"Keysha jangan lama-lama kamu!" ujar Bu Ambar dari depan pintu luar toilet.

Rissa tersenyum miring, senyuman penuh kepuasan. Sudah lama Rissa menunggu hari ini terjadi. Menunggu kehancuran Keysha, dan sekarang kehancuran adik tirinya itu sudah ada didepan matanya. Tidak sia-sia Rissa melakukan semuanya.

"Keysha buruan!" seru Rissa mengetuk pintu toilet. Tidak sabar? Tentu saja.

Di dalam toilet, Keyha berusaha mengatur nafasnya yang sesak. Tangannya kian bergetar gelisah bercampur ketakutan yang teramat sangat bahkan sekarang seluruh tubuhnya melemah. Sebelum keluar Keysha menghapus air matanya, tanganya menggenggam erat benda sialan itu. Keysha pasrah, sekarang mungkin ia bukan hanya keluar dari toilet ini tapi mungkin juga Keysha akan di keluarkan dari sekolah?

Pintu toilet terbuka, semua orang yang ada disana segera mendekati Keysha. Sudah ada Chika dan Alika disana. Kedua gadis itu berdiri disamping Keysha. Tanpa bertanya lagi kenapa, Chika dan Alika sudah bisa menebak apa yang terjadi. Terlihat dari wajah Keysha yang gelisah juga Bu Ambar, Bu Rati petugas medis dan Rissa yang tengah tersenyum miring menatap Keysha.

Rissa merebut secara kasar benda yang ditangan Keysha.

"2 garis merah.. lo beneran hamil Keysha?! Gue nggak nyangka Keysha.." Rissa menutup mulutnya dengan satu tangan menatap Keysha seakan tak percaya.

plak

"Bu..." pekik Alika ketika Bu Ambar menampar pipi Keysha dengan kuat.

"Saya tidak menyangka kamu seperti ini Kesyha. Kamu bukan hanya memalukan diri kamu sendiri, tapi juga memalukan nama baik sekolah." ujar Bu Ambar emosi bercampur rasa kecewanya terhadap Keysha. Selama ini, Bu Ambar mengenal Keysha sebagai salah satu siswi didikan nya baik.

Keysha yang lagi-lagi merasakan perih di pipi nya hanya mampu menunduk dalam, menyembunyikan cairan bening yang mulai menetes membasahai kedua pipinya. Rasa sakit yang ia terima saat ini tidak ada apa-apanya dengan rasa sakit di hatinya yang sudah terlalu dalam. Menyesal? Sangat. Keysha marah, benci dan juga menyesal--Gavin adalah penyesalan terbesar dalam hidupnya.

"Kamu dikeluarkan dari sekolah ini." ucap Bu Ambar tegas. Sontak Keysha mengangkat wajanya yang sudah penuh air mata.

"Bu saya mohon.. jangan keluarin saya dari sekolah." Keysha memohon seraya menggeleng kecil.

"Lo pikir sekolah nggak bakal nanggung malu kalo lo masih berani sekolah? Yang jelas-jelas lo bawa aib besar buat sekolah ini. Ini bukan masalah kecil, Key. Lo hamil dan masalahnya lo hamil diluar nikah disaat status lo masih seorang pelajar sekaligus siswi di SMA Taruna Nusantara." imbuh Rissa panjang lebar semakin menyudutkan Keysha dihadapan semua orang.

"Kak Rissa cukup! Sebenarnya apa mau kakak? Kenapa kakak dateng disaat aku dalam masalah seperti ini?" sergah Keysha menatap Rissa dengan penuh tanya. Kemarin-kemarin saja Rissa tidak pernah terlihat, tapi kenapa disaat Keysha menghadapi masalahnya, Rissa justru jadi orang yang membuat semuanya makin berat buat Keysha.

Rissa memasang wajah sedihnya mendengar penuturan Keysha barusan. Gadis itu mendekati lalu memeluk Keysha layaknya kakak dan adik yang begitu akur.

"Gue peduli sama lo, dek." bisik Rissa disamping telinga Keysha, "Saking pedulinya, gue udah lama nunggu hal ini terjadi. Dan liat? Sesuai harapan gue... Lo hancur Keysha." lanjutnya seraya mengulas senyum penuh kepuasan.

Garis Takdir [END]Where stories live. Discover now