. Sahabatnya itu sangatlah cerewet, tapi ia merasa senang karena Asa sangat perhatian padanya.

ENDING CHOICEWhere stories live. Discover now