☆★☆ : Cerita Ikael

80 21 279
                                    

☆★☆

¡Ay! Esta imagen no sigue nuestras pautas de contenido. Para continuar la publicación, intente quitarla o subir otra.

☆★☆


Asa menyodorkan handuk kepada Ikael yang baru saja mengelap motornya yang basah. Asa duduk seraya menyimpan teh hangat keatas meja. Senyumnya masih tercetak jelas, ia sangat bahagia.

"Sana gih ganti baju." Ikael menganggukkan kepalanya, lalu pria itu melangkah menuju rumahnya.

Asa mengambil ponselnya dan menyalakannya. Terdapat pesan yang menarik perhatian gadis itu. Asa membacanya dan menjerit keras.

"Kenapa, Sa?" tanya Ikael yang baru saja sampai di depan pintu rumah, langsung berbalik badan karena mendengar jeritan sahabatnya itu.

Asa membanting ponselnya, ia menggigit bibir bawahnya. "NGGAK, NGGAK PAPA, KOK."

"Udah sana kamu balik, El." Ikael menghembuskan napasnya pelan, lalu kembali melangkah kearah rumahnya.

Asa masuk ke dalam rumah dan menyimpan teh nya itu, lalu ia membaringkan tubuhnya keatas sofa dan menyembunyikan wajahnya dengan bantal. Ia baru saja salting.

Asa kembali mengambil ponselnya. Dengan tangan gemetar, ia membalas pesan dari pria itu.

Xéycasa
Ahaha bisa aja

Raja
Tapi serius tadi lo lucu banget

Asa menarik napasnya dalam-dalam. Ia menatap langit atap rumahnya. Pertanyaan-pertanyaan mulai muncul dalam otaknya. Salah satunya, apakah Raja menyukainya?

Asa menggeleng keras. "Dia bilang lucu karena gua emang lucu kali, ahhh kegeeran banget sih lo Xéycasa!!" Asa mengacak-acak rambutnya, pikirannya masih terpenuhi oleh pria itu.

Gadis itu menoleh kearah pintu luar. Ia berdiri, berniat pergi ke rumah Ikael. Saat masuk ke dalam, ternyata pintu kamar Ikael masih di tutup. Apakah sahabatnya itu masih belum selesai juga?

"El udah?"

"Masuk aja."

Asa menatap Ikael yang sedang berdiri, matanya fokus menatap foto-foto yang terpampang di dinding kamarnya. Ikael menatap Asa, pria itu tersenyum tipis. "Teh buat gue mana?"

"Hehe di rumah. Tadi aku bawa ke dalam lagi." Ikael membulatkan bibirnya.

"Gue lagi kangenin orang, nggak ada yang salah, kan?"

Asa terdiam. Ia mengerti kearah mana pertanyaan pria itu. "Boleh, nggak ada yang nggak boleh, Kael."

"Gue pengen cerita, lu mau dengerin, nggak?"

Asa mengangguk antusias. Ini adalah momen yang sangat langka, biasanya pria itu tidak mau cerita apa-apa, terakhir kali Ikael cerita waktu pertama kali mereka bertemu dan itu pun perihal papanya.

ENDING CHOICEDonde viven las historias. Descúbrelo ahora