☆★☆ : Jalan-jalan

109 20 335
                                    

☆★☆

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

☆★☆

Asa menatap ring bola basketnya penuh harap. Ini sudah menit ke 3 dan ia sudah mencetak 4 bola basket ke dalam ring. Tentunya dalam waktu segitu, ada beberapa kali Asa gagal dalam memasukkan bola basketnya. Masih ada waktu 2 menit, kata Pak Luthfi jika waktunya masih lama bisa memasukkan kembali bola basketnya dan itu akan menjadi nilai plus untuk rapotnya.

Asa menarik napasnya dalam-dalam, ia mulai melemparkan bola basketnya ke dalam ring. Dan...,

PRIT!!

"Waktu habis. Xéycasa berhasil mencetak 5 bola dalam waktu 5 menit."

Asa bersorak senang. Ia melompat-lompat kegirangan. "BAPAK NILAI SAYA LULUS DONG?"

Pak Luthfi menganggukkan kepalanya. "Kali ini usaha kamu nggak sia-sia, Asa. Bapak ucapkan selamat kali ini kamu lolos dalam praktek olahraga."

"MAMAAA ASA SENENG BANGETTT!" Asa berlari kearah teman-temannya. Ia mengguncang-guncang lengan Naysilla, gadis itu benar-benar senang!

"Nay, liatkan tadi gua?"

"Iya, Xéy. Lo keren banget!"

Shera tertawa melihat kelakuan temannya itu. Begitulah Xéycasa, sekalinya senang, ia akan seheboh itu.

"Kuy lah ke kantin."

"Gua mau ganti baju dulu aja dah, gerah banget."

"Malah kalau pake seragam lebih gerah, Xéy."

"Gua bawa kaos," ujarnya seraya memamerkannya deretan giginya. "Kalian duluan aja, gua mau ke kelas Raja dulu, hehe."

"ADUH YANG MAKIN KE SINI MAKIN DEKET."

"YANG UDAH ADA TANDA-TANDA MAH BEDA, YA, SIL."

Xéycasa memukul pundak Naysilla dan Shera bergantian. Wajahnya sudah memerah.

"Dahlah. Panas pipi gua kalau di gituin mulu. Padahal nggak ada hubungan apa-apa."

"Jangan jungkir balik dulu, ya, Xéy." Xéycasa menganggukkan kepalanya. "Sans, gua orangnya kebal."

Xéycasa melangkah pergi ke kelas Raja seraya bersenandung ria.

"Bila kau jatuh cinta. Katakanlah. Jangan buat sia-sia."

"Bila kau jatuh cinta. Katakanlah. Jangan buat sia-sia."

"Bila kau jatuh cinta. Katakanlah. Jangan buat sia-sia."

Xéycasa tersenyum ramah kearah pria itu. Terlihat di antara teman-temannya Raja, pria itu sedang memainkan gitarnya, mengingat jadwal pelajaran pria itu adalah seni budaya.

"Kiw kiw di samperin ayang," celetuk Albian yang langsung di sahuti siulan oleh Bryan. Mereka menatap Xéycasa seraya tersenyum menggoda.

"Nggak usah mulai," ujar Raja kepada kedua temannya itu.

ENDING CHOICEWhere stories live. Discover now