Alasan tetap bertahan?

2K 208 17
                                    

#Enjoy the story #

        Pagi-pagi sekali Avander bersaudara tengah disibukkan berbicara dengan sang papa, lebih tepatnya hanya Liam,Piter,dan Erza, kalo si bontot balik tidur lagi tadi habis sarapan, suka-suka Atta ajalah:).

"kenapa ni pagi-pagi udah ngerecokin papa? Biasanya di chat aja ngacangin ,, terus anak ayah kemana? "

"diem deh pa, ini kalo nggak menyangkut anak kesayangan papa juga ogah kita telpon yu"
Males banget Piter tu kalo berurusan sama ni bapak satu, ngeselin!

"hahaha iya-iya,kenapa nak? "

"huuh... Anak papa bikin ulah di sekolah "
Liam yang paling waras akhirnya membuka percakapan,orang disebrang sana dibuat mengernyit tidak paham.

"Adek ngapain bang? "

"ngikut futsal pa, mana nggak izin kita-kita, terus sempet kambuh juga beberapa kali"
Ayah Haris bukannya kaget tapi malah tersenyum teduh,sungguh banyak sekali perubahan yang terjadi beberapa bulan terakhir ini, anak-anaknya semakin terbuka dan semakin dekat dengannya,poin pentingnya adalah si bungsu yang berhasil meluluhkan hati keras tiga bujangnya.

"pa? "

"dih senyam-senyum ni om-om satu, ngeri amat om! "
Piter ikut buka suara saat melihat papanya malah senyan-senyum kek orang dongo.

Papa Haris mendongak, seperti melihat sesuatu?
"bun.. "
Itulah kata yang bisa mereka bertiga dengar, memanggil emaknya bocil?
Ah benar, Haris sedang memberi kode pada Hana untuk mendekat, ada sesuatu yang harus ia jelaskan pada tiga bujangnya, dan dia ingin Hana yang menjelaskan agar lebih dekat dengan anak-anaknya, Hana sendiri memang sudah lama menantikan moment ini.

"halo bujang ganteng "
Sapa Sana pada para bujangnya, senyum manis nan tulus itu ia suguhkan, meskipun tidak banyak interaksi, Sana tetaplah ibu mereka, Sana menyayangi mereka sama halnya dengan Atta,sama sekali tidak membedakan keempatnya.

Reaksi mereka? Hanya terdiam saja, masih belum terbiasa,,dulu mereka sering sekali melukai hati bunda Sana.. Apakah sekarang masih pantas untuk memangil dirinya bunda?

"..."

"bunda mau ngomong boleh?"
Suara lembut itu kembali menyapa saat ketiganya yang diam membeku ,Liam yang selaku lebih tua hanya mengangguk mengiyakan,senyum manis itu kembali hadir di wajah ayunya.

"tadi bunda denger adek bikin masalah ya di sekolah?"
Terlihat Ketiganya mengangguk di layar laptop.

"main futsal tanpa izin? "
Lagi lagi mereka menungguk.

"ih emang bandel banget ya adek"

"tapi... Abang-abang mau denger satu cerita ngga? "
Meskipun tidak ada jawaban, tapi Hana tau, ketika bujangnya itu tengah penasaran.

"ada satu pangeran kecil yang hari-harinya selalu berada di dalam kamar yang tenang dan sepi... Suatu hari dia punya keinginan, hanya sederhana saja.. Menggiring bola sampai masuk ke gawang dan mencetak satu poin, tapi karena terlalu bersemangat, pangeran itupun kelelahan, dia tertidur pulas.... Lamaa Sekali.... "
Hana tersenyum sendu sambil menceritakan kisahnya, ia masih ingat betul waktu pangeran kecilnya itu terlelap dalam rasa sakitnya hanya karena mencetak satu poin gol.

"Atta? "
Sana mengangguk pelan.

"mulai hari itu.. Pangeran kecil tau kalau hidupnya tidak seperti teman-teman lainnya.. Hari kehari senyumnya menghilang... Dia.. Kehilangan semangat hidupnya.. "
Sana menyeka air mata yang turun tanpa izinnya.

"tapi ada 3 kesatria baik hati yang mengembalikan semangat hidupnya.. Kalian.. Putra-putranya bunda yang datang disaat matahari terbit ditanggal pertama bulan januari.. Liburan kalian waktu itu benar-benar merubah Atta...dia senang karena mempunyai 3 kakak, dia bilang gini ke bunda..."bunda! Atta mau kenalan sama abang! Atta mau main sama mereka!,Atta mau hidup lebih lama biar bisa sama mereka terus! Atta bakalan rajin terapi! Atta mau sembuh! "...hati bunda sakit.. Sakit banget denger anak kecil yang polos dan lucu itu berbicara tentang panjang pendeknya umur.. "
Piter sedari tadi sudah meneteskan air matanya, sakit banget dengernya, dia merasa jahat banget pas dia benci sama Atta dan bunda.

fierce brotherKde žijí příběhy. Začni objevovat