12 : Explanation

213 77 11
                                    

Soobin melempar senyum ke arah pelanggan sebelum akhirnya mengembuskan napas kasar. Pikirannya belum bisa beranjak dari Eunjae. Soobin khawatir gadis itu terluka, tapi sampai saat ini Soobin belum bisa menghubunginya.

"Kau pernah pergi ke sekolah Kak Eunjae kan musim panas kemarin? Kalau begitu kau cari saja Kak Eunjae di sana. Mungkin itu cara satu-satunya untuk bertemu Kak Eunjae."

Sooji benar. Tapi apa Eunjae mau menemui Soobin?

Setelah hari di mana Sooji bilang ia melihat Eunjae menangis, Soobin langsung menelepon dan mengirim banyak pesan pada Eunjae. Namun sampai saat ini Soobin tidak mendapat balasan. Seolah-olah ia telah melakukan sesuatu yang jahat pada gadis itu sampai-sampai ia membencinya.

Tunggu ... memangnya apa yang Soobin lakukan sampai Eunjae harus membencinya?

"Kau mau izin bekerja setengah hari?" tanya manager toko disambut anggukan kecil dari kepala Soobin.

"Aku kurang enak badan."

"Baiklah. Kuizinkan hari ini saja. Besok kau masuk shift pagi bersama Nara, jangan terlambat."

Soobin membungkuk tanpa suara. Setelah itu ia merapikan barangnya dan segera pergi ke sekolah Eunjae menggunakan bus.

Iya, dia izin untuk mendatangi Eunjae.

Butuh sekitar 20 menit untuk sampai di sekolah Eunjae. Karena saat ini masih jam pelajaran, sekolah itu terlihat sepi dari luar. Namun bagaimana lagi? Soobin harus menunggu Eunjae dan meminta penjelasan. Soobin tidak mau kalau permasalahan ini dibiarkan begitu saja sampai merusak fokus belajar dan bekerjanya.

--

"Kau belajar sampai larut malam lagi?"

Eunjae berdecih sebal melihat Hyunjin yang kini berjalan menyeimbanginya. "Bagaimana bisa belajar kalau aku menangis semalaman?"

"Kau menangis?" tanya Hyunjin tak mendapat jawaban dari Eunjae. Dengan cepat lelaki itu menahan tangan Eunjae dan membuatnya berhenti berjalan.

"Apa terjadi sesuatu? Kau baik-baik saja?"

Eunjae menggeleng pelan. "Aku seperti mau mati rasanya."

"Karena lelah belajar?"

"Karena Soobin."

Hyunjin merotasikan matanya malas. Kali ini lelaki itu menarik tangan Eunjae dan membawanya untuk duduk di bangku dekat lorong kelas.

"Dia lagi? Sudah kubilang jangan—"

"Sepertinya dia punya kekasih. Aku kemarin mendatangi rumahnya dan ... entahlah."

"Kau mendatangi rumahnya? Wah ... Shin Eunjae," ujar Hyunjin tak habis pikir. Bagaimanapun juga, sahabatnya ini adalah Shin Eunjae—seorang gadis yang sangat keras kepala dan nekat. Seharusnya Hyunjin sudah bisa membaca hal itu.

"Ya sudah, pokoknya ini hal yang baik. Kau boleh menangis semalaman, tapi mulai sekarang kau harus belajar melupakannya. Kau harus fokus, Shin Eunjae. Ingat, Australia. Oke?"

Eunjae menunduk dalam. "Iya, aku akan berusaha."

"Bagus. Kalau begitu ambil tasmu! Aku akan menunggumu di parkiran."

--

Shin Eunjae mengernyit begitu ia berjalan melewati gerbang sekolah. Kaki yang seharusnya melangkah ke parkiran, kini justru berbelok ke arah gerbang. Bagaimana tidak penasaran? Saat ini beberapa siswi sibuk berbisik dan berkumpul di depan sekolah.

Meet Me in The Library | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang