3 : The Most Wanted

1K 248 50
                                    

"Soobin-ah? Kau baik-baik saja?"

Eunjae mengangkat kedua alisnya bingung ketika melihat Soobin yang sedari tadi mencoba mengerjakan soal matematika di buku Eunjae.

Sesuai janji yang Eunjae putuskan secara sepihak, keduanya benar-benar bertemu di perpustakaan hari ini. Dan itu tentu saja membuat Eunjae terkejut. Pasalnya Soobin tidak merespon apapun saat Eunjae memintanya untuk datang, dan sesuai informasi dari penjaga gerbang, Soobin itu tidak pernah datang ke perpustakaan saat akhir pekan. Namun buktinya, hari ini Soobin datang dan membuat Eunjae semakin tertarik kepadanya.

"Choi Soobin, kau sudah mencoba soal nomor satu itu selama sepuluh menit. Kalau tidak bisa, kau coba soal yang lain saja," saran Eunjae disambut geleangan pelan dari kepala Soobin.

"Shin Eunjae, kau yakin ini soal matematika untuk kelas 3?"

"Harusnya sih... untuk kelas 3."

Setelah itu terjadi kesunyian lagi di antara keduanya. Soobin masih mencoba mengotret rumus dan mencari jawaban di kertasnya sementara Eunjae yang bingung harus berbuat apa kini hanya bisa diam sembari memperhatikan Soobin.

"Aku menyerah," kata Soobin pada akhirnya.

"Jadi kau tidak bisa matematika?"

Soobin menyandarkan tubuhnya pada bangku yang ia duduki. "Aku kan sudah bilang sejak awal kalau aku belum tentu menguasainya."

Eunjae mengulas senyumnya gemas setelah mendengar ucapan Soobin yang sedikit kesal namun tetap ia ucapkan dengan wajah yang datar.

"Well, aku sangat menghargaimu karena kau mau berusaha selama sepuluh menit. Dan itu yang membedakanmu denganku. Kalau aku, mungkin aku sudah menyerah sejak pertama kali aku membaca soalnya," ujar Eunjae tanpa mendapat respon dari Soobin.

"Terima kasih, Soobin."

"Shin Eunjae," sahut Soobin pelan membuat Eunjae kembali menoleh ke arahnya.

"Hm?"

"Kau tahu kan kalau zaman sekarang kalkulator sudah bisa digunakan untuk menghitung soal matematika yang sulit? "

"Ya? Ah... Iya sih, temanku juga selalu membawanya saat kelas."

Soobin mengangguk, "Kalau begitu pakai kalkulator saja. Mesin hitung kan diciptakan untuk mempermudah manusia. Jadi jangan menyulitkan dirimu sendiri."

Mendengar ucapan Soobin tadi, Eunjae kemudian tertawa pelan dan itu sukses membuat Soobin terheran-heran.

"Kenapa? Apa aku mengatakan hal yang salah?"

"Tidak. Hahaha. Justru karena kau benar, aku jadi merasa sedikit konyol. Aku bingung kenapa aku harus menghapal banyak rumus matematika."

"Karena tuntutan sekolah?"

"Benar."

"Lagi pula, memangnya kau akan menerapkan teori-teori sin cos tan di kehidupan sehari-harimu? Yang kau butuhkan itu hanya pertambahan, pengurangan, perkalian, dan pembagian untuk menghitung uang."

"... ya, kecuali kau mau masuk universitas dengan jurusan matematika terapan sih," lanjut Soobin membuat Eunjae berdecak tak percaya.

Bukan karena pendapatnya. Tapi karena Eunjae baru menyadari kalau lelaki berwajah datar itu banyak omong juga.

"Soobin-ah, aku kira kau tidak bisa berbicara panjang lebar seperti itu."

Soobin memalingkan wajahnya sembari memperbaiki posisi duduknya yang menurun. Setelah itu ia kembali memusatkan fokusnya pada buku matematika Eunjae yang ada di atas meja perpustakaan.

Meet Me in The Library | Choi SoobinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang