He Is Psycho 18 : Nafelly Berbohong

Start from the beginning
                                    

Galaxy hanya mendelik dan meneruskan menelepon.

Melihatnya, Samuel tertawa mengejek.

"Nona Christina terserang demam," kata Alberto pada Samuel. "Tuan Wilkinson sedang menelepon dokter."

Samuel mengedipkan matanya berkali-kali. "Itu tidak mungkin. Dia baik-baik saja, sebelumnya."

Alberto meraih tangan Samuel dan mengarahkan telapak tangan Samuel ke atas kening Nafelly. Dan Samuel tersentak saat merasakan panas di tangannya. "Tubuhnya sangat panas."

Alberto menghela napas panjang. "Kau tidak bisa meremehkan serangan panik. Lain kali, daripada ke hotel, bawalah ke rumah sakit."

Samuel menelan ludahnya dengan susah payah dan mengernyitkan alisnya. "Aku mengerti," bisiknya, merasa bersalah karena dia menyentuh Nafelly dan hampir berhubungan sex dengan keadaan Nafelly yang demam.

"Baiklah, kalau begitu, mari berbicara di luar-"

"Alberto." Bisikan yang disertai isakan itu membuat semua orang menoleh dan mendapati Nafelly kembali menangis dalam tidurnya. "Alberto ...."

Tidak cukup menangis histeris layaknya anak kecil, kali ini Nafelly bahkan menangis dalam mimpinya. Alberto segera duduk kembali di tepi kasur dan menggenggam tangan Nafelly dengan erat. "Aku di sini," bisiknya pada Nafelly.

Tangisan Nafelly mereda. Namun tangannya malah menggenggam Alberto semakin erat. Alberto menghela napas panjang dan kembali menatap Samuel. "Kalau begitu, mari bicarakan di sini-"

"Apa kalian berpacaran?" tanya Galaxy, memotong ucapan Alberto. "Dia sangat menempel padamu dan kau bahkan menimpalinya."

Alberto mengernyitkan alisnya dengan heran. "Kenapa Anda berpikir begitu?"

"Baiklah. Jika bukan, apa kalian keluarga?"

Samuel mendelik saat mendengar ucapan Galaxy. "Kenapa itu menjadi urusanmu?!"

Galaxy mengangkat kedua bahunya dengan santai. "Hanya saja, Mom menganggap gadis itu sebagai menantunya. Akan sangat tidak lucu jika Alberto jadi orang ketiga di antara kalian."

"Apa?! Kenapa dia menjadi menantu Mom?!"

Alberto menghela napas panjang mendengar keributan itu. "Berhentilah berbicara dengan nada tinggi. Kalian akan membangunkan Nona Christina. Dan untuk menjawab pertanyaan Tuan Wilkinson, saya akan mengatakan bahwa kami tidak berpacaran dan Nona Christina bukan keluarga saya. Apa jelas?" tanyanya, dan Galaxy hanya tersenyum cerah sementara Samuel cemberut kesal.

Alberto mencoba melepaskan tangannya dari genggaman Nafelly, namun semakin ia mencoba melepaskannya, semakin Nafelly mempererat genggamannya.

Alberto menghela napas panjang. "Baiklah, kita berbicara di sini saja," katanya pada akhirnya. Dia menatap Galaxy yang masih berdiri di samping pintu. "Um ... Tuan Wilkinson, bisakah Anda keluar sebentar? Kami mungkin membicarakan sesuatu yang rahasia, sekarang."

Galaxy terdiam sejenak. Senyumnya kemudian melebar, namun kali ini terlihat bukan seperti senyum ramah biasanya. "Alberto, aku sudah menolongmu dan membawamu ke sini. Aku juga sudah menelepon dokter sesuai instruksimu. Dan sekarang, kau menyuruhku keluar dengan seenaknya. Bukannya kau terlalu keterlaluan? Aku merasa sangat rendah, di sini. Aku bukan pesuruhmu, jika kau lupa." Galaxy mengatakannya dengan senyum lebar, namun kata-katanya jelas menunjukkan sisi tajam dan gelap.

Samuel berdecak kesal mendengarnya. "Kalau begitu, jadilah pewaris! Dari sini, kita hanya akan membicarakan bisnis."

Galaxy menatap kakaknya, masih dengan senyum yang mengandung duri. "Kenapa kau membawa-bawa kasus itu, Kakakku tersayang? Sudah kubilang aku tidak ingin jadi pewaris. Kau saja yang jadi pewaris."

"Aku juga tidak tertarik menjadi pewaris, Adikku tersayang," balas Samuel, tersenyum dengan gigi yang bergemeletuk.

Galaxy kembali menatap Alberto. "Hey, Sekretaris. Jika kau tidak ingin aku mengatakan apa yang terjadi sebelumnya, jangan usir aku dan biarkan aku mendengarkannya."

"Apa?" Samuel yang mendengar ancaman Galaxy pun hanya dapat mengedip. "Memang, apa yang terjadi sebelumnya?"

Alberto sendiri hanya terdiam dan menatap Galaxy yang masih tersenyum lebar. Dengan Galaxy yang memanggilnya sekretaris, Alberto seolah disuruh untuk menyadarkan dirinya dan tidak bersikap kurang hormat lagi. Alberto memejamkan matanya sejenak dan menghela napas panjang. "Baiklah. Kalau begitu, bisakah kau berjanji untuk merahasiakan ini juga?"

Senyum cerah Galaxy kembali seperti semula. "Dengan senang hati!"

Alberto membuang napasnya dan menatap Samuel. "Tuan Sam, bisakah kau menceritakan kronologi kejadiannya? Kenapa Nafelly bisa terkena serangan panik?"

Samuel mengedipkan matanya berkali-kali saat Alberto memanggil Nafelly dengan sebutan aslinya, bukan Nona Christina. Dia kembali melirik Galaxy. "Hey, kau sungguh akan membiarkannya tahu?"

Alberto hanya menatap Samuel tanpa menjawab sepatah kata pun pertanyaannya. Dari sini, Samuel tahu jika Alberto sudah terlanjur mempercayai Galaxy dan berpikir bahwa tidak masalah untuk Galaxy tahu keadaan sekarang.

Samuel berdecak dan duduk di tepian kasur juga. Sementara Alberto berada dekat kepala Nafelly, Samuel berada di dekat kaki Nafelly yang tertidur. "Ini terjadi saat kita sedang menonton pertunjukan."

Alberto mendengarkan, begitu pun dengan Galaxy yang tidak berkomentar semenjak mendengar nama Nafelly disebutkan.

"Awalnya, semuanya biasa saja. Pengemis Kecil juga bersemangat seperti penonton lainnya. Lalu, suatu kejadian mungkin mengejutkannya dan membuatnya histeris."

"Kejadian mengejutkan?" ulang Alberto. "Spesifiknya, seperti apa?"

Samuel mengedikan bahunya dengan santai. "Semua orang terkejut di sana, begitu pun denganku. Hanya Nafelly saja yang menangis histeris. Mungkin, dia tidak suka melihat kekerasan."

"Kekerasan?"

"Ya, seseorang yang terlihat seperti seorang ayah, memukul anaknya yang mengacaukan pertunjukan."

Alberto tersentak dan mengedipkan matanya berkali-kali. Dia mengernyitkan alisnya. Dan saat menyadari sesuatu, Alberto menatap Nafelly dengan terkejut.

"Aku sempat berpikir bahwa kau pernah memukulinya dan membuatnya trauma," kata Samuel pada Alberto. "Bukannya aku berpikir negatif padamu. Hanya saja, dia terlalu berlebihan saat menyuruhmu datang."

Alberto menelan ludahnya dengan susah payah. Dia kembali menatap Samuel. "Bukan begitu cara kerja trauma seseorang. Jika aku membuatnya takut, dia akan menjauh."

"Lalu? Apa kau punya dugaan?"

Alberto menganggukkan kepalanya dengan perlahan. "Mungkin ... ayahnya ...."

"Ayahnya?"

Alberto menegapkan tubuhnya dan menghadap ke arah Samuel sepenuhnya. "Aku pernah menduga hal ini, namun ... apakah mungkin jika Nafelly mengalami KDRT?"

Samuel mengedipkan matanya berkali-kali dan menatap Alberto lurus-lurus. Sial, bagaimana bisa dia melupakan memar-memar di tubuh Nafelly?

Jika benar bahwa Nafelly terkena serangan panik karena kekerasan dalam rumah tangga, apa mungkin Nafelly sebenarnya memang memiliki ingatannya selama ini?

Apa selama ini Nafelly berbohong pada semua orang?

I Love My President Though He Is PsychoWhere stories live. Discover now