little strong

2.3K 221 23
                                    

#enjoy the story#
*hayuk ramaikan*

        Di tengah jam istirahatnya ini, Liam begitu disibukkan dengan salah satu pasien yang tiba-tiba saja datang dengan keadaan yang cukup serius, tangan itu terus saja memompa alat pernafasan yang sering disebut disposable resuscitator  sambil berlari mengikuti kecepatan brankar menuju ruang ICU.

"sayang bisa denger abang? ,jangan tutup mata ya"
Kata tenang itu terus keluar dari mulut Liam meskipun dirinya sangat panik mengingat pasien di depannya ini adalah sang adik.

   Nafas yang memburu putus-putus, peluh keringat membasahi wajahnya,pandangannya nampak sayu, ditambah bajunya yang dinodai dengan darah sungguh pemandangan yang mengiris hati Liam, sebisa mungkin ia kendalikan diri agar bisa menyelamatkan adiknya, meskipun berdiri saja rasanya tidak mampu.

"Dokter Liam, sebaiknya anda menenangkan diri saja dulu, biar dokter Dira yang menangani pasien"
Liam menurut saja, karena jujur tangannya benar-benar gemetar saat ini, dan dia sadar adiknya sedang dalam keadaan yang serius.

   Liam keluar dengan pandangan kosong, belum pernah dia melihat adiknya sekacau ini, apakah dia gagal?

"bang Liam!Atta gimana? Dia udah baik baik aja!? "
Liam hanya diam.. Dia juga tidak tau,tapi semoga saja adiknya itu baik-baik saja.

"bang... Erza takut.. "

"Atta kuat. "

       Liam,Erza,dan Rendi sudah menunggu dokter Dira menangani Atta kira-kira 30 menitan, namun dokter Dira tak kunjung menampakkan diri,dari arah koridor rumah sakit,terdengar langkah kaki terburu yang begitu menggema, sepertinya itu..

"Adek gue kenapa bang!? "
Piter, 15 menit yang lalu Rendi menghubungi Piter yang sedang bersantai di rumah, agak kesal saat dia tidak kunjung mendapat jawaban, jantungnya tadi hampir copot saat Rendi mengabarkan bahwa Atta masuk rumah sakit,tapi belum sempat Piter bertanya kembali, dokter Dira sudah keluar dari ruang ICU yang di dalamnya ada Atta.

"bang gimana adek gue?! "

"hah... Sesak nafasnya sudah berhenti sekarang, tapi mungkin kedepannya akan sangat sering muncul, Atta butuh dipantau 24 jam untuk saat ini, karena keadaannya yang benar-benar cukup serius.. "

"Adek... "

"Atta bakal dipindahin ke ruang opname yang biasanya dia dirawat, dia sekarang lagi tidur, Liam..tugas kamu bantu saya memantau perkembangan Atta, kalau memang tidak ada perubahan, Atau terlalu sering sesak menyerangnya, saya sarankan untuk memasang Ventilator,tidak ada pilihan lain"
Semua orang tampak kacau, bahkan air mata Erza terus menetes tanpa henti, ini kesalahannya karena tidak menjaga adiknya dengan baik.

..............

      Sudah hampir satu jam Atta memejamkan matanya, tabung oksigen tak lupa terpasang epik di hidungnya, wajah pucatnya.. Nafas beratnya, semua tampak menyakitkan ketika dilihat.

"maaf ya bang Piter ga jagain Atta dengan baik... Pasti Sakit banget ya .... "

"lagi sakit aja tetep gemesin, kenapa sih? Kan abang jadi pengen uyel uyel"

"bang... Adek kesakitan...tapi dia bilang dia nggak papa..,, Erza jahat banget ya ga jagain dia baik-baik.. "
Liam melirik Erza yang mendadak seperti berubah orang.
"Za.... "
Rendi paham sama apa yang dirasakan Erza saat ini, sebenarnya ini juga salahnya karena nekat mengiyakan kemauan Atta yang agak diluar nalar.

"hey? Ini adek abang yang paling angkuh bukan sih? "
Piter yang tadinya duduk didekat Atta kini berjalan mendekati Erza yang sepertinya menyalahkan diri sendiri sama apa yang terjadi pada Atta,Erza masihlah adik kecilnya walau sekarang bukan bontot lagi, mereka harus saling menguatkan .

fierce brotherWhere stories live. Discover now